Pemerintah Thailand Dinilai Gagal Tangani Covid, Ratusan Orang Turun ke Jalan-jalan Bangkok

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Kerusuhan terjadi di Bangkok Thailand. Polisi anti huru hara menembakkan peluru karet, meriam air hingga gas air mata ke pengunjuk rasa, Selasa (10/8/2021) malam.

Ini terjadi kala massa berkumpul untuk menyuarakan kemarahan atas penanganan Covid-19 di Negeri Gajah Putih. Pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dinilai gagal mengatasi pandemi corona.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sedikitnya enam petugas dikabarkan terluka, di mana satu tertembak dan tiga lainnya terkena pecahan peluru dari bom rakitan. Dua pos polisi juga dibakar saat kekerasan makin menjadi-jadi di malam hari.

“Enam pengunjuk rasa ditangkap,” kata polisi sembari mengingatkan warga akan larangan pertemuan publik di bawah aturan darurat Covid-19.

“Tindakan pengunjuk rasa menunjukkan niat untuk merusak properti pemerintah dan publik serta melukai petugas polisi.”

Mengutip Reuters, pengunjuk rasa awalnya berdemo dengan mengendarai mobil dan sepeda motor. Mereka melakukan konvoi melewati ibu kota.

Mereka kemudian berhenti di beberapa gedung yang terkait dengan kabinet dan pendukung pemerintahan. Mereka mendesak pengunduran diri Prayuth seraya menyebut eksekutif telah salah mengelola pandemi dan menyalahgunakan kekuasaan untuk mengungkam kritik.

“Pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk mengelola negara, dan hanya melihat kepentingan elit,” kata seorang aktivis mahasiswa, Benja Apan, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan dari atas truk di kawasan bisnis Bangkok.

“Jika situasinya tetap seperti ini, maka kita dapat mengharapkan negara ini menghadapi bencana yang tidak dapat dihindari.”

Thailand kemarin melaporkan 19.843 kasus Covid-19 baru dengan 235 kematian. Kasus kematian mencapai rekor pada Selasa di tengah mulai kritisnya fasilitas kesehatan.

Dalam gelombang terbaru ini, kasus harian naik empat kali lipat dari keseluruhan kasus di 2020. Thailand kini mencatat total 795.951 kasus dengan 6.588 kematian. (*).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *