Haedar Nashir: Indonesia Miskin Negarawan, Personal, dan Institusi Sama Saja

Haedar Nashir: Indonesia Miskin Negarawan, Personal, dan Institusi Sama Saja
Haedar Nashir: Indonesia Miskin Negarawan, Personal, dan Institusi Sama Saja
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Pekerjaan Rumah (PR) terbesar umat Islam Indonesia menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir adalah melahirkan para negarawan yang mampu mewujudkan nilai dan cita-cita para pendiri bangsa dalam kehidupan bersama.

“Dalam konteks kebangsaan tentu agenda terpenting adalah mewujudkan nilai-nilai dan cita-cita kemerdekaan yang itu sangat mendasar, sangat fundamental,” kata Haedar dikutip dari rilis pers PP Muhammadiyah, Minggu (15/8).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Haedar Nashir, Indonesia hari-hari ini mengalami krisis kenegarawanan baik secara personal maupun secara institusi/lembaga.

“Mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan tokoh dan pendiri bangsa itu memerlukan jiwa kenegarawanan yang sekarang justru makin miskin baik secara personal maupun dalam institusi,” kritiknya.

Di sisi lain, Haedar juga melakukan otokritik sebab umat muslim yang seharusnya hadir menjadi penengah melahirkan negarawan justru ikut terperosok dalam dua mental yang berbahaya yakni sikap apologetik dan mental terkepung.

“Jadi ketika gagal, ketika salah, ketika ada musibah, ketika ada masalah selalu yang disalahkan adalah pihak lain. Jarang introspeksi bahwa jangan-jangan kita memang kalau toh korban dari konspirasi, korban dari kesewenang-wenangan, kita sendiri juga masih menjadi objek dalam situasi seperti itu,” kritik Haedar.

Pada masalah ini, Muhammadiyah menurutnya perlu terus mengusung jiwa kenegarawanan dan jiwa keIslaman dalam satu nafas.

“Kita bangun masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang berdasar pada ilmu, yang menghargai ilmu, membaca, menghargai literasi, dengan segala rangkaiannya kemudian juga kita harus menjadi pelopor untuk memecahkan masalah bukan justru menjadi bagian dari masalah,” tutupnya.

Sumber: jakarta

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *