Buya Yahya Jelaskan Keadaan Jenazah ketika Dikuburkan

Buya Yahya Jelaskan Keadaan Jenazah ketika Dikuburkan
Buya Yahya Jelaskan Keadaan Jenazah ketika Dikuburkan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Tahukah bagaimana kondisi jenazah ketika dikuburkan?

Dilansir dari YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya mengungkapnya dalam video yang diunggah 5 Juni 2015.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rasulullah bersabda, disaat jenazah disiapkan untuk dibawa orang-orang ke kubur, dengan cara diangkat di pundak oleh kaum laki-laki, jika itu jenazah yang baik jenazah tersebut berkata, “cepatkan aku, cepatkan aku.”

Disaat malaikat Izrail mulai mencabut nyawa ahli iman atau ahli surga, ia sudah ditunjukkan surganya oleh malaikat.

Karena itulah, ia (jenazah) hendak bergegas untuk segera dibawa ke kubur. Sehingga, disunnahkan apabila ada jenazah itu sebaiknya dipercepat prosesnya.

Sebab kalau ia ahli surga, ia ingin cepat menikmati nikmatnya. “Kalau dia orang busuk atau kotor, jangan biarkan orang tersebut di rumah,” tegas Buya Yahya.

Kenapa demikian? Menurutnya, hal tersebut bisa menyebabkan malaikat rahmat tidak datang ke rumahnya, segerakan di kubur jangan menunggu terlalu lama.

Lanjut ia menjelaskan, “Percepat jenazah, kalau dia orang baik, dia telah ditunggu oleh malaikat. Kalau dia orang jelek, jangan biarkan ada di kanan kiri kita, segerakan.”

Jika itu mayat yang tidak baik atau ahli maksiat atau orang yang tidak punya iman, celakalah orang-orang tersebut. Ia tidak mau dibawa, karena neraka sudah menunggunya.

“Ketika orang tidak beriman dicabut nyawanya oleh malaikat, mereka tersiksa. Di pukul-pukul oleh malaikat, supaya nyawanya keluar. Ditampakkan neraka,” ungkap Buya Yahya.

“Semua makhluk mendengar jeritan orang tersebut dan omongan ahli surga tadi, kecuali jin dan manusia. Burung mendengar, ayam mendengar, kecuali manusia,” imbuhnya.

Manusia tidak bisa mendengar jeritan ahli maksiat atau omongan ahli surga, karena jika mereka mendengarnya, niscaya akan pingsan.

“Begitu mengerikannya suara orang yang akan dikirim ke neraka jahanam,” tuturnya. Maka dari itu, lakukan kebaikan-kebaikan yang dapat mempercepat langkah kita.

Kalau ada orang yang meninggal dunia, jika ia beriman sholati, sejahat apapun dia. Jangan sampai karena kejelekannya, kita enggan menyolati.

Sholat merupakan kewajiban bagi kita yang masih hidup, bukan yang meninggal.

Seperti yang dikatakan Buya Yahya, “Selagi dia meninggal dalam keadaan islam dan iman, maka fardhu kifayah bagimu untuk menyolatinya.”

Seorang ahli iman sebelumnya juga melakukan maksiat. Dalam sakaratul mautnya sebelum ruh sampai tenggorokan, ia juga diberi rasa sakit oleh Allah untuk membayar dosa-dosanya yang kemarin.

Oleh karena itu, janganlah diantara kita berprasangka buruk atau suudzon kepada jenazah.

Jika ada orang meninggal dunia, lidah harus kita jaga, tidak boleh membicarakan kejelekan fisik ataupun akhlak, sebut kebaikannya saja.

Sumber: jember

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *