Pemindahan Ibu Kota Ditargetkan Selesai 2024, Ekonomi Diyakini Masih Berpusat di Jakarta

Pemindahan Ibu Kota Ditargetkan Selesai 2024, Ekonomi Diyakini Masih Berpusat di Jakarta
Pemindahan Ibu Kota Ditargetkan Selesai 2024, Ekonomi Diyakini Masih Berpusat di Jakarta. Foto/dok ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Ekonom Ahmad Faisal mengklaim, Jakarta masih akan menjadi pusat ekonomi meskipun Ibu Kota dipindahkan.

Menurut Ekonom tersebut, saat ini Jakarta yang masih menjadi Ibu Kota memegang perputaran ekonomi di Tanah Air dengan angka mencapai 50 persen.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ekonom yang juga Direktur eksekutif CORE Indonesia itu mengatakan, Jakarta sedang menikmati keistimewaannya sebagai Ibu Kota negara.

Pasalnya, menurut Ahmad Faisal, Jakarta saat ini menjadi pusat pemerintahan, sekaligus pusat ekonomi, bisnis dan jasa, termasuk pusat investasi.

“Sebagai pusat ekonomi bisnis dan wisata, tempat jutaan orang mengadu nasib mencari penghidupan yang layak,”

Pada Desember 2020, Lembaga Penjamin Simpanan memaparkan, bank umum di Provinsi DKI Jakarta lebih banyak memegang dana masyarakat dibading wilayah lain.

Dana masyarakat baik pribadi atau institus itu mencapai Rp6,157 triliun, atau 91 persen dari total simpanan masyarakat Indonesia sebesar Rp6,737 triliun.

Simpanan dana masyarakat di DKI Jakarta itu berasal dari 315.252.061 rekening milik warga yang identitasnya tercatat di Jakarta.

Jumlah tersebut meliputi 89 persen dari total rekening masyarakat Indonesia di bank umum yang sebanyak 350.324.950 rekening.

Sementara itu, seperti diketahui bahwa pemerintah memindahkan Ibu Kota ke Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kecamatan Sepaku tersebut telah dimulai di tahun ini, dan ditargetkan selesai pada 2024 mendatang.

Namun menurut Ekonom Ahmad Faisal, pemindahan Ibu Kota bisa memakan waktu setidaknya 10 tahun lebih lama.

“Meskipun sudah pindah, perlu diingat, yang pindah itu hanya fungsi pemerintahan, baik kantor maupun perangkat birokrasinya,” katanya.

Dirinya meyakini bahwa ekonomi, investasi, jasa hingga pariwisata akan tetap berpusat di Jakarta.

“Sepanjang tidak ada perubahan kebijakan mendasar, pusat ekonomi masih ada di Jakarta,” tutur Faisal.

Menurut Faisal, hal tersebut bisa terjadi jika pemerintah pusat tidak secara aktif mendorong ekonomi daerah tumbuh.

Dengan upaya-upaya tersebut, lanjut Faisal, diyakini kegiatan bisnis dan juga investasi tidak akan lagi berpusat di Jakarta, sehingga ekonomi daerah pun bertumbuh.

Sumber: mantrasukabumi

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *