Jarang Diketahui, Ini 5 Fakta Menarik Air Zamzam

Petugas meletakkan botol air zamzam di Masjid Nabawi untuk mereka yang hendak beribadah. Foto: Twitter/@wmngovsa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

Jakarta, Hajinews.id  – Pada umumnya saat melaksanakan ibadah Haji atau Umrah, air Zamzam merupakan salah satu hal yang tidak terlewatkan.

Usai melaksanakan ibadah Haji atau Umrah, biasanya jemaah membawa pulang air Zamzam. Air Zamzam diketahui merupakan salah satu mukjizat Islam.

Sebagaimana dikutip  dari Arab News, sumur air Zamzam disebut muncul sekitar 5 ribu tahun lalu di bawah kaki Nabi Ismail.

Munculnya sumur air Zamzam setelah istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar berlari berlari tujuh kali antara dua bukit Safa dan Marwah.

Siti hajar berlari tujuh kali antara dua bukit Safa dan Marwah sebagai upaya menyelamatkan Nabi Ismail, putranya yang kehausan.

Asal Kata Zamzam

Nama sumur Zamzam berasal dari frasa Zome Zome, yang berarti “berhenti mengalir”. Hal tersebut merupakan perkataan yang diulangi oleh Siti Hajar saat dia berusaha menahan mata air.

Sumur Zamzam yang Selalu Bersih

Air sumur Zamzam selalu bersih tidak memiliki lumut, serangga, jamur, atau kotoran lainnya yang mengandung tingkat mineral alami yang lebih tinggi daripada air desalinasi normal.

Peziarah selalu ingin minum dari sumur dan membawa botol berisi air ke tanah air mereka karena diyakini sebagai sumber penyembuhan alami bagi orang sakit, menurut Nabi Muhammad (SAW).

Penjagaan Sumur Zamzam

Pengembangan dan pemeliharaan sumur Zamzam sangat penting, dengan sumber air yang dilindungi selama berabad-abad dengan berbagai cara. Berabad-abad lamanya, sumur tersebut dijaga oleh Abd Al-Muttalib bin Hasyim. Dia adalah kakek Nabi Muhammad, kemudian oleh banyak khalifah Muslim hingga zaman modern.

Pengelolaan Air Zamzam

Di masa lalu, sumur suci dilindungi dengan cara yang tradisional, tetapi pada akhir pemerintahan Raja Abdullah, sebuah lompatan besar telah diambil dalam mengembangkan cara pemeliharaan sumur.

Dirinya mengubah metode pengisian dan pendistribusian air di dua Masjid suci.

Selain itu, dia juga memulai Proyek Air Zamzam Raja Abdullah bin Abdul Aziz (KPZW) pada tahun 2013.

Seiring bertambahnya jemaah umrah dan haji maka kebutuhan air Zamzam meningkan dan dilakukan pengembangan dengan biaya konstruksi proyek berjumlah lebih dari SR700 juta atau sekitar Rp2,718 triliun.

Pengemasan Air Zamzam

Di masa lalu, air dibotolkan secara manual dalam wadah yang berbeda ukuran, tanpa mengikuti proses pembotolan resmi, yang mengakibatkan pencemaran air yang tidak diinginkan.

Namun, dengan proyek baru ini, ada dua ukuran utama wadah resmi dengan kemasan isi lima dan 10 liter.

Air Zamzam diolah, dibotolkan, disimpan, dan didistribusikan secara efisien.

Pendistribusian air Zamzam diberikan kepada peziarah ketika didalam bus atau saat di bandara untuk mencegah keramaian dan menghemat waktu.

Diinformasikan bahwa air Zamzam kini didistribusikan melalui platform bisnis elektronik Saudi HNAK, yang juga menawarkan layanan pengiriman ke rumah.

Dalam mencegah air Zamzam terpengaruh oleh kontaminasi alam eksternal, Pusat Studi dan Penelitian Zamzam telah menerapkan kontrol kualitas yang ketat.

“Untuk dapat mengelola sumur Zamzam secara berkelanjutan, kita perlu memiliki pemahaman penuh tentang lingkungan dan hidrogeologis sumur suci ini,” kata Samer Showman, presiden pusat penelitian air Zamzam.

“Dan sumber-sumber air yang mencapainya, termasuk penghantar air di daerah tersebut,” sambungnya.

Dia kemudian menyebutkan bahwa laboratorium khusus untuk air Zamzam di Makkah melacak dan menguji sampel air yang berbeda.

Air Zamzam yang dianalisis dilakukan setiap minggu untuk menjaga kualitas air.

Terkini

Air Zamzam yang dianalisis dilakukan setiap minggu untuk menjaga kualitas air.***

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *