Hajinews – Jakarta – Ekonom senior Rizal Ramli, tak habis pikir dengan anggaran cukup besar untuk penanganan pandemi Covid-19, berdasarkan catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), mencapai ribuan triliun rupiah. Namun, dampaknya tidak begitu terlihat.
“Wow, total anggaran Covid-19 sudah Rp 1.035,2 trilliun,” ujar ujar Rizal Ramli lewat akun twitternya, Selasa (13/7/2021).
Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu menyayangkan, anggaran sebesar itu, justru dalam sebulan terakhir lonjakan kasus positif Covid-19, meningkat drastis hingga menembus lebih dari 40 ribu kasus per hari.
“Sudah segitu banyaknya, tapi kok tidak ada dampaknya terhadap penurunan Covid-19, yang ada malah terus meningkat,” sesalnya.
Rizal lantas menduga-duga apa penyebab mendasar penanganan Covid-19 tidak efektif padahal anggaran yang digunakan tidak sedikit.
Dugaan pertama menyasar pada kepemimpinan pemerintah. Mismanagemen, bisa saja terjadi sehingga penanganan jadi tidak terarah.
Dugaan kedua, dikhawatirkan ada pihak-pihak yang justru memanfaatkan pandemi untuk mencari keuntungan pribadi. Artinya, ada pihak yang melakukan korupsi anggaran.
“Tolong BPK audit investigasi ya. Jangan asal WTP padahal korupsi bansos dan lain-lain aja luar biasa,” tutupnya.
Auditor Utama Keuangan Negara III BPK Bambang Pamungkas mengatakan, anggaran penanganan Covid-19 sebesar itu berasal dari APBN Rp 937,42 triliun, APBD Rp 86,36 triliun, sektor moneter Rp 6,50 triliun, BUMN senilai Rp 4,02 triliun, BUMD sekitar Rp 320 miliar, dan dana hibah dan masyarakat sebesar Rp 625 miliar.
“Sehingga total anggarannya yakni Rp 1.035,2 triliun untuk anggaran penanganan dampak pandemi,” ujarnya. (dbs).