Perekonomian Indonesia Tumbuh 7,07 Persen Beda Realita, Fadli Zon: Mungkin Ekonomi Konglomerat

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon berkomentar terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 7,07 persen pada triwulan II 2021.

Menurut Fadli Zon, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7,07 persen adalah angka yang enak dilihat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun Fadli Zon mengatakan, angka tersebut tak sesuai kenyataan jika melihat keadaan rakyat saat ini.

Hal tersebut disampaikan Fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon.

“Akrobat angka enak dilihat tp tak mewakili kenyataan rakyat. Realitasnya pemiskinan massal, pengangguran, konsumsi n daya beli hancur, hampir semua usaha jatuh. Dan pandemi masih belum terkendali,” tulis Fadli Zon.

Anggota DPR RI itu pun mempertanyakan, apakah yang tumbuh adalah ekonomi rakyat atau justru ekonomi konglomerat.

“Dulu kata Bung Hatta, ada “ekonomi rakyat” n “ekonomi kolonial”, semacam “dual economy” (Boeke). Nah yg tumbuh kini jelas bukan “ekonomi rakyat”, mungkin “ekonomi konglomerat,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan laporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2021 sebesar 7,07 persen secara year on year (yoy).

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal ke kuartal hanya mencapai 3,31 persen.

Dilansir dari Tribunnews.com, pertumbuhan ekonomi ini lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2021, yakni 0,74 persen. Sedangkan pada kuartal kedua 2020 minus 5,32 persen.

Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengatakan, data lonjakan pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi yang serba sulit saat ini tentu menjadi harapan baru bahwa bangsa ini bisa segera keluar dari kesulitan.

“Ini menjadi kabar baik bagi kita semua bahwa ada harapan baru di tengah kesulitan saat ini. Semoga laporan BPS ini memang benar adanya dan kita segera terbebas dari kondisi sulit ini,” kata Gus Muhaimin dalam keterangannya, Jumat (6/8/2021).

Namun dia menegaskan bahwa kondisi rakyat di bawah masih banyak yang mengalami kesulitan sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun.

“Banyak usaha rakyat yang gulung tikar dan belum bisa bangkit, pemutusan hubungan kerja yang tidak bisa dihindarkan akibat perusahaan tidak bisa beroperasi maksimal,” ungkapnya.

Dia mengatakan, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlanjut dengan PPKM Level 4 di beberapa wilayah, hingga saat ini dipastikan memberikan dampak perlambatan ekonomi masyarakat.

Menurutnya, agar perekonomian masyarakat bisa benar-benar membaik penanganan persoalan kesehatan harus terus diupayakan pemerintah melalui program vaksinasi nasional dan PPKM bisa berjalan dengan maksimal.

“Saya mengajak masyarakat untuk menyukseskan PPKM ini. Kita tentu berharap ke depan tidak ada lagi PPKM dalam artian bahwa kondisi kesehatan masyarakat memang benar-benar sudah membaik, kasus baru Covid-19 bisa ditekan, angka kematian bisa menurun,” ujarnya.

Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan realisasi penggunaan anggaran program PEN hingga 30 Juli mencapai Rp 305,50 triliun, setara 41,02 persen dari pagu anggaran PEN tahun ini sebesar Rp744,75 triliun.

“Kita berharap ekonomi bisa segera bangkit, pandemi segera berakhir, dan bangsa ini bisa segera keluar dari krisis multidimensi saat ini,” ujarnya.

 

Komentar Andi Arief

Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Andi Arief berkomentar terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 yang mencapai 7,07 persen.

Menurut Andi Arief, berapapun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tidak terlalu penting.

Ia menyoroti kasus kematian akibat COVID-19 yang masih tinggi dalam beberapa waktu belakangan.

Andi Arief mengatakan bahwa mencegah kematian akibat COVID-19 adalah hal yang lebih penting untuk disoroti.

“Berapapun pertumbuhan ekonominya saat ini, gak terlalu penting. Kalau BPS umumkan 10 persen juga rakyat bisa apa. Paling penting, cegah kematian yang sudah setiap hari kisaran 2000 an,” kata Andi Arief melalui akun Twitter pribadinya, Jumat (6/8/2021).

Andi Arief pun memperingati kasus kematian akibat COVID-19 jangan sampai terus bertambah saat masyarakat Indonesia merayakan hari kemerdekaan 17 Agustus.

“Ayo Pak Jokowi, jangan sampai merayakan kemerdekaan rasa kematian,” tulisnya. (Dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *