Info dari Ilmuwan Laboratorium Wuhan: Diprediksi Akan Muncul Varian Covid-19 yang Lebih Mematikan

Info dari Ilmuwan Laboratorium Wuhan: Diprediksi Akan Muncul Varian Covid-19 yang Lebih Mematikan
Diprediksi Akan Muncul Varian Covid-19 yang Lebih Mematikan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Para ilmuwan terus meneliti mutasi virus Covid-19 yang kini mewabah ke penjuru dunia.

Kabar mengejutkan pun datang dari ilmuwan China.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mereka memperingatkan bakal segera munculnya varian Covid-19 yang lebih mematikan.

Hal itu diungkapkan ahli virus yang berasal dari laboratorium Wuhan, Shi Zhengli.

Zhengli yang dijuluki twoman, karena sempat bekerja dengan kelelawar, merupakan salah satu peneliti top mengenai virus Corona.

Ia juga telah menemukan lusinan virus mirip SARS yang mematikan di gua kelelawar.

Kini, ia memperingatkan bahwa wabah varian Covid-19 yang lebih mematikan akan melanda dunia.

“Kasus penularan semakin terlalu besar, dan ini membuat novl virus Corona memiliki kesempatan bermutasi dan memilih,” ujarnya kepada Daily Post dikutip dari Mirror, Jumat (6/8/2021).

“Varian yang baru akan segera muncul,” tambah Zhengli.

Pernyataan itu timbul setelah klaim dari mutasi baru Covid-19 yang akan segera muncul bisa membunuh lebih dari sepertiga orang yang terinfeksi.

Dari dokumen yang diterbitkan oleh Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (SAGE) disebutkan jenis virus Corona baru di masa depan bisa sama mematikannya dengan MERS.

Pada salah satu skenarionya, virus tersebut bisa membunuh 35 persen dari orang-orang yang terinfeksi.

Kelompok itu memperingatkan mutasi tersebut kemungkinan besar terjadi ketika virus menyebar dengan luas.

Zhengli merupakan salah satu yang membantah klaim kemunculan virus Corona pertama kalinya karena ada kebocoran dari laboratorium di Wuhan pada awal tahun ini.

“Laboratorium saya tak pernah melakukan atau bekerja sama dalam melakukan eksperimen yang meningkatkan virulensi virus,” katanya kepada New York Post.

Ia pun menegaskan klaim laboratorium meneliti virus dan tersebut dan menyimpan informasi tentang penyebarannya secara rahasia sebagai spekulasi yang berakar pada ketidakpercayaan total.

Ia pun menegaskan tuduhan itu bukan lagi mengenai masalah ilmu pengetahuan.

Apa Itu Kappa dan Lambda? Varian Baru Virus Corona yang Bikin Ilmuwan Khawatir Selain Varian Delta

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia masih jauh dari kata selesai.

Sebab sampai sekarang virus Covid-19 terus bermutasi.

Sebelumnya, di Indonesia telah ditemukan Varian Delta (B.1.617.2).

Varian virus corona itu menyebabkan gelombang kedua pandemi di India pada April dan Mei, sekarang menyebabkan lonjakan kasus di seluruh dunia.

Belum selesai perang melawan Covid-19 varian Delta, dua jenis virus lain muncul, yaitu Kappa dan Lambda, yang telah membuat para ahli kesehatan waspada.

Varian Kappa dan Lambda dari virus SARS-CoV-2 diberi label “variants of interest” oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masing-masing pada bulan April dan Juni.

Menurut WHO, “variants of interest atau VoI” adalah varian yang telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas/beberapa kasus/cluster COVID-19, atau telah terdeteksi di banyak negara.

Kedua varian itu juga dikatakan memiliki banyak mutasi pada protein lonjakan, yang bisa menjadi faktor yang menyebabkan penyebaran virus.

Dilansir CNBC TV18, ini hal-hal yang diketahui tentang varian Kappa dan Lambda.

Kappa

Kappa (B.1.617.1), saudara dari varian Delta, telah ditemukan membawa lebih dari selusin mutasi.

Varian ini disebut sebagai “mutan ganda” karena dua mutasi yang teridentifikasi — E484Q dan L452R.

Telah ditemukan bahwa mutasi L452R Kappa membantu virus keluar dari respons imun alami tubuh.

Varian ini juga memiliki sub-garis keturunan — B.1.617.3 — yang dilacak dengan cermat oleh para ahli kesehatan.

Seperti varian Delta, Kappa juga pertama kali terdeteksi di India.

Varian tersebut merupakan 3 persen dari semua sampel yang dikirimkan oleh India dalam 60 hari terakhir ke GISAID yang berbasis di Munich, yang mengelola database global genom virus corona baru.

India sejauh ini mengirimkan sampel Kappa terbanyak ke GISAID, di bawah negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan lainnya.

Lambda

Varian virus corona Lambda (C.37) pertama kali diidentifikasi di Peru pada Agustus 2020 oleh Public Health England (PHE).

Meskipun belum ada kasus Lambda yang ditemukan di India, para ahli khawatir bahwa membuka perjalanan internasional dapat membawa varian tersebut ke negara tersebut.

Dalam laporannya 25 Juni, PHE memperingatkan bahwa Lambda memiliki potensi peningkatan penularan dan juga mungkin telah meningkatkan resistensi terhadap antibodi.

Varian tersebut termasuk dalam garis keturunan B.1.1.1 dan sejauh ini telah menyebar ke sebanyak 29 negara, sebagian besar di Amerika Latin.

Sementara itu, efektivitas vaksin yang sudah ada belum diujicobakan pada dua varian baru tersebut.

Para peneliti sedang melakukan pengurutan genom dari varian yang muncul untuk memahami gejala dan tingkat keparahannya.

Delta Masih Menjadi Varian yang Umum di India

Menurut database yang dikelola oleh outbreak.info, dari total empat VOC (Variants of Concern) yang ditunjuk WHO, tiga telah terdeteksi dalam sampel yang diisolasi di India.

Yang paling umum adalah varian Delta, atau B.1.617.2, yang menyumbang 31 persen dari semua sampel yang dibagikan oleh negara dengan GISAID.

Yang paling umum kedua adalah Kappa, yang merupakan 16 persen dari sampel yang dikirimkan.

Kemudian ada varian Alpha, dengan 13 persen dari total sampel terkait dengan varian ini.

Varian Beta, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada Mei tahun lalu, hanya menyumbang 1 persen dari sampel dari India sementara Gamma, VoC keempat dan terakhir yang ditunjuk WHO, belum terdeteksi di India.

Sumber: solo

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *