Khutbah Jumat : Peningkatan Solidaritas Umat Menuju Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Khutbah Jumat : Peningkatan Solidaritas Umat Menuju Islam Rahmatan Lil 'Alamin
Khutbah Jumat : Peningkatan Solidaritas Umat Menuju Islam Rahmatan Lil 'Alamin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Khutbah I

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

الحمد لله رب العالمين القائل : قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

صَلَّى اللهُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

أما بعدُ

فيا عباد الله أوصيكم وإيّاي نفسي بتقوى الله حقّ تقاته فقد فاز المتقون.

Hadirin Jamaah Salat Jumat yang insyaAllah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT

Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita.

Hajinews.id – Sebuah pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala puji hanya milik Allah. Tanpa terasa hari-hari yang kita lalui, kembali menghantarkan kita pada peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. dan kembali kita merenung sejenak untuk mencari makna dibalik peringatan ini sebagai ibrah atau pitutur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sidang salat Jumat yang dirahmati Allah SWT…

Terlalu banyak cerita mengenai pernak-pernik sikap dan perilaku Rasul yang dapat menjadi teladan bagi kita semua yang tidak mungkin disampaikan pada kesempatan terbatas seperti ini. Beberapa peristiwa memberi gambaran bahwa sejak fase awal, ia telah mendapat julukan sebagai al-Amin (yang dapat dipercaya) karena kejujuran dan ketulusannya.

Kasus penyelesaian sengketa kabilah Arab mengenai hajar aswad oleh Nabi memberikan sinyal bahwa sejak awal ia memperoleh kepercayaan secara alami sebagai pemimpin umat. Ini hanyalah sebagian contoh dari sekian banyak keteladanan seorang nabi yang diberi julukan Al Qur’ an dengan sebutan uswah hasanah,

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi ora11g yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat yang banyak mengingat Allah. (Q.S. al-Ahzab: 21)

Spirit yang diperlihatkan oleh nabi Muhammad SAW dalam bentuk kesungguhan menghadapi pahit getirnya hidup di awal masa perjuangan, dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk berbuat yang terbaik tatkala berhadapan dengan masalah bersama seperti musibah yang datang.

Baik egoisme sektoral, pelanggaran hukum, ketidak pedulian pada kepatutan sosial, kecerobohan terhadap lingkungan dan lain-lain.

Pada abad sembilan belas dan awal abad dua puluh kita dapat membaca deretan panjang orientalis atau pengamat soal-soal ketimuran yang bersuara lantang mencibir, mengejek atas nama kebebasan berekspresi, kajian ilmiah tanpa melihat secara fenomenologis bahwa sosok Muhammad saw menjadi ikon spiritual dunia Timur yang berkembang begitu pesat dan mencengangkan.

Tidak berhenti sampai di situ, ketika era modern pun masih saja ada yang mencibir nya meledeknya atas nama kebebasan berekspresi dalam dunia sastra seperti Salman Rushdie yang menulis The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan).

Lalu karikatur Jylland Posten yang heboh lalu sejumlah orang yang mengaku menerima wahyu dan menjadi nabi di abad modern ini, lalu apalagi jawabnya adalah sejarah yang selalu berulang.

Demikianlah sejarah dalam banyak hal adalah repetisi peristiwa sehingga bagi mereka yang arif dan bijak tak lekas merasa heran dan kaget manakala melihat peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang. Al-Qur’ an sendiri menyatakan perlunya melihat peristiwa sebagai pitutur untuk masa depan :

لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Q.S. Yusuf: 111)

Amat masuk akal manakala seorang Michael Hart dalam buku yang dianggap kontroversial tahun 1978, The 100, a Ranking of the Most Influential Persons in History, (Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah) menempatkan Nabi Muhammad saw pada ranking pertama dari seratus tokoh terkemuka di dunia.

Jika di surau-surau perdesaan orang membaca maulid mengagumi pribadi Muhammad saw lalu berusaha menginternalisasi nilai melalui pembacaan biografi dari karya al-Barzanji, orang lain juga bisa melihatnya dari sudut pandang lain, termasuk melihatnya sebagai rasul pembawa misi rahmatan lili alamin sebagaimana dilukiskan dalam Al-Qur’an surat al-Anbiya 107:

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S. al-Anbiya: 107).

Terjadinya proses dialog dan akulturasi budaya dengan wilayah penyebaran Islam di berbagai belahan dunia memperlihatkan elastisitas ekspresi sosiologis dan antropologis agama Islam yang tidak kaku. Saudara kita yang ada di India, Mesir, Iran, Turki, India, Pakistan dalam beberapa hal memperlihatkan ekspresi keagamaan yang tidak sama persis dengan kita atau saudara kita yang ada di tanah Arab meski semuanya mengacu kepada kesaksian tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw adalah utusan-Nya.

Dalam perspektif kehadiran Nabi Muhammad saw sebagai rahmatan lil alamin, Islam mengajarkan nilai-nilai universal dan menjunjung tinggi toleransi, keberagaman dan kebhinekaan, moderat, dan perdamaian.

Penekanan pada semangat ajaran ini perlu mendapat dukungan dari kita semua apalagi kita hidup dalam negara yang memiliki keragaman di satu sisi dan berhubungan dengan bangsa lain yang juga beragam.

Perjalanan hidup Rasulullah saw secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua fase yakni fase Mekah dan fase Madinah dengan karakteristiknya masing-masing. Pada fase Mekah perhatian lebih banyak diberikan pada upaya konsolidasi membangun pondasi aqidah yang kuat berupa seruan kepada ajaran tauhid pada kalangan Quraisy.

Fase kedua tatkala ada di Madinah membangun masyarakat baru bermodalkan empat pilar utama yakni :

  1. Mendirikan masjid, merupakan langkah awal yang ditempuh Rasul di Madinah yang bukan saja berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi sekaligus pusat kebudayaan.
  2. Mempererat persaudaraan antara kaum pendatang dengan penduduk asli Madinah (Ansar dan Muhajirin).
  3. Menciptakan kerjasama bahu membahu antara muslim dengan non muslim melalui Piagam Madinah yang menjadi landasan bersama dalam bermasyarakat dan bernegara pada waktu itu.Kesadaran akan kebhinekaan dan keragaman masyarakat yang telah dicontohkan oleh nabi waktu menjadi sebuah keniscayaan dalam rangka memperkokoh bangunan masyarakat Madinah melalui penanaman tanggung jawab secara proporsional.
  4. Membuat pondasi untuk kehidupan politik, ekonomi dan sosial. Ini dilakukannya sebagai penegasan untuk mengartikulasikan hubungan antara Islam dan negara yang merupakan kebutuhan mendesak pada saat itu.

Empat pilar yang menjadi landasan bagi pembinaan masyarakat Madinah ini dapat dipandang sebagai miniatur dari dinamika suatu bangsa dalam mencapai cita-cita bersama.

Ucapan, sikap dan perilaku Rasulullah saw tak akan ada habisnya memberi inspirasi bagi kita dan tidak cukup hanya ditulis dan disampaikan di mimbar tetapi dalam tindakan nyata sebagai wujud Islam benar-benar menjadi rahmat bagi semesta alam.

Demikianlah, terima kasih atas segala perhatian, mohon maaf atas segala kekurangan.

Wallahul muwaffiqu ila aqwamithariq. Wassalamu’alaikum wr. wb. 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *