Berambisi Jadi Pusat Transportasi Dunia, Arab Saudi Investasi Rp2.126 Triliun

Arab Saudi berambisi jadi pusat transportasi dan logistik dunia. Foto: Reuters
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



RIYADH, Hajinews — Arab Saudi akan menginvestasikan dana sebesar 550 miliar riyal atau sekitar Rp2.126 triliun untuk transportasi dan logistik pada akhir dekade ini. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya Saudi menjadi pusat transportasi dan logistik dunia.

Sekitar 35 persen dana berasal dari pemerintah, sedangkan sisanya dari sektor swasta. Menteri Transportasi dan Layanan Logistik Arab Saudi Saleh bin Basser al-Jasser mengatakan, dana sebesar itu akan digunakan untuk memperluas bandara, pelabuhan laut, membangun jaringan kereta api, infrastruktur lain, dan mengeksplorasi teknologi baru.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Banyak proyek ditargetkan adalah proyek bankable, proyek menarik. Ini akan membuka peluang besar untuk kemitraan dengan sektor swasta, baik lokal maupun internasional,” kata dia, dikutip iNews dari Bloomberg, Jumat (8/7/2021).

Rencana ini merupakan bagian dari strategi yang diumumkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada pekan lalu, yang mendorong diversifikasi ekonomi dari eksportir minyak mentah terbesar di dunia menjadi pusat tranportasi dan logistik dunia.

Pejabat Saudi ingin mengubah ibu kota Riyadh menjadi pusat bisnis global, menarik lebih banyak bakat asing dan 100 juta turis per tahun pada 2030. Tentu saja target itu membutuhkan lebih banyak penerbangan secara signifikan ke negara yang menawarkan visa turis sejak 2019 itu.

Saudi juga menargetkan jumlah Muslim yang melakukan perjalanan ke kota suci Mekkah untuk haji maupun umrah meningkat empat kali lipat. Al-Jasser menambahkan, strategi ini adalah kebijakan ekonomi untuk menempatkan Riyadh dalam persaingan dengan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai pusat bisnis, perdagangan, dan pariwisata di kawasan Timur Tengah.

Mengutip Reuters, Kepala Otoritas Penerbangan Arab Saudi Abdulaziz Al-Duauilj mengatakan, Arab Saudi berencana meningkatkan jumlah rute penerbangan internasional dari 99 menjadi lebih dari 250 dan lebih dari tiga kali lipat lalu lintas penumpang tahunan dari 103 juta di 2019 menjadi 330 pada 2030.

Jaringan internasional Saudi saat ini jauh lebih kecil dibanding negara-negara tetangga, seperti UEA atau Qatar. Kedua negara tersebut merupakan pusat transit lalu lintas udara besar.

Al-Duauilj menuturkan, kapasitas tahunan di Bandara Internasiolanl King Khalid Riyadh dan Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah masing-masing akan meningkat menjadi 100 juta penumpang. Namun dia tak mengatakan kapan akan direalisasikan.

Lebih lanjut dia menuturkan, dengan ambisi menjadi pusat logistik angkutan udara global, Saudi akan menangani 4,5 juta ton kargo udara per tahun, naik dari 900.000 kargo pada 2019.

Sementara Arab Saudi sebelumnya mengumumkan maskapai nasional baru akan diluncurkan sebagai bagian dari strategi, yang bertujuan menjadikan kerajaan itu sebagai pusat transit penumpang udara global terbesar kelima di dunia. Sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan, maskapai baru menargetkan lalu lintas transit internasional akan bersaing langsung dengan Emirates dan Qatar Airways.

Sedangkan maskapai penerbangan Arab Saudi lainnya, seperti Saudia milik negara dan anak perusahaan berbiaya rendah Flyadeal, mayoritas mengoperasikan layanan domestik dan penerbangan point-to-point ke dan dari negara berpenduduk 35 juta orang itu.

Di samping itu, Saudi juga ingin menyambungkan ibu kota Riyadh dengan Kota Jeddah menggunakan transportasi kereta api. Saudi pun menggenjot proyek land bridge yang menyambungkan bagian timur dan barat negara tersebut. Al-Jasser berharap konsorsium perusahaan asing segera menyampaikan proposal akhir tahun ini terkait proyek tersebut.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *