Profil Gus Baha Ulama Kharismatik Kesayangan Mbah Moen

Profil Gus Baha Ulama Kharismatik Kesayangan Mbah Moen
Gus Baha. Foto/dok ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan sapaan Gus Baha merupakan salah satu ulama kharismatik yang digadrungi masyarakat Indonesia saat ini.

Siapa yang tak tahu, Gus Baha merupakan santri kesayangan almarhum ulama kharismatik, Syaikhina KH Maemoen Zubair atau Mbah Moen Almarhum.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saking banyaknya penggemar, profil dan biodata Gus Baha pun menjadi perburuan masyarakat yang ingin mengenal lebih lengkap sosok ulama ini.

Gus Baha menjadi idola masyarakat dengan ceramahnya yang santun, elegan, santai dan kadang penuh canda kini menjadi buruan para netizen terutama di YouTube.

Lalu siapakah sebenarnya Gus Baha, ulama ahli Al Quran yang kini selalu tranding di YouTube itu?

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang berasal dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah (Jateng).

Gus Baha dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang Al Quran.

Dilansir mantrasukabumi.com dari situs Ma’had Aly Jakarta dalam artikel berjudul Gus Baha’; Ahli Tafsir Didikan Ulama Nusantara.

Mengenal lebih dekat Gus Baha’, ahli tafsir asli didikan ulama nusantara. Salah satu santri Mbah Maimoen Zubair Sarang yang ahli tafsir, dewan ahli tafsir nasional yang berlatar belakang non formal, dan ahli tafsir yang mondoknya hanya di nusantara. Dengan membaca profil beliau, mari kita bangga jadi santri.

Pada sebuah kesempatan Prof. Quraisy Syihab berkata, “Sulit ditemukan orang yang sangat memahami dan hafal detail-detail al-Qur’an hingga detail-detail fikih yang tersirat dalam ayat-ayat al-Qur’an seperti Pak Baha’.”

KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih akrab dipanggil Gus Baha’ adalah putra seorang ulama’ ahli Qur’an, KH. Nursalim Al-Hafizh dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah, sebuah desa di pesisir utara pulau Jawa.

Nursalim adalah murid dari KH. Arwani Al-Hafizh Kudus dan KH. Abdullah Salam Al-Hafizh Pati. Dari silsilah keluarga ayah, dari buyut beliau hingga generasi ke-empat kini merupakan ulama’-ulama’ ahli Qur’an yang handal.

Sedangkan silsilah keluarga dari garis ibu, beliau merupakan silsilah keluarga besar ulama’ Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu yang pesareannya ada di area Masjid Jami’ Lasem, sekitar setengah jam perjalanan dari pusat Kota Rembang.

PENDIDIKAN

Gus Baha’ kecil mulai menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan al-Qur’an di bawah asuhan ayahnya sendiri.

Di usia yang masih sangat belia, beliau telah mengkhatamkan al-Qur’an beserta qira’ah dengan lisensi yang ketat dari ayahnya.

Memang, karakteristik bacaan dari murid-murid Mbah Arwani menerapkan keketatan dalam tajwid dan makharijul huruf.

Menginjak usia remaja, Kiai Nursalim menitipkan Gus Baha’ untuk mondok dan berkhidmat kepada Syaikhina KH. Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, sekitar 10 km arah timur Narukan.

Di Al-Anwar inilah beliau terlihat sangat menonjol dalam ilmu syari’at seperti fikih, hadits dan tafsir.

Hal ini terbukti dari beberapa amanat prestisius keilmiahan yang diemban oleh beliau selama mondok di Al Anwar, seperti Rais Fathul Mu’in dan Ketua Ma’arif di jajaran kepengurusan PP. Al Anwar. Saat mondok di sana pula beliau mengkhatamkan hafalan Shahih Muslim lengkap dengan matan, rawi dan sanadnya.

Selain Shahih Muslim beliau juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Mu’in dan kitab-kitab gramatika Arab seperti ‘Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik.

Menurut sebuah riwayat, dari sekian banyak hafalan, beliau lah santri pertama Al Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di eranya.

Bahkan tiap-tiap musyawarah yang akan beliau ikuti akan serta merta ditolak oleh kawan-kawannya, sebab dianggap tidak berada pada level santri pada umumnya karena kedalaman ilmu, keluasan wawasan dan banyaknya hafalan beliau.

Selain menonjol dengan keilmuannya, beliau juga sosok santri yang dekat dengan kiainya. Dalam berbagai kesempatan, beliau sering mendampingi gurunya Syaikhina Maimoen Zubair untuk berbagai keperluan.

Mulai dari sekadar berbincang santai, hingga urusan mencari ta’bir, menerima tamu-tamu ulama’-ulama’ besar yang berkunjung ke Al Anwar, dan dijuluki sebagai santri kesayangan Syaikhina Maimoen Zubair.

Pada suatu ketika beliau dipanggil untuk mencarikan ta’bir tentang suatu persoalan oleh Syaikhina, karena saking cepatnya ta’bir itu ditemukan tanpa membuka dahulu referensi kitab yang dimaksud, hingga Syaikhina pun terharu dan ngendikan “Iyo Ha’, koe pancen cerdas tenan.” (Iya Ha’, kamu memang benar-benar cerdas).

Selain itu Gus Baha’ juga kerap dijadikan contoh teladan oleh Syaikhina saat memberikan mawa’idzah di berbagai kesempatan tentang profil santri ideal. “Santri tenan iku yo koyo Baha’ iku,” (Santri yang sebenarnya itu ya seperti Baha’ itu) kurang lebih seperti itulah ngendikan Syaikhina yang riwayatnya sampai ke penulis.

Dalam riwayat pendidikan, semenjak kecil hingga beliau mengasuh pesantren warisan ayahnya sekarang, beliau hanya mengenyam pendidikan dari 2 pesantren, yakni pesantren ayahnya sendiri di desa Narukan dan PP. Al Anwar Karangmangu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *