Tidak Usah

Tidak Usah
Djoko Tjandra
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Tere Liye, penulis novel ‘Negeri Para Bedebah’

Hajinews.idDjoko Tjandra alias Tjan Kok Hui ini, tersenyum lebar sambil menunggu kedatangan majelis hakim, beberapa bulan lalu saat pengadilannya. Dia waktu itu divonis 4,5 tahun. Banding dong, otomatis. Dan sepertinya, dia tersenyum lebih lebar hari-hari ini, hukumannya dipotong jadi 3,5 tahun di pengadilan banding. Berkurang 1 tahun.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Yes.

Kasus ini sebenarnya sangat serius. Salah-satu drama hukum paling serius. Saat buronan, bukannya ditangkap, malah dibantuin sama aparat penegak hukum. Jenderal polisi, jaksa, main mata. BAYANGKAN, jenderal polisi, jaksa, terlibat bantuin buronan. Dia bantu urus itu buronan. Epic sekali.

Tapi mau bagaimana lagi? Si Penerima Suap Wanita Jahat Pinangki, yang juga banding, dan lagi-lagi disunat hukumannya dari putusan sebelumnya, kejaksaan adem ayem saja toh, menolak kasasi. Maka, jangan tanggung bro, sis Jaksa-jaksa huebat nan suci tiada noda di seluruh negeri. Yang satu ini juga tidak perlulah cape-cape kasasi. Bahkan sebenarnya, sejak awal, nggak usah cape-cape juga ngurusin kasus ini. Lupakan saja kasus ini. Beres. Biar hepi semuanya.

Djoko Tjandra ini juga harusnya kesal. Coba dulu mau saja ditangkap, dipenjara, beres cepet toh? Bukan malah berlarut-larut begini. Koruptor-koruptor kakap di Indonesia itu, yang dipenjara tahun 2000-an, sudah banyak yang bebas, Koh Djoko. Elu sih pakai drama buron. Sekarang jadi banyak kasus.

Itu hukuman 3,5 tahun, potong remisi, paling sisa dua tahunan. Belum lagi itu penjara bisa disulap jadi hotel. Terang-benderang fakta-fakta ini, ada perubahan? Zong. Menteri, Presiden, dkk diam saja. Mereka bahkan tidak ngamuk saat tahu napi korupsi bisa bawa HP ke penjara. Mereka bahkan tidak ngamuk saat ucapannya soal 75 penyidik KPK dicuekin bawahannya. Mereka bahkan tidak ngamuk saat koruptor bansos cuma dituntut 11 tahun. Padahal dulu mereka bilang akan dihukum seberat-beratnya, bila perlu hukuman mati.

Entah butuh berapa generasi lagi biar negeri ini bisa flush kotoran busuk koruptor, tukang suap, dkk. Juga mem-flush aparat-aparat penegak hukum yang terlibat terima suap, malah ikutan jadi penjahat. Kalian berharap dari generasi pimpinan sekarang? Ngimpi!

Jadi mari fokus didik generasi berikutnya. Tanamkan kebencian luar biasa kepada perbuatan mencuri, rampok, maling uang rakyat ini. Lewat tulisan-tulisan, tontonan, teladan di rumah, keluarga, sekolah, dan sekitarnya. Itulah sebenar-benarnya revolusi mental. Bukan cuma lip service doang.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *