Jakarta, Hajinews.id – Kasus COVID-19 di Indonesia kian meroket. Rumah sakit rujukan di sejumlah daerah kehabisan tempat tidur, ICU penuh, pasien-pasien Covid-19 terlantar, yang terbaru ketersediaan oksigen di sejumlah rumah sakit juga kian menipis. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah masyarakat Indonesia sudah banyak yang divaksinasi? Bagaimana sebenarnya efektivitas dari vaksin dalam mencegah Corona?
Lonjakan kasus aktif Covid-19 di sejumlah negara yang menggunakan vaksin buatan produsen asal cina, membesitkan tanda tanya bagaimana sebenarnya efektivitas vaksin Covid-19 Sinopharm dan Sinovac?
JP Morgan Chase & Co di Amerika Serikat merilis sebuah laporan negara-negara yang menggunakan vaksin buatan China justru grafiknya cendrung naik secara vertikal terlihat dari angka stastik. Laporan tersebut menunjukkan bahwa setelah Seychelles, Uruguay, Maladewa, Bahrain, Argentina, Chili, Uni Emirat Arab, Hongaria, dan Namibia divaksinasi dengan vaksin buatan China, jumlah kasus yang dikonfirmasi meninggi, bukannya menurun.
Bahkan, angka ini pun menuai respon dari Director of Medical Services Singapura, Kenneth Mak yang mempertanyakan keefektivan Sinovac.
“Ini bukan masalah yang terkait dengan Pfizer, tetapi justru masalah yang terkait dengan vaksin Sinovac,” ujar Mak dalam konferensi pers akhir pekan lalu, dikutip New York Times, Rabu (23/6/2021).
Sebagai perbandingan, negara-negara yang memakai vaksin Pfizer dan Moderna mengalami penurunan kasus aktif. Sebanyak 45% populasi Amerika Serikat (AS) sudah divaksin menggunakan Pfizer-BioNTech dan Moderna, dan kasus Covid-19 di AS sudah menurun hingga 94% dalam 6 bulan terakhir.
Kesenjangan seperti ini dapat menciptakan kondisi di mana tiga jenis negara muncul dari pandemi, yang pertama negara-negara kaya yang menggunakan sumber daya mereka untuk mengamankan suntikan Pfizer-BioNTech dan Moderna, negara-negara miskin yang jauh dari mengimunisasi mayoritas warganya, dan negara yang penduduknya tervaksinasi tapi belum terlindungi sepenuhnya.
NYT pun mencatat bahwa 90 negara yang menggunakan vaksin cina termasuk Indonesia, bisa tergolong ke dalam kelompok ketiga, berkutat dalam menetapkan lockdown atau tidak, menggunakan ujicoba, dan pembatasan-pembatasan kehidupan harian yang tidak pasti jangka waktunya. Bahkan, kondisi ini bisa membuat ekonomi negara-negara tersebut kembali tertahan. Terlebih lagi, angka penduduk yang tervaksinasi di negara-negara tersebut cukup tinggi.