Proyek Laptop Nadiem Makarim Tuai Banyak Kritik, HNW: Anggaran per Unitnya Tidak Wajar

Nadiem Makarim. Foto: Instagram
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menyebutkan bahwa pihaknya berencana membeli alat-alat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan total anggaran mencapai Rp17,42 triliun hingga 2024 yang diperuntukan sebagai program Digitalisasi Sekolah.

Ia menyebutkan bahwa rencana pembelian peralatan TIK yang kemudian, akan dikirimkan ke berbagai sekolah di Indonesia merupakan produk dalam negeri (PDN).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pada pengadaan program Digitalisasi Sekolah 2021, Kemendikbudristek telah mengirim 190.000 unit laptop kepada 12.000 sekolah dari berbagai jenjang, yaitu PAUD, SD, SMP hingga SMA.

Total anggaran yang dihabiskan untuk realisasi tersebut sebanyak Rp1,3 triliun. Selain itu, Kemendikbudristek berencana membeli alat-alat TIK seperti laptop, access point, konektor, layar proyektor, speaker aktif, serta internet router.

Atas rencana tersebut, sejumlah pihak pun melayangkan kritik yang salah satunya dilakukan oleh Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih.

Titi Purwaningsih menilai jika program pengadaan laptop yang memakan anggaran sebesar Rp17,42 triliun yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) belum tepat dilakukan.

Menurutnya, para guru honorer tidak akan setuju dengan program yang memakan dana triliunan rupiah itu.

Pasalnya saat ini, Indonesia masih dalam situasi pandemi Covid-19 dan kesejahteraan para guru honorer belum terjamin.

Ia meminta Kemendikbudristek untuk memberikan dan menjamin kesejahteraan para guru honorer terlebih dahulu.

Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih mengatakan bahwa sebagai Mendikbud Ristek, semestinya Nadiem Makarim mengeluarkan program pengangkatan dan pengakuan terhadap para guru honorer.

Menurutnya, dengan pengangkatan tersebut, maka guru honorer akan lebih sejahtera dan mampu membeli laptop sendiri tanpa perlu bantuan pemerintah.

Meski begitu, ia tidak menampik jika di era digital seperti saat ini, laptop dan alat teknologi penunjang lainnya menjadi barang penting untuk membantu kinerja para tenaga pendidik.

Menanggapi pernyataan dari Ketua UmumFHK2I Titi Purwaningsih yang menjadi headline dari salah satu media nasional, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) memberikan dukungannya melalui akun Twitter.

Ia menyebutkan bahwa wajar jika Fraksi PKS di Parlemen menolak proyek pengadaan Laptop dari Kemendikbudristek dan meminta untuk mengutamakan kesejahteraan para guru.

“Dengan argumen2 itu, wajar @FPKSDPRRI menolak proyek pengadaan Laptop dari Kemendikbudristek. Publik juga menolak karena anggaran untuk per laptopnya dinilai tidak wajar. Dan di era pandemi ini, Guru2 Honorer juga mengkritisinya, agar kesejahteraan para Guru didahulukan,” katanya yang dikutip Pikiran-Rakyat.com Sabtu, 31 Juli 2021.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *