Jakarta, Hajinews.id – Presiden Guinea, Alpha Conde mengubah konstitusi yang membuat dia dapat mencalonkan diri kembali pada Pemilu 2020 sehingga masa jabatannya di perpanjang menjadi tiga periode.
“Pada Oktober 2020, dia memenangkan jabatan untuk periode ketiga,” kata media itu seperti dikutip Senin (6/9/2021).
Kemenangan Conde itu, lanjut Reuters, memicu protes keras dari oposisi.
Kebijakan lain yang membuat Conde dikudeta militer adalah menaikkan pajak secara tajam untuk mengisi kembali kas negara, dan menaikkan harga BBM sebesar 20%, sehingga menyebabkan frustrasi yang meluas di tengah masyarakat.
Conde dikudeta militer dengan tanpa perlawanan berarti.
Sebelum militer mengumumkan pengambilalihan kekuasaan, masyarakat mendengar tembakan meletus di dekat istana presiden di ibukota Guinea, Conakry, pada Minggu pagi. Beberapa jam setelah itu, sebuah video yang menggambarkan Conde di sebuah ruangan yang dikelilingi oleh pasukan khusus tentara, beredar di media sosial.
Pasca kudeta, kepala unit elit tentara Guinea, Mamaday Doumbouya, mengatakan, pihaknya telah membubarkan pemerintah dan institusi, serta telah menutup perbatasan, baik darat maupun udara.
Doumbouya yang merupakan mantan legiuner asing Prancis, dengan dibungkus bendera nasional Guinea dan dikelilingi oleh delapan tentara bersenjata, melalui televisi pemerintah mengatakan, pihaknya juga akan menulis ulang konstitusi.