IDI: Kita Harus Menggandeng “Civil Society”, RS Sudah “Functional Collapse”

IDI: Kita Harus Menggandeng "Civil Society"
Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi menilai, kondisi pandemi Covid-19 saat ini sudah mencapai functional collapse yang berarti tidak berfungsinya layanan kesehatan. Oleh karena itu, tak dipungkiri apabila dokter dan tenaga kesehatan meminta bantuan gerakan kemanusiaan untuk mendukung apa yang dibutuhkan. “Itu satu upaya yang memang mau tidak mau kita harus menggandeng juga civil society.

Enggak bisa, masalah ini kita selesaikan dari kita sendiri. Dan kondisi saat ini memang kondisi yang kalau saya berbicara sebagai seseorang yang biasa bergerak di dalam disaster, ini adalah functional collapse,” kata Adib dalam konferensi pers virtual Lapor Covid-19 “Seruan Tenaga Kesehatan Indonesia: Alarm Bahaya dari Benteng Terakhir, Jumat (9/7/2021).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pasalnya, ia melihat fenomena di mana lonjakan kasus Covid-19 telah membuat kondisi dokter mengalami kelelahan, bahkan telah banyak yang terpapar Covid-19 hingga meninggal dunia. Menurutnya, kondisi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan saat ini adalah functional collapse dan bukan structural collapse.

“Yang ada saat ini di rumah sakit, fasilitas kesehatan adalah functional collapse. Kita tidak structural collapse, tapi kita functional. Inilah kita perlu ada upaya-upaya untuk kemudian kita melakukan,” ujarnya. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Daftarkan email Adib mengaku bersyukur, civil society telah banyak membantu para dokter dan tenaga kesehatan memenuhi kebutuhan. Adapun kebutuhan dokter yang diberikan oleh gerakan kemanusiaan atau masyarakat di antaranya stok tabung oksigen, Alat Pelindung Diri (APD), hingga multivitamin suplemen.

“Kebetulan kami dibantu oleh teman-teman di kelompok Anak Peduli Bangsa untuk memberikan upaya-upaya, bantuan, dukungan terkait dengan APD, suplemen, vitamin yang dibutuhkan, termasuk juga membantu terkait kebutuhan oksigen,” ungkap dia. Adapun pernyataan-pernyataan itu disampaikan Adib setelah melaporkan data kematian dokter akibat Covid-19 yang mengalami peningkatan sejak Juni 2021.

Berdasarkan laporan yang disampaikan Adib, PB IDI mencatat sebanyak 458 dokter telah gugur akibat Covid-19 sepanjang pandemi. Data ini merupakan data terbaru yang dimiliki PB IDI hingga Kamis (8/7/2021). Bahkan, pada Juli 2021 yang baru berjalan selama sembilan hari, angka kematian dokter sudah mencapai 35 orang. “Di bulan Juli, ini masih tanggal 9 ya. Di bulan Juli saja, sudah 35 sekarang,” kata Adib.

Sumber: kompas

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *