Rocky Gerung Ungkap Tutup Telinga Cara Baru Kritik Pemerintah: Akal Sehat Tak Mungkin Dibendung

Rocky Gerung Sebut Tutup Telinga Sebagai Cara Baru Kritik Pemerintah: Akal Sehat Tak Mungkin Dibendung /Rocky Gerung/Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyebut tutup telinga sebagai cara baru menyampaikan kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Rocky Gerung mengatakan, tutup telinga merupakan cara baru beroposisi yang tak dapat dijerat dengan berbagai delik pidana karena orang yang tak mendengarkan apapun tak dapat dijadikan sebagai saksi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Akhirnya orang menemukan cara beroposisi yang gak mungkin ada deliknya. Mana ada dihubungkan kalau orang gak mendengar apa-apa gak boleh jadi saksi kan? Jadi ini bebas dari pidana,” kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Kamis, 16 September 2021.

Menurut Rocky Gerung, orang yang menyampaikan kritik dengan cara tutup telinga bahkan tak layak untuk di-bully.

Selama ini, orang-orang yang menyampaikan kritik terhadap pemerintah kerap mendapatkan bully dari para pendukung militan Presiden Jokowi atau yang biasa disebut dengan istilah ‘cebong’.

“Dia bebas, bahkan tidak boleh di-bully karena biasanya (pengkritik pemerintah) langsung di-bully cebong kan? Gimana mau bully orang yang gak denger?,” ujarnya.

Menurut Rocky Gerung, orang yang menyampaikan kritik dengan cara tutup telinga terinspirasi dari beberapa tokoh yang tergabung dalam FNN.

Bedanya kata dia, narasi tokoh-tokoh dalam naungan FNN cenderung disampaikan dalam Bahasa Jawa, sementara orang yang menyampaikan kritik dengan cara tutup telinga menggunakan bahasa batin.

“Jadi dia dapet inspirasi dari FNN sebetulnya, cuma FNN pakai Bahasa Jawa tidak pakai bahasa batin,” katanya.

Menurut Rocky Gerung, segala bentuk aktivitas untuk memberdayakan akal sehat tak akan bisa dibendung oleh pemerintah.

Dia mengatakan, cara tutup telinga merupakan upaya untuk mengalirkan ‘darah bersih’ kepada pikiran publik agar tetap menggunakan akal sehat dalam memandang sebuah persoalan di negeri ini.

“Jelas bahwa segala macam aktivitas akal sehat itu tak mungkin dibendung, bahkan dengan cara yang sangat sublim orang dapat kapiler untuk mengalirkan darah bersih kepada pikiran publik,” ujarnya.

Rocky Gerung mengatakan, ‘darah kotor’ dapat menghambat komunikasi yang sehat terlebih ketika memandang sebuah persoalan penting negara.

Dia mengatakan, ‘darah kotor’ tersebut hanya layak untuk mengalir kepada para buzzer yang cenderung membela pemerintah dengan membabi buta.

“Darah kotor menghambat komunikasi yang sehat. Nah, biarkan aja darah kotor dialirkan ke arah coro-coro itu,” tuturnya.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *