Naungi 50.000 Karyawan dan 11.000 Armada, Bos JNE: Ini Adalah Amanah

Naungi 50.000 Karyawan dan 11.000 Armada, Bos JNE: Ini Adalah Amanah
Naungi 50.000 Karyawan dan 11.000 Armada, Bos JNE: Ini Adalah Amanah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Putra salah satu pendiri JNE Soeprapto Soeparno, Mohammad Feriadi bercerita bagaimana awal-awal JNE berdiri. Jasa pengiriman logistik terbesar di Indonesia ini berdiri pada tahun 1990 tepatnya pada 26 November hanya dengan delapan orang. Saat itu, kesibukan JNE lebih banyak menangani pengiriman dari luar negeri ke Indonesia. Tetapi kini, JNE juga lebih banyak melayani pengiriman domestik.

Feriadi pun mengungkap bahwa potensi bisnis di Indonesia sangat dahsyat. Karena itu, ia memilih berbisnis pada bidang logistik karena bidang logistik sangat unik. Namun, Feriadi menambahkan, di manapun tempat bekerja jadikanlah itu tempat beribadah dan membangun ladang amal dan amanah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Feriadi juga menuturkan bahwa jasa pengiriman adalah jasa yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam video YouTube bertajuk “Success Talk with Mohamad Feriadi : Inovasi JNE Sebagai Market Leader Logistic di Indonesia (PART 1)”, Feriadi mengungkap jasa logistik termasuk jasa yang menggerakan ekonomi Indonesia, menyerap banyak tenaga kerja, dan banyak memberikan sumbangsih kepada pemerintah ataupun masyarakat.

Feriadi melihat perpindahan barang saat ini tidak bisa secepat perpindahan pesan yang menggantikan surat. Karena itu, hanya dengan jasa logistik-lah barang dapat berpindah tempat sehingga memudahkan masyarakat.

Lebih lanjut, Feriadi pun bercerita banyaknya tantangan yang dihadapi JNE. Seperti kondisi yang terus berubah, dan situasi yang tidak kondusif. Feriadi bercerita pernah pada saat krisis 1998, kendaraan milik JNE dibajak oleh sekelompok orang.

“Berkat pertolongan Tuhan, permasalahan-permasalahan yang timbul ini dapat terselesaikan dengan baik,” terang Feriadi.

Faktanya, perbandingan antara jumlah penduduk di Indonesia dengan bahan bacaan belum seimbang. Dari 90 orang, akses bacaan yang tersedia hanya satu buku.

Sumber: warta

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *