Daftar Donatur Palestina
Oleh Firman Cecak
Hajinews.id – B2B adalah singkatan dari bisnis ke bisnis— ketika sebuah bisnis menjual sesuatu ke bisnis lain.
Bisnis seperti ini mencakup sepertiga atau lebih dari banyak pasar. Dan pemasaran B2B tidak berbeda.
Tampaknya rumit, sesuatu yang benar-benar terpisah. Angka yang sangat besar, RFP fokus untuk memenuhi spesifikasi, perang harga, siklus penjualan yang panjang, dan tidak menyenangkan sama sekali.
Perhatikan pertumbuhan sertifikasi LEED di Amerika Serikat. The Green Building Council mempunyai seperangkat standar efisiensi yang harus ditaati gedung (salah satu item paling mahal di dunia). Ketika mereka pertama kali diluncurkan, dalam satu hari, hanya dua gedung yang diserahkan untuk sertifikasi.
Ini adalah para pengadopsi awal—arsitek dan pembangun yang menginginkan sesuatu yang baru untuk dibahas.
Apa yang terjadi? Tepat sebelum dimulainya krisis perumahan, jumlah sertifikasi melonjak dan terus melonjak. Mengapa?
Lihat hal ini dari pandangan dunia pengembang real estat. Dia akan menghabiskan sejumlah uang pinjaman untuk membangun gedung—gedung untuk disewakan atau dijual kembali.
Bila hanya sedikit orang yang menuntut sertifikasi LEED dalam gedung yang mereka sewa atau beli, ini cukup untuk memberi status kepada orang-orang yang memiliki salah satu gedung tersebut. Dan bila Anda berhemat ketika menciptakan gedung, Anda harus menangani penyesalan dan ketakutan yang akan Anda hadapi bila Anda membangun gedung yang dianggap cacat oleh beberapa orang.
Dan ada lomba untuk mencapai puncak.
Setiap pengembang mempunyai narasi, dan narasi itu berujung pada keputusan egois (tapi akhirnya positif) untuk disertifikasi.
Satu pertanyaan yang diajukan setiap pembeli bisnis kepada dirinya sendiri adalah, ‘Apa yang akan saya katakan kepada atasan saya?”
Anda memasarkan jawaban terhadap pertanyaan itu: “Bila Anda memilih ini, Anda bisa mengatakan kepada dewan/investor/atasan Anda bahwa Anda…”
Pemasar yang kehabisan gagasan atau energi mengakhiri kalimat itu dengan, “… membeli yang paling murah.”
Bagi kita semua, ada kesempatan untuk mengakhiri kalimat tersebut dengan sebuah narasi tentang status, ketakutan, afiliasi, kepemilikan, dominasi, keselamatan, komitmen, wawasan, atau emosi lain yang sudah kita bahas.
