Bagaimana Salat Bisa jadi Penolong?

Bagaimana Salat Bisa jadi Penolong?
Bagaimana Salat Bisa jadi Penolong?. Foto/dok ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005)

Hajinews.id – Saya tahu bahwa dalam pikiran para saintis, mustahil salat itu dapat menolong manusia, apalagi misalnya dalam urusan menghadapi berbagai varian virus SAR-COV2 yang saat ini menjadi pandemi. Sebab itu sebelum melanjutkan catatan ini, perlu kami ingatkan bahwa ayat-ayat Al-Quran itu hanya dapat menjadi petunjuk bagi mereka yang taqwa (QS. Al-Baqarah ayat 2). Dengan demikian, jika anda tidak memiliki kesadaran Ilahiah (taqwa), lebih baik jangan habiskan waktu membaca kelanjutan catatan ini. Namun, jika anda sedikit mau membuka diri atas sesuatu yang mungkin belum masuk dalam nalar positif anda saat ini, silahkan lanjutkan membacanya, dan mulailah dengan Bismillahirrahmanirrahim.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam surah Al-Baqarah ayat 153 berikut ini, Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (153)

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong kalian, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah (2): 153).

Kembali kepada pertanyaan yang kami jadikan catatan diatas, “bagaimana salat dapat menjadi penolong”? Perlu dipertegas disini bahwa frase “salat sebagai penolong” dalam ayat ini berlaku secara umum, tidak terbatas hanya dalam arti psikhis tapi juga dalam arti pisik, bukan cuma dalam arti penyakit zahir maupun batin, tapi juga arti berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi. Ampuh sekali, yaa ampuh sekali. Masalahnya bagaimana bisa se-ampuh itu ?

Al-Fatihah sebagai Kunci Pembuka

Bersabda Nabi Muhammad SAW, bahwa tidak ada salat bagi mereka yang tidak membaca Al-Fatihah (HR. BUkhari), pada kesempatan lain beliau bersabda; “tidak ada salat bagi mereka yang tidak membaca Umm al-Quran”. Terdapat banyak nama yang diberikan terhadap Al-Fatihah. Diantaranya ada empat nama yang dikenal luas karena diucapkan sendiri atau dikenalkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW., yakni Al-Fatihah, Ummul Kitab, atau Ummul Quran dan as-Sab’ul-Matsani. Abu al-Hasan Al-Harari (w.698 H) dalam bukunya ” Miftah al-Bab al-Muqafal Li Fahm al-Quran al-Munazzal sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah ketika menafsirkan nama surah al-fatihah antara lain menulis bahwa al-fatihah adalah induk Alquran, karena ayat-ayat Alquran seluruhnya terinci melalui kesimpulan yang ditemukan pada ayat-ayat al-fatihah. Tiga ayat pertama surah Al-Fatihah mencakup makna-makna yang dikandung oleh Al-asma al-Husna (Nama-nama Allah yang indah). Semua rincian yang terdapat dalam Al-Quran menyangkut Allah bersumber dari ketiga ayat pertama itu. Ketiga ayat terakhir dari firman-Nya: ihdinash shirathal mustaqim mencakup segala yang meliputi urusan makhluk dalam mencapai Allah dan menoleh untuk meraih rahmat-Nya, serta mengesampingkan selain-Nya. Semua rincian yang terdapat dalam Alquran bermuara pada ketiga ayat itu. Sedang segala sesuatu yang menjadi penghubung antara makhluk dengan Khaliq, terperinci dalam firman-Nya ” Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. Demikianlah kutipan Ibrahim bin Umar al-Biqai, atas apa yang dikemukakan oleh Abu al-Hasan al-Harari, yang kami kutip dari tafsir al-misbah, karangan Quraish Shihab.

Lebih lanjut Quraish Shihab mengutip Al-Biqai, pengarang tafsir “Nazam ad-Durar” menjelaskan mengapa “Basmalah” yang membuka al-fatihah dan mengapa al-fatihah yang membuka Mushaf Al-Quran. Kedudukan “Basmalah” terhadap Al-Fatihah, sama dengan kedudukan Al-Fatihah terhadap Alquran. Dalam konteks ini, al-Biqa’i merinci dengan memberi contoh ayat ” Al-Hamdulillah” yang dibaca setelah “Basmalah” seperti pada surah al-fatihah. Keempat surah dimaksud adalah: pertama; surah al-An’am (6): 1 dimulai dengan firman-Nya; “Segala puji Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang”. Kedua; Surah Al-Kahfi (18) ayat 1; yang dimulai dengan: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab dan tidak membuat kebengkokan (kekurangan) didalamnya”. Ketiga: Surah Saba (34) ayat 1, yang dimulai dengan: “segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan bagi-Nya pula pujian diakhirat. Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”. Dan yang keempat: Surah Fathir (35) ayat 1, yang dimulai: “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat-malaikat (sebagai) utusan-utusan yang mengurus berbagai macam urusan (di dunia dan di akhirat).

Al-Biqai juga menyampaikan bahwa nama setiap surah dalam Alquran mengandung tema pokok yang menjadi bahasan dalam surah itu. Dalam menjelaskan nama surah al-fatihah Al-Biqa’i mengemukakan: “Al-fatihah nama-namanya antara lain adalah: ummu al-kitab, (Induk Kitab) al-asas, (asas segala sesuatu) asy-syafiyah (penyembuhan), al-Kafiyah (yang mencukupi), al-waqiyah (yang melindungi), Ar-Ruqyah (mantera), al-hamd (pujian), asy-syukr (syukur), ad-du’a (doa), dan as-salat. Kesemua nama itu, menurut al-Biqa’i mengandung sesuatu yang tersembunyi yang dapat mencukupi segala kebutuhan. Segala sesuatu yang tidak dibuka dengannya tidak memiliki nilai, karena dia adalah pembuka segala kebaikan, asas segala yang ma’ruf.

Dari nama-nama yang dimiliki oleh Al-Fatihah sebagaimana diinformasikan oleh para ulama terdahulu dengan kedalaman ilmunya, (karunia Allah swt kepada mereka), terdapat beberapa nama Al-Fatihah yang memiliki makna sebagai “penolong”. Yakni, asy-syifaiah (penyembuh), ar-ruqyah dan ad-du’a). Bahkan salah satu nama dari surah ini adalah ash-salat karena salat tanpa membaca surah ini batal. Dengan kata lain, dalam surah al-fatihah inilah terkandung makna dan keutamaan dari salat itu. Sehingga jika kita mau memahami makna ayat yang kita kemukakan diatas pada surah al-Baqarah tentang perintah mengambil salat sebagai penolong, maka tiada lain yang pertama dan utama yang mesti dipahami adalah surah al-fatihah itu sendiri.

Dengan memperoleh pemahaman yang benar mengenai kandungan surah al-fatihah ini, berarti telah terbuka pintu pembuka alquran, untuk selanjutnya membawa seorang hamba memasuki “al-Kitab” untuk memperoleh manfaat mulai dari menjadikannya sebagai asas, lalu menjadi obat, menjadi mantera, doa, dan dzikr. Yang pada akhirnya akan membawa kedekatan seorang hamba kepada Allah, dan pada saat itulah, salatnya akan menjadi penolong baginya. Dan karena proses ini tidak mudah, maka ayat 153 surah al-baqarah diatas menggandengkannya dengan kata sabar, yang didalamnya termaktub makna kesungguhan (jihad) kedisiplinan dan ketekunan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Insya Allah, dengan rahmat dan karunia-Nya, seseorang yang mengamalkan surah al-fatihah ini, akan terhindar dari segala gangguan penyakit, dan kalaupun ia lengah dan terjangkit penyakit, al-fatihah ini akan jadi obat dan mantera bagi kesembuhannya, tentu dengan se-izin Allah swt. Mengenai makna-makna batin dari surah al-fatihah ini, silahkan baca tafsir surah al-fatihah karangan Syeikh Akbar Ibn Arabi.

Alhamdulillahi rabbil alaamiin.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *