Usai Disuntik Vaksin Nusantara, Siti Fadilah Supari: Saya Bisa Kembali Naiki Tangga di Rumah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Mantan Menteri Kesehatan RI di era Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Siti Fadilah Supari sangat berharap penelitian Vaksin Nusantara alias imunoterapi dengan dendritik sel terus berlanjut.

Soalnya imunoterapi tersebut bisa diyakini bisa menuntaskan masalah pandemi Covid-19 dan bahkan penyakit lainnya. Terlebih, bagi kalangan lanjut usia (lansia) dan penderita komorbid, terapi ini jauh lebih aman dibandingkan vaksin konvensional.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ia pun mengungkapkan pengalamannya usai menerima Vaksin Nusantara yang merupakan buah gagasan dari dokter Terawan Agus Putranto tersebut.

“Sebelumnya, dendritik sel tersebut adalah teknologi untuk melawan penyakit kanker, akan tetapi Terawan berhasil mengubahnya menjadi vaksin untuk infeksi Covid-19,” jelas Siti Fadilah, pada kanal YouTube-nya, dikutip Sabtu, 21 Agustus 2021.

Dia juga mengaku, Vaksin Nusantara memberikan efek positif dan nyaman bagi tubuh.

“Oh rasanya itu enak banget,” ucap Siti Fadilah yang November nanti berusia 72 tahun.

Ia pun mengaku yang sebelumnya kerap merasakan sakit dan kaku ditubuhnya langsung hilang usai menerima suntikan Vaksin Nusantara.

“Saya mendengar cerita dari Bu Terawan, Saudara-saudaranya, wah enak banget Bu pakai ini. Tadinya saya kira mereka hanya fanatik saja sama Pak Terawan. Setelah saya mengalami, eh ternyata benar,” ujarnya.

Bahkan ia pun menceritakan, semula dirinya tak mampu menaiki tangga di rumahnya. Namun setelah mendapatkan Vaksin Nusantara, ia menjadi mampu untuk menaikin tangga tersebut.

Dalam tayang YouTube Siti Fadilah tersebut, Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair) Profesor Doktor Chairul Anwar Nidom yang menjadi narasumber juga menyatakan kekagumannya kepada dokter Terawan.

“Saya salut kepada Pak Terawan yang mempunyai cetusan ide itu. Bisa membelokkan namanya dendritik sel, yang tadinya untuk kanker, dibelokkan ke inflamasi,” ujar Prof Nidom. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *