Waduh! Media Asing Sebut Pemerintah Indonesia Sedang dalam Tekanan untuk Lindungi Natuna Utara dari Rongrongan China

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Hadirnya kapal survei dan coast guard China di Natuna Utara membuat Pemerintah Indonesia kelabakan.

Pemerintah Indonesia seakan disadarkan oleh China bahwa posisi Natuna Utara bisa rawan gegara ulah Beijing.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Untuk menyikapi inilah Pemerintah Indonesia diharapkan bertindak cepat melindungi Natuna Utara dari rongrongan China.

Bahkan ada laporan yang menyebut jika kapal survei China hampir berada di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia selama seminggu lamanya.

“Data pelacakan kapal yang diperoleh benarnews.org pada hari Jumat menunjukkan kapal survei China Haiyang Dizhi 10 terus beroperasi di Blok Tuna di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, hampir seminggu setelah kapal induk AS berlayar dalam jarak 50 mil laut darinya,” ujar Radio Free Asia yang memberitakan pada Jumat 17 September 2021 lalu.

Haiyang Dizhi 9 dan 10 disinyalir sering beroperasi di Natuna Utara.

Bedanya Haiyang Dizhi 9 beroperasi di Beting Ali, Malaysia.

Ternyata bukan hanya kapal survei saja, China juga mengerahkan kapal coast guardnya ke Natuna Utara.

“Catatan pelacakan kapal juga menunjukkan kapal penjaga pantai China 4303 berada di dekatnya pada Kamis malam,” lapor RFA.

Aksi ini bila dilihat dari sudut pandang China merupakan penegakan kedaulatan.

Pasalnya China mengklaim ZEE Indonesia di Natuna Utara merupakan teritorinya dalam klaim Nine Dash Line.

Namun dunia internasional tak mengakui klaim China yang arogan ini.

Pasalnya klaim Nine Dash Line cuma didasarkan dengan peta zaman Dinasti Ming kekaisaran China yang jelas sudah tak berlaku lagi.

Untuk menjegal China dari Natuna Utara, Indonesia mengirim kapal perangnya.

“Sebuah kapal angkatan laut Indonesia, korvet kelas Kapitan Pattimura KRI Teuku Umar (385) terlihat di dekat Haiyang Dizhi. Korvet itu diyakini telah dikirim ke daerah itu awal pekan ini,” lapor Radio Free Asia.

Pengiriman kapal perang nyatanya tak membuat semua masalah selesai.

Pemerintah Indonesia disebut mendapat tekanan dari masyarakat agar mengamankan Natuna dari China.

“Pemerintah Indonesia berada di bawah tekanan domestik yang sangat besar untuk melindungi sumber daya alam (Natuna),” sebut RFA.

Kini tinggal menunggu saja lagi aksi ilegal apa yang akan dilakukan China di Natuna Utara karena Pemerintah Indonesia siap merespon cepat.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *