Tsunami Covid-19 Indonesia, Kasus Kematian Dokter di Kudus Semakin Disorot Media Asing

Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.(the new york times)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Munculnya varian delta yang pertama ditemukan di India kemudian di negara-negara lainnya kini memunculkan berbagai kekhawatiran.

Bahkan, peristiwa yang terjadi di Indonesia disebut-sebut sebagai studi kasus varian tersebut kaitannya dengan kekhawatiran para ilmuwan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dilansir Intisari-Online dari hindustantimes.com (26/6/2021), dikatakan bahwa Indonesia tampaknya adalah studi kasus untuk negara di mana varian Delta mengkonfirmasi beberapa kekhawatiran.

Hal itu terkait adanya kematian dokter di Kudus akibat Covid-19 meski telah diberi vaksin Sinovac.

Meski di Indonesia sendiri kabar tersebut tak terendus, rupanya media luar negeri New York Times telah melaporkan peristiwa tersebut.

New York Times melaporkan bahwa para dokter dan petugas kesehatan yang menjadi garda terdepan di pusat penanganan penyakit Covid-19 di Indonesia sakit dan banyak yang meninggal setelah diberi vaksin Sinovac buatan China.

Dalam laporan yang dimuat pada Jumat tersebut, dikatakan Ikatan Dokter Indonesia menyatakan setidaknya 20 dokter telah meninggal sejak pandemi dimulai dan mereka telah divaksin lengkap dengan vaksin Sinovac.

Sementara status vaksinasi sebanyak 31 orang lainnya yang meninggal dalam lima bulan terakhir saat ini sedang dalam pendalaman.

Di antara para profesional kesehatan masyarakat yang meninggal setelah divaksinasi dengan Sinovac adalah Dr. Suhendro Sastrowiwoho.

Ia merupakan seorang petugas medis garis depan di kota Kudus di Jawa.

Meskipun dia telah menerima dosis ganda vaksin buatan China, dia meninggal hanya beberapa hari setelah dites positif Covid-19 pada 18 Juni, kata laporan NYT.

Kemudian, dua perawat dan ahli gizi, semuanya telah divaksinasi lengkap, juga meninggal bulan ini di kota yang sama.

Akibatnya, peristiwa tersebut dipandang sebagai studi kasus di mana varian Delta baru mengkonfirmasi beberapa kekhawatiran paling tidak wajar dari komunitas ilmiah.

Kekhawatiran yang dimaksud yaitu kemanjuran vaksin tertentu yang gagal dalam menangani jenis tertentu.

Penilaian kemanjuran awal tahun ini di antara petugas kesehatan Indonesia telah menunjukkan keberhasilan Sinovac melawan kematian akibat infeksi, tetapi efeknya pada varian Delta belum banyak dipelajari.

Sebanyak 358 tenaga medis yang telah divaksinasi lengkap dengan vaksin Sinovac, dinyatakan positif Covid-19 selama rentang waktu dua minggu di kota kecil Kudus, kata laporan NYT, mengutip tim mitigasi risiko Ikatan Dokter Indonesia.

Disebut, kurang dari 5% dari total populasi Indonesia saat ini telah divaksinasi, meskipun kampanye inokulasi dimulai pada bulan Januari.

Dari mereka yang telah divaksinasi, sebagian besar menerima dosis Sinovac, vaksin tersebut kini dipertanyakan keefektivannya terhadap varian Covid-19 tertentu.

Bukan hanya Indonesia, negara-negara lain seperti Mongolia, Seychelles, dan Bahrain yang mengandalkan vaksin Covid-19 China yang mudah diakses, juga berjuang melawan lonjakan infeksi sekarang, lapor NYT.

Melansir Worldometers pada Jumat (25/6/2021) pukul 06.00 WIB, virus penyebab Covid-19 telah menginfeksi 180.729.556 orang secara global.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 165.394.312 kasus telah dinyatakan sembuh dan 2.915.122 orang di seluruh dunia meninggal dunia.

Amerika Serikat, India, Brasil, Prancis, Turki, merupakan 5 negara dengan kasus Covid-19 tertinggi.

Sementara itu, hingga Jumat (26/6/2021), jumlah kasus infeksi terkonfirmasi di Indonesia sudah mencapai 2.072.867 kasus, dengan kasus harian dilaporkan mencapai 18.872 kasus setelah sebelumnya lebih dari 20.000 kasus.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *