Kasus Covid 19 Meledak Kembali di DKI, Pengusaha: PSBB Diterapkan, Angka PHK Melonjak, Kita Takut

Pemberlakuan kebijakan PSBB. (Foto: Jawa Pos)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Angka penularan Covid-19 tengah menanjak naik pasca libur lebaran. Pengusaha berharap tidak ada lagi pembatasan ketat yang dilakukan oleh pemerintah, karena akan kembali menekan roda bisnis yang sudah mulai berjalan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, mengatakan pengusaha sudah cemas akan terjadi pencatatan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar sebelumnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Kita sudah takut, ini berat ngarahnya sudah ke PSBB lagi. Ini keselamatan nomor satu, tapi kita masih tunggu pemerintah memberi kewenangan. Sudah lampu merah ini,” kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Senin (14/6/2021).

Ia bilang tidak menutup kenaikan kasus harian ini akan mengulang kerugian yang dialami pelaku usaha tahun lalu, jika PSBB kembali diperketat, dimana angka PHK akan kembali melonjak, hingga banyak usaha bisnis yang mengalami kesulitan arus keuangan, karena pembatasan dan lesunya bisnis.

“Ini dari pengusaha kita sudah lakukan protokol kesehatan, ini kembali lagi ke masyarakat. Memang sudah jalan kan prokes saja masih ada masyarakat yang kena. Khususnya ini masyarakat yang tinggal di kawasan pemukiman padat harus semakin disiplin. Mungkin ada yang percaya dia punya imun tinggi tapi kan dia bisa jadi pembawa virus,” jelas Hariyadi.

“Ini serius, dan harus siap-siap lagi kalau PSBB,” jelasnya.

Hariyadi menjelaskan dalam kondisi perusahaan saat ini masih tertekan akibat adanya pandemi. Arus keuangan perusahaan belum seimbang, terutama dalam kemampuan membayar dengan pinjaman yang membengkak. Melihat pendapatan perusahaan saat ini masih minim.

“Untuk pemulihan (perusahaan) ini cost akan besar terutama untuk kemampuan membayar pinjaman yang membengkak,” jelasnya.

Dari data Satgas Covid – 19, usai libur lebaran kasus Covid – 19 mengalami lonjakan di berbagai daerah, dalam tiga minggu terakhir mencapai 53,4%. Salah satu daerah yang mencatatkan peningkatan kasus tertinggi yakni DKI Jakarta dengan penambahan lebih dari 2.000 kasus atau 2.091 pada 10 Juni 2021 lalu.

Setelah 10 Juni, penambahan kasus di Jakarta selalu di atas 2.000 kasus, hanya dalam 4 hari penambahan kasus di DKI Jakarta mencapai 9.608 kasus.

Jumlah kasus baru di DKI Jakarta per Minggu (13/6/2021), bertambah 2.769 kasus. Sedangkan secara menyeluruh menyentuh 9.868 kasus baru. Provinsi dengan capaian kasus tertinggi setelah DKI Jakarta disusul Jawa Tengah dengan total kasus 2.579, dan Jawa Barat dengan total 1.242 kasus.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak semua pihak di ibu kota untuk mewaspadai lonjakan kasus Covid-19. Ajakan itu disampaikan Anies dalam keterangan pers usai apel patroli skala besar gabungan di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (13/6/2021) malam.

“Jadi ini adalah peringatan kepada kita semua, peringatan kepada semua, mari kita berjaga, mari kita kembali lebih disiplin,” ujarnya.

Khusus untuk perkantoran dan restoran, Anies menegaskan evaluasi akan dilakukan.

“Bila kegiatan sudah lebih dari 50% pekerja, kembalikan ke 50%. Kami akan melakukan pemeriksaan secara random terus menerus. Kembalikan ke 50%. Ambil sikap tanggung jawab,” kata Anies. (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *