Menyambut 50 Tahun Hidayatullah

Menyambut 50 Tahun Hidayatullah
Menyambut 50 Tahun Hidayatullah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Hajinews.id – Pada 1 Muharram 1443 Hijriah, Organisasi Islam “Hidayatullah” genap berusia 50 tahun – satu usia yang tidak bisa dibilang muda lagi. Dalam perjalanannya selama 50 tahun, Hidayatullah telah berhasil menyejajarkan diri dengan ormas-ormas Islam yang lahir terlebih dulu. Bahkan, Hidayatullah dikenal memiliki ‘kekuatan dan keunikan’ dalam mengembangkan dakwah dan pendidikannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hidayatullah didirikan pada 1 Muharram 1393 (5 Februari 1973). Mulanya, organisasi ini berupa sebuah pesantren yang dirintis oleh Ust. Abdullah Said (alm), di Balikpapan Kalimantan Timur. Dari titik awal itu, Hidayatullah kemudian berkembang pesat ke berbagai bentuk kegiatan dakwah dan menyebar ke seluruh pelosok Indonesia.

Sebagai organisasi Islam berbasis kader, Hidayatullah menyatakan diri sebagai Gerakan Perjuangan Islam (Al-Harakah al-Jihadiyah al-Islamiyah) dengan dakwah dan tarbiyah sebagai program utamanya. Dalam berbagai kesempatan, pimpinan Hidayatullah menyampaikan cita-citanya untuk mewujudkan peradaban Islam di bumi Indonesia.

Dewan Pimpinan Pusat Hidayatullah kini dipimpin oleh ulama muda visioner bernama Dr. KH Nasirul Haq. Kyai Nasirul adalah kader unggul Hidayatullah yang kemudian menyelesaikan pendidikan S-1 nya di Universitas Islam Madinah. Lalu, menamatkan studi doktornya di International Islamic University Malaysia. Selama kepemimpinannya, Hidayatullah mampu menjaga soliditas dan tujuan besar organisasinya.

Visi besar Hidayatullah adalah: Membangun Peradaban Islam. Hidayatullah meyakini, bahwa peradaban Islam hanya bisa dibangun dengan manhaj nabawi (metode kenabian). Dalam perjalanannya, banyak tokoh-tokoh Hidayatullah generasi awal telah berpulang ke rahmatullah, tetapi kader-kader yang menggantikannya pun juga telah siap menggantikan mereka.

Adapun misi Hidayatullah adalah mencari ridho Allah SWT dengan melakukan upaya-upaya: (1) Melahirkan kader-kader yang berkualitas (2) Membangun komunitas Islami, (3) Menjalankan kegiatan pendidikan, dakwah, dan sosial, ekonomi dan lain-lain, secara profetik dan profesional, (4) Membangun sinergi dengan segenap komponen umat Islam dalam gerakan amar ma’ruf nahi munkar, (5) Berperan secara aktif dalam melaksanakan proses pembaharuan (tajdid) di bidang pemikiran Islam, (6) Mengajak pemerintah dan segenap bangsa Indonesia untuk mewujudkan NKRI yang bermartabat, (7) Mendorong segenap elemen bangsa untuk mewujudkan kemaslahatan dan kejayaan NKRI.

Program utama Hidayatullah adalah dakwah dan tarbiyah. Sejak awal perlangkahannya, Hidayatullah telah melakukan pengiriman santri untuk berdakwah sebagai bagian dari proses tarbiyah. Keberadaan Hidayatullah di berbagai tempat adalah upaya untuk membangun jaringan dakwah yang luas dan mampu menyentuh dan melayani seluruh lapisan ummat. Hidayatullah berupaya memposisikan dai sebagai sosok yang memiliki karakteristik unggul dan militan serta mempunyai potensi untuk membangun peradaban yang seimbang antara duniawi dan ukhrawi.

Menyimak berbagai perkembangan pesat dari organisasi Islam Hidayatullah ini, kita sangat patut bersyukur. Dai-dai Hidayatullah selama ini dikenal gigih dan berani menerobos serta bertahan hidup di daerah-daerah terpencil minoritas Muslim, seperti Nias, Mentawai, Papua, dan lain-lain. Hidayatullah juga dikenal berani merintis pendidikan Islam di daerah-daerah pelosok.

Tetapi, saat ini banyak sekolah Hidayatullah di kota-kota yang memiliki kualitas pendidikan yang baik dan banyak diminati oleh masyarakat muslim. Pada saat yang sama, ini juga merupakan tantangan tersendiri bagi Hidayatullah untuk mempertahankan misi utamanya untuk melahirkan kader-kader dakwah yang berkualitas tinggi.

***

Dengan berbagai keunggulan dan prestasinya itu, kini Hidayatullah berada dalam tahap tantangan baru yang bertambah berat. Terpaan angin semakin kuat melanda pohon yang menjulang tinggi. Di tengah arus besar sekularisasi dan liberalisasi dalam berbagai bidang, Hidayatullah harus berjuang keras menjaga jiwa dakwah berbasis keikhlasan dan kesungguhan.

Sebagaimana banyak organisasi Isam lain yang bergeral di bidang dakwah dan pendidikan, Hidayatullah ditantang untuk membuktikan bahwa lembaga-lembaga pendidikan tingginya menjadi kampus-kampus terbaik. Tentu saja dalam makna yang hakiki, sebagaimana ditentukan dalam konsep pendidikan Islam ideal.

Kampus-kampus Hidayatullah ke depan harus benar-benar mampu menghasilkan “ulama yang unggul” yang memiliki kualitas pemikiran dan ketaqwaan yang tinggi, sehingga Hidayatullah bisa menjalankan misi utamanya untuk mewujudkan peradaban Islam. Peradaban tinggi hanya bisa diwujudkan oleh manusia-manusia unggul, yang merupakan produk pendidikan.

Hidayatullah tidak perlu silau dengan jumlah massa. Sebab, di mana pun, “fiah qalilah” yang berkualitas tinggi jauh lebih berharga ketimbang massa yang berjubel tetapi berkualitas rendah. Dengan kemandiriannya di bidang ekonomi, Kampus-kampus Hidayatullah, seyogyanya berfalsafah untuk melahirkan “singa-singa peradaban”. Singa, meskipun anaknya berjumlah sedikit, tetapi jauh lebih berharga dibandingkan dengan anak babi yang jumlahnya berjubel.
Selama ini, Hidayatullah juga memiliki kemampuan yang lumayan tinggi di bidang media. Opini yang dibangun oleh sejumlah media Hidayatullah telah berjasa besar dalam membentuk corak pemikiran Islam di Indonesia. Begitu juga media-media massa Hidayatullah telah berperan penting dalam pelaksanaan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar.

Walhasil, dalam usian ke-50 tahun, kini, Hidayatullah perlu melakukan ‘muhasabah’ dan perenungan diri secara menyeluruh. Perlu ditelaah dengan cermat, prestasi-prestasi dan kegagalan-kegagalan apa saja yang telah diraih dan dialami oleh Hidayatullah.

Hidayatullah juga perlu mempertajam rumusan tujuan dan merumuskan peta jalan menuju titik tujuan tersebut. Sekedar catatan, dalam Kongres Zionis pertama, tahun 1897, tokoh Zionis Yahudi, Theodore Herzl menggoreskan catatan harian, bahwa Negara Yahudi akan berdiri 50 tahun lagi. Akhirnya, negara Yahudi Israel terwujud pada 14 Mei 1948 (50 tahun 3 bulan dari tahun 1897).

Di usia ke-50 tahun, Hidayatullah memiliki potensi dan peluang besar untuk menjadi “imam” dalam perjuangan mewujudkan peradaban Islam di bui Nusantara. Kita doakan, semoga Allah SWT memberikan bimbingan dan perlindungan kepada para pimpinan dan kader-kader Hidayatullah. Aamin. (Depok, 8 Agustus 2021).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *