Kisah Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril, Turunnya 2 Cahaya Istimewa Berupa 2 Surat Al Quran

Kisah Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril, Turunnya 2 Cahaya Istimewa Berupa 2 Surat Al Quran
Kisah Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril, Turunnya 2 Cahaya Istimewa Berupa 2 Surat Al Quran
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Said al Khudri pernah bercerita, kami pernah berada dalam suatu perjalanan kemudian kami singgah, tiba-tiba datang seorang budak perempuan seraya berkata, kepala suku kami tersengat binatang, sedangkan orang-orang kami sedang tidak ada di tempat, adakah di antara kalian yang bisa me-rukyah-nya?

Lalu ada seseorang dari kami berdiri dan pergi bersamanya. Kami tidak menyangka sebelumnya bahwa dia bisa me-rukyah. Lalu orang itu membaca rukyah dan kepala suku pun sembuh.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kepala suku itu memberinya tiga puluh ekor kambing sedangkan kami diberi minum susu. Setelah dia kembali kami pun bertanya, tidak ada yang aku baca dalam rukyah kecuali Ummul Kitab.

Sesampainya di Madinah kami mengadukan hal itu kepada Rasulullah Saw. Beliau bersabda, bagaimana bisa dia tahu bahwa Alfatihah merupakah rukyah? Bagi-bagilah kambing itu dan berikanlah kepadaku satu. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Keempat, penyempurna shalat. Dari Ubadah bin aS-Shamit, Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Alfatihah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Kelima, obat sakit gila. Dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Ubay bin Ka’ab, dia bercerita; saat aku duduk di samping Nabi Saw. ada seorang Arab Badui mendatangi beliau. Dia berkata, “saya mempunyai seorang saudara yang sedang sakit.” Rasulullah Saw. bertanya, “apa sakitnya? Orang Arab Badui itu menjawab, “sakit gila.” Rasulullah Saw. memerintahkan, “kembalilah dan bawa dia kepadaku.” Lelaki itu pun beranjak pergi dan tak lama kemudian datang dengan membawa saudaranya. Dia menundukkan saudaranya di depan Nabi Saw.

Kemudian aku (Ubay bin Ka’ab) mendengar Nabi Saw. membacakan kepadanya surah Alfatihah, empat ayat pertama dari surah Albaqarah, dua ayat pertengahan surah itu wailahukum ilahun wahid (QS. Abaqarah (2): 163) dan Ayat Kursi, tiga ayat terakhir Surah Albaqarah, satu ayat dari surah Ali Imran-yang aku duga adalah ayat- yakni syahidallahu annahu lailaha illa huwa (QS. Ali Imran (3): 18), satu ayat dari surah Ala’raf inna rabbaumullahul ladzi khalaqa (QS. Ala’raf (7):54), satu ayat dari surah Almukminun (23): 117), satu ayat dari surah Aljinn, wa annahu ta’ala jaddu rabbina mat takhadza shahibatan wala walada (QS. Aljinn (72) :3), sepuluh ayat pertama dari surah Asshaffat, tiga ayat terakhir surah Alhasyr, Alikhlas, Alfalaq dan Annas. Orang Arab Badui yang sakit itu kemudian berdiri, dia telah sembuh total. (HR. Ahmad).

Keenam, doa untuk orang wafat. Dari Ibnu Umar yang mengatakan, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “ketika salah satu kalian ada yang mati maka janganlah kalian menahannya, segeralah kalian membawanya ke makam dan bacakanlah Alfatihah di samping kepalanya. (HR. Al Baihaqi).

Ketujuh, dua pertiganya Al quran. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw. bersabda, “Surah Al-fatihah sama dengan dua pertiga Al-Qur’an . (HR. Abd bin Hamid dalam musnad-nya.)

Kedelapan, diturunkan dari tempat penyimpanan yang ada di bawah Arsy.

Dari Abu Umamah, Rasulullah Saw. bersabda, “empat surah yang telah diturunkan dari tempat penyimpanan yang ada di bawah Arsy yaitu Alfatihah, Ayat Kursi, beberapa ayat terakhir surah Al-baqarah dan Alkautsar. (HR. Al Thabrani.)

Kesembilan, mendapat jaminan dari Allah atas apa yang diminta.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda ,“barang siapa mengerjakan shalat dan tidak membaca Al-fatihah, maka shalatnya tidak sah. “ sebanyak tiga kali beliau mengatakan itu. Lalu Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana jika kami berada di belakang imam?

Abu Hurairah menjawab, “Maka bacalah sendiri. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, Allah berfirman, Aku membagi Alfatihah, antara aku dan hamba-Ku dua bagian. Hamba-Ku berhak atas apa yang dimintanya.

Ketika seorang hamba membaca alhamdulillahi rabbil ‘alamin, maka Allah berfirman, “hamba-Ku memuji-Ku. Ketika dia mengucapkan arrahmanirrahim.”

Allah berfirman, “hamba-Ku memujiku. Ketika dia mengucapkan maliki yaumid din, Allah berfirman, hamba-Ku mengagungkan-Ku, dan mengatakan hamba-Ku pasrah kepada-Ku. Ketika dia mengucapkan iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Allah berfirman, “ini antara Aku dan hamba-Ku, baginya apa yang dia minta.

Saat dia mengucapkan “ihdinas shiratal Mustaqim, shiratalladzina an’amta ‘alaihim ghairil maghdlubi ‘alaihim waladh dhallin, Allah berfirman, “ini untuk hamba-Ku dan baginya apa yang dia minta.” (HR. Muslim).

Sumber: tribun