Kepala Bappenas Mengaku Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Jangka Menengah Sulit Tercapai

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews — Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan selama ini sasaran pertumbuhan ekonomi jangka menengah Indonesia sulit tercapai. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stagnan di 5 persen.

“Ini terlihat setiap lima tahun sejak krisis 1998, kemudian RPJMN 2005-2009, 2010-2014, dan 2015-2019 kita relatif bermain di angka 5 persen,” ujar Suharso dalam rapat bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 30 Agustus 2021.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Suharso pun melihat sejak 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia kerap tumbuh di bawah potensinya. “Kalau potensialnya cukup tinggi, tapi aktualnya di bawah.”

Akibat krisis, ujar dia, realisasi dan trajektori Produk Domestik Bruto per kapita Indonesia juga terkoreksi. Kalau Indonesia tetap berbisnis seperti biasa, maka peluang Indonesia kembali menjadi negara berpendapatan menengah atas pun bergeser jauh ke belakang.

Bank Dunia sebelumnya menurunkan Indonesia dari kategori negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income) pada 2019 menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income) pada 2020. Penurunan kelas ini terjadi seiring dengan melorotnya pendapatan per kapita Indonesia, dari US$ 4.050 pada 2019 menjadi US$ 3.870 pada 2020.

Kementerian Keuangan menyebut penurunan pendapatan per kapita hampir terjadi di semua negara di dunia. Penyebabnya adalah pandemi Covid-19. “Penurunan tingkat pendapatan per kapita selama masa pandemi ini tidak terelakkan,” tulis Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis, 8 Juli 2021.

Informasi tersebut disampaikan Bank Dunia dalam laporan World Bank Country Classifications by Income Level: 2021-2022. Selain Indonesia, ada beberapa yang mengalami penurunan kelas yang ditampilkan yaitu Belize, Iran, Mauritius, Panama, Romania, dan Samoa.

Untuk itu, Suharso mengatakan tugas utama Indonesia saat ini adalah untuk mengatasi pandemi. Terlebih dengan adanya mutasi virus saat ini menjadi varian delta. Seperti diketahui, varian yang banyak tersebar di Indonesia dan beberapa negara lain saat ini adalah varian delta.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, kata Suharso, adalah dengan menggalakkan 5M alias mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Dengan demikian, penularan virus diharapkan bisa ditekan.

Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2021 akan lebih rendah dari kuartal II 2021. Pada kuartal II 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen secara year-on-year.

“Kami harapkan bisa berlanjut di kuartal ketiga. Kami pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga akan lebih rendah dari kuartal yang kedua,” ujar Jokowi dalam sebuah acara daring, Kamis, 26 Agustus 2021.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *