Didik J Rachbini: Pandemi Membuka Peluang Green Economy

Didik J Rachbini/net
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – “Pandemi covid 19 harus dimanfaatkan untuk membuka ruang bagi Green Economy sebagai ekonomi alternatif di masa depan, bersama dengan kemajuan teknologi digital,” Demikian kata pakar ekonomi senior Didik J Rachbini pada Webinar “Siaga Satu Lingkungan Hidup Indonesia: Solusi Green Economy”, hari ini (26/06/2021) yang dilaksanakan Universitas Paramadina.

“Pandemi telah merubah banyak hal. Menjungkirbalikkan apa yang selama ini dianggap suatu kenormalan dan mungkin, dijungkibalikkan menjadi upnormal dan tidak bisa. Sehingga harus menjadi normal baru. Dari sudut ekonomi, di masa pandemi ini telah diperkirakan hanya digital ekonomi yang bisa dikembangkan,” lanjut Didik J Rachbini yang juga menjabat Rektor Universitas Paramadina.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurutnya, ketika lingkungan porak poranda dan ekonomi tidak mampu merubah dari sistem ekonomi yang eksploitatif terhadap Sumber Daya Alam (SDA), tidak sustain dan hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, juga menafikan efek eksternalitas negatif dari sistem ekonomi, maka sekaranglah saatnya untuk berubah.

“Pandemi yang telah menjadi problem besar mau tidak mau harus dikaitkan menuju green economy,” katanya lagi.
Ketika pandemi telah merusak seluruh tatanan ekonomi dimana transaksi ekonomi besar dan retail menjadi terhambat, maka ketika creative destruction cycle yang pada masa ekonomi normal terjadi karena adanya inovasi baru, pada masa pandemi justru destruction terjadi sebelum adanya inovasi baru. Sistem produksi lama menjadi hancur tetapi belum ada sistem pengganti yang baru. Dari apa yang terjadi kemudian, disadari bahwa sistem terbaik masa pandemi hanyalah dengan cara digital.

“Termasuk sistem belajar mengajar yang harus dengan cara digital. Untuk mendukung perubahan ke arah itu, peran pemerintah menjadi urgent. Apalagi pemerintah pasti mempunyai resources yang sangat besar,” Didik J Rachbini menambahkan.

“Contohnya pada level electricity yang meski sudah 97 % sampai di pelosok Indonesia, tetapi peran pemerintah dibutuhkan untuk mempermudah agar semua tiang listrik yang ada dapat dipasang fiber optic yang akan mempercepat tingkat pencapaian akses internet di desa-desa. Hal itu mendukung ekonomi digital yang merupakan ekonomi masa depan,” imbuhnya.

Dalam pandangan ekonom senior yang juga Pembina LP3ES tersebut, tatanan baru biasanya muncul ketika ada krisis. Pada saat inilah green economy bisa muncul sebagai sebuah format baru. Itu bisa dilakukan dengan tidak lagi menggunakan material produksi yang dapat merusak lingkungan semisal kertas, yang harus menuju paperless dengan dukungan ekonomi digital.

“Begitupula pengelolaan lingkungan yang dapat dicapai dengan collective action atau sinergi pelaku usaha, pemerintah dan stakeholder lain,” Kata Didik J Rachbini menutup presentasi. (*).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *