Belum Sanggup Terapkan Lockdown Total, Indonesia Diprediksi Jadi Negara Terakhir Keluar dari Pandemi Covid-19

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HajinewsJakarta – Media asing memprediksi Indonesia menjadi salah satu negara terakhir yang bakal keluar dari krisis pandemi Covid-19, karena tidak memiliki kebijakan strategis dalam upaya pemulihan kesehatan.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, prediksi itu cukup logis, jika dilihat dari situasi pandemi di Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Karena, negara yang concern dengan kesehatan sejak awal, tentu tidak memiliki fokus maupun kepentingan utama lainnya, selain mementingkan kesehatan warga negaranya.

“Logisnya dan benar dalam kaitan situasi akhir pandemi ini, negara yang fokus dengan kesehatan ya tentu sudah lebih dulu dia start-nya ya,” ujar Dicky kepada Tribunnews, Rabu (28/7/2021).

Ada banyak negara yang sejak awal pandemi memang telah concern pada kesehatan, bukan ekonomi politiknya.

Negara-negara itu dianggap cukup mampu secara ekonomi, sehingga penerapan sistem penguncian (lockdown) untuk menekan angka penularan virus ini pun tidak terlalu mempengaruhi kondisi perekonomian mereka.

“Dan ini (mereka) bukan dari sekarang (mulai fokus untuk kesehatan masyarakatnya), dari awal, jadi startnya dia sudah sangat jauh di depan,” ulas Dicky.

Ia kemudian membandingkannya dengan Indonesia yang dianggap masuk kategori negara yang belum sanggup menerapkan lockdown total, dan fokus pada kesehatan masyarakatnya.

Hal ini yang ia anggap menjadi alasan logis Indonesia memang bisa saja menjadi negara terakhir yang keluar dari pandemi Covid-19.

“Kita termasuk negara yang di belakang, sehingga wajar kalau akan terakhir keluar dari situasi pandemi ini,” urai Dicky.

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 556.281 orang per 27 Juli 2021, dan sebanyak 86.835 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 27 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 798.505 (24.6%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 582.027 (18.0%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 363.148 (11.2%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 286.594 (8.8%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 110.177 (3.4%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 109.815 (3.4%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 107.045 (3.3%)

RIAU

Jumlah Kasus: 90.670 (2.8%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 78.859 (2.4%)

BALI

Jumlah Kasus: 71.103 (2.2%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 67.212 (2.1%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 54.503 (1.7%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 44.547 (1.4%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 42.604 (1.3%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 42.537 (1.3%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 35.829 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 33.258 (1.0%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 32.316 (1.0%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 30.970 (1.0%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 25.778 (0.8%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 23.975 (0.7%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 22.483 (0.7%)

ACEH

Jumlah Kasus: 22.110 (0.7%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 20.138 (0.6%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 19.289 (0.6%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 18.629 (0.6%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 18.362 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 17.586 (0.5%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 16.150 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 15.626 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 13.152 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 9.555 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 7.902 (0.2%)

GORONTALO

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *