Taliban; Apakah Mereka Termasuk Hamba Allah yang Bersyukur?

Taliban; Apakah Mereka Termasuk Hamba Allah yang Bersyukur?
Taliban; Apakah Mereka Termasuk Hamba Allah yang Bersyukur?
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Operasi penangkapan Osama Bin Laden oleh Amerika 20 tahun silam, mengakhiri pemerintahan Taliban. Amerika tidak sekedar membunuh Osama, tapi juga menduduki negara itu dengan alasan tidak ingin negeri itu menjadi pusat pelatihan terorisme internasional.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Semasa pemerintahan Taliban, hak-hak perempuan ibaratnya seperti di zaman jahiliyah. Mereka tidak boleh bersekolah, tidak boleh bekerja, diperbudak oleh laki-laki. Sejak masa kanak-kanak perempuan di Afghanistan dalam pemerintahan Taliban telah dirampas. Dalam tafsir apapun, hal seperti itu tidaklah dapat diterima. Allah bekerja dan tidak tidur dalam melayani hamba-hamba-Nya terutama yang teraniaya. Maka sebagaimana janji-Nya bahwa DIA akan mengambil kekuasaan dari siapapun yang DIA kehendaki dan memberikan kepada siapapun yang DIA kehendaki, tidak ada yang dapat menghalangi. Keberadaan Osama di Afghanistan terendus, itu semata hanyalah sebab, dari kehendak-Nya agar kepedihan yang dirasakan anak-anak, perempuan di Afganistan dibawah kekuasaan Taliban diakhiri. Amerika dengan berbagai kekurangannya (sehingga tidak perlu di puji) lalu mendudukkan pemerintahan boneka di Afghanistan, dan mengakhiri pemerintahan Taliban yang sadis itu.

Selama dua dekade, pemerintahan boneka bentukan Amerika menduduki negeri itu, dalam ketidakpastian dan ketenangan karena gerilyawan Taliban setiap saat mengganggu stabilitas keamanan.

Berbagai upaya perdamaian gagal. Termasuk yang sedang digagas oleh Wakil Presiden 10 dan 12 Indonesia, Jusuf Kalla. Meskipun gagal, namun banyak manfaat yang diperoleh pihak Taliban selama masa proses negosiasi perdamaian berlangsung. Interaksi Taliban dengan muslim di Indonesia selama masa perundingan, nampak memberi pengaruh kepada para pimpinan Taliban, untuk meninggalkan pola konservatisme dalam beragama. Mereka menerima sejumlah rekomendasi Jusuf Kalla untuk menampilkan wajah Islam yang “lebih ramah”, lebih inklusif.

Pemerintahan Asrhaf Gani di Afghanistan yang selama 20 tahun seperti “menetek” ke Amerika siang dan malam itu, sesungguhnya memang rapuh dari dalam. Dan terbukti bahwa Ashraf Gani kemudian melarikan diri ke Tajikistan, negara bekas Uni Sovyet, yang secara politik juga masih dalam “perlindungan” Rusia selama ini.

Apapun itu, pemerintahan di Afghanistan telah runtuh, dan para pejuang Taliban telah menguasai kembali negara yang berpenduduk tidak lebih 40 juta jiwa itu. Negara yang secara geographis memiliki nilai strategis, terutama bagi China, dan tentu saja dengan penuh semangat negeri Komunis itu akan menyambut apapun permintaan pemerintahan Taliban.

Problem ekonomi memang merupakan tantangan paling utama bagi siapapun yang memimpin Afghanistan pasca Amerika dan sekutunya, (Inggris, Jerman dan Prancis) menarik tentaranya dari negara itu.

Rahmat sekaligus Ujian

Dari segi kalkulasi kekuatan pasukan, sebenarnya Taliban sama sekali akan kesulitan untuk meraih kemenangan, sekiranya Amerika dan sekutunya tidak menarik pasukannya.

Karena itu Taliban mesti memahami hal itu sebagai rahmat pertolongan Allah kepada mereka. Atau paling minimal ujian lain dari Allah kepada mereka. Apakah masih mau mengulangi pemerintahan jahiliyah yang pernah mereka terapkan ataukah mensyukuri nikmat pemberian Allah yang telah mengambil sebagian beban dipundak mereka.

Sebab itu sambil mengamati proses pembentukan pemerintahan baru Afghanistan dibawah rezim Taliban itu, pertanyaan utama yang kami pikirkan adalah apakah benar-benar para pejuang Taliban itu adalah orang yang beriman dan pandai bersyukur? Sehingga mereka mampu membuat suatu penerintahan Nasional yang solid, dimulai dari menghilangkan dendam diantara mereka, lalu berangkulan dengan semua faksi membentuk pemerintahan bersama; menyatukan tekad mandiri membangun bangsanya dengan tangannya sendiri; ataukah mereka dalam waktu dekat akan bertikai antar faksi lalu gagal membentuk pemerintahan Nasional? Mari kita amati selanjutnya.

Depok, Rabu 18 Agustus 2021

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *