Baznas Jateng Kalengkan 34 Sapi Kurban

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Semarang – Untuk tahun kedua, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah terpanggil untuk membagikan daging kurban kepada mustahik, khususnya warga yang terpapar Covid-19. Daging kurban yang akan diberikan sudah berupa olahan yang dikemas dalam bentuk kaleng.

Ketua Baznas Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi mengatakan, tahun 2021 ini Baznas dipercaya mengumpulkan 34 ekor sapi, naik 14 ekor sapi dibandingkan tahun lalu yang 20 ekor. Mudah-mudahan tahun depan lebih banyak lagi,’’ kata Kiai Darodji saat menyerahan kepala sapi dan jeroan kepada pondok pesantren dan anak panti di Kantor Baznas Jateng, Jalan Menteri Soepeno Semarang, kemarin.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Untuk memudahkan dalam proses pendistribusian, Baznas bekerja sama dengan PT Surya Jaya Abadi Perkasa (SJAP) Probolinggo, produsen pengalengan daging hewan kurban di Probolinggo, Jatim.

‘’Pengemasan ini jadi salah satu alternatif selain pendistribusian daging seperti biasa, karena daging kurban kaleng bisa dikirim ke daerah yang sulit terjangkau atau lokasi bencana yang membutuhkan penanganan khusus,” katanya.

Menurut Kiai Darodji, pengemasan daging dalam bentuk kaleng  selain lebih praktis juga lebih tahan lama, bahkan masa simpannya bisa sampai 2-3 tahun ke depan.

”Pada tahun ini berhasil mengumpulkan 34 ekor sapi, selanjutnya dibawa dan disembelih di RPH Probolinggo. Daging murni dibuat cornet dan rendang. Satu ekor sapi bisa menjadi 580 kaleng, setiap kaleng berisi 200 gram. Seluruh daging yang dikalengkan tersebut, 50 persen rendang dan 50 persen kornet. Insya Allah akan menjadi 19.720 kaleng daging kornet dan rendang yang siap konsumsi,’’ katanya.

”Meskipun saat ini kondisi ekonomi sulit akibat pandemi Covid, tetapi kenyataanya semangat untuk berkurban naik. Buktinya jumlah masyarakat yang sedekah korban jumlahnya meningkat dibanding tahun lalu. Wong kepingin sehat dan waras, tidak terpapar Covid, sehingga diobati dengan sedekah,” kata Kiai Darodji.
Sebanyak 34 ekor sapi itu antara lain berasal dari pimpinan Baznas, dari Bank Jateng, dari Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

”Bahkan Gubernur Ganjar Pranowo berkurban tiga ekor sapi, Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, Pak Wali satu ekor sapi besar, ini berharap mereka yang berkurban didongakne agar seger waras. Sekarang ini kesehatan mahalnya luar biasa,’’ katanya.
Menurutnya kepala sapi, tulang belulang dan jerohan tidak bisa dikalengkan, maka dikembalikan kepada sahibul kurban atau mudhohi. Ada yang diberikan kepada para santri, panti asuhan, tuna netra dan lain-lain.

‘’Kalau ada pertanyaan kenapa kok tidak disembelih di Semarang? Karena Semarang belum ada pabrik yang mengalengkan. Kalaupun bisa disembelih di Semarang lalu dibawa ke Probolinggo tidak bisa dikalengkan karena pasti rusak, oleh karena itu sapinya disembelih di Probolinggo, dagingnya langsung masuk friser.

Proses pengalengan daging kurban dari penyembelihan hari tasyrik hingga siap saji butuh waktu sebulan. ‘’Tapi saya minta diperecepat, oleh karena itu kepala dan jerohan maupun tulang dikembalikan ke Baznas untuk selanjutnya dibagikan kepada santri-santri yang tidak bisa pulang karena PPKM dan pandemi Covid-19. Mudah-mudahan anak-anak panti asuhan bisa mendoakan , semoga musibah pandemi Covid-19 segera berakhir,” tambahnya.

Wakil Ketua Baznas Zain Yusuf berharap, tahun depan jumlah hewan kurban bertambah. Baznas akan menyampaikan surat kepada para mudhohi berterimakasih yang telah mempercayakan pengalengan daging kurban kepada Baznas. ”Jika mudhohi menanyakan akan kita aturi daging kalengan tersebut. Kalau misalnya mudhohi tidak menerima akan diserahkan kepada para mustahik,” kata Zain Yusuf.

Sementara itu Ketua Baznas RI, Prof Dr H Noor Ahmad MA menyatakan, pengalengan daging kurban telah sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 37 tahun 2019 yang memperbolehkan pengawetan dan pendistribusian daging kurban dalam bentuk olahan. Tata cara penyembelihan kurban di Baznas juga dipastikan sudah sesuai syariat, maka mengalengkan atau mengemas daging kurban dalam kaleng sudah sah.

“Daging kurban dibolehkan untuk didistribusikan dalam bentuk kaleng agar terpenuhi hajat orang yang membutuhkan. Kurban dalam bentuk kaleng yang berisikan rendang bisa lebih mudah disalurkan dan tahan lama. Kami memastikan pengalengan daging kurban tidak menyalahi aturan karena penyembelihannya tetap pada hari kurban hingga akhir hari tasyrik, ” kata Noor Ahmad.

Ketua Yayasan Wahid Hasyim Semarang itu berharap, inovasi yang dilakukan Baznas itu akan memberi banyak manfaat, terlebih saat ini Indonesia masih dalam krisis akibat pandemi Covid-19, yang membuat banyaknya keluarga rentan membutuhkan pertolongan.

“Inilah saatnya kita bergandengan tangan untuk bersama keluar dari krisis. Berkurban pada hari raya Idul Adha merupakan salah satu bentuk mendapatkan pahala sekaligus beramal untuk membantu sesama. Baznas berharap semangat saling berbagi yang telah menjadi kebiasaan kita selama ini akan terus dilakukan, termasuk saat berkurban nanti,” kata Ketua PP MAJT itu.(*).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *