Hidup ditengah Keberlakuan Hukum-Hukum Allah (Sunnatullah)

Hukum-Hukum Allah (Sunnatullah)
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Hukum-hukum atau ketetapan-ketetapan Allah itu berlaku sejak awal penciptaan, berlaku hari ini dan berlaku seterusnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jika memahami dan mengimani dengan yakin hal itu, maka berhentilah menuntut agar negara memberlakukan hukum-hukum Allah, melainkan taatilah hukum-hukum Allah itu, karena hukum-hukum Allah itu, tidak membutuhkan DPR, tidak membutuhkan pemerintah dalam pemberlakuannya. Semua makhluk Allah wajib tunduk, taat dan patuh kepada hukum-hukum atau ketetapan Allah.

Allah tidak menilai, mengawasi, memelihara, mengontrol, memberi reward and punishment dengan menggunakan hukum positif buatan kompeni atau buatan pemerintah dan DPR. Tidak! Allah menggunakan hukum yang ditetapkan-Nya sendiri dalam mengurus (dalam pengertian seluas-luasnya) makhluk-Nya.

Sebab itu, jangan pernah mengira bahwa karena anda telah mengikuti hukum-hukum positif, lantas telah bebas dari ketetapan-ketetapan Allah. Hal seperti itu hanya persangkaan kalian saja, yang tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana Allah memelihara makhluk-Nya, disebabkan karena keingkaran kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada Kitab-Kitab yang telah diturunkan agar menjadi pedoman kehidupan, baik sebagai pribadi maupun dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Apa saja yang musibah menimpa kalian, sebab itu disebabkan karena kedunguan, keingkaran dan kezoliman diri kalian sendiri, yang tidak mau mentaati hukum-hukum (ketetapan/sunnatullah) yang berlaku dimana pun anda berada. Hukum-hukum Allah itu ditetapkan demi keselamatan, kemaslahatan seluruh manusia, sehingga Allah tidaklah berbuat zalim kepada siapa pun di antara kalian. Kalianlah yang mendholimi diri kalian sendiri, serta saling mendholimi di antara kalian. Maka ingat-ingatlah doa Nabi Adam alahissalam, agar kalian tidak menuduh Allah berbuat zalim kepada kalian. rabbana dholamna anfusana wa inlam tagfhirlana wa tarhamna, la nakunanna min al hasiriin.

Tanamkanlah dalam kesadaran diri sikap seperti Nabi Adam itu, dan patuhlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan sabar, dan bertakwalah selalu, karena itulah sikap penerimaan yang baik terhadap sunnatullah.

Tidak ada yang bisa menolong siapa pun yang ingkar kepada Sunnatullah, sebab itu janganlah kamu mengikuti orang-orang yang ingkar, apalagi mengambil mereka sebagai penasehat dalam kehidupanmu.

Berserah dirilah hanya kepada Allah, sesungguhnya hamya kepada Dia sajalah semua urusan dikembalikan.

Kemunafikan itu karena engkau berprasangka buruk kepada Allah, maka Allah menyesatkanmu disebabkan persangkaan burukmu kepada-Nya. Dan karena kemunafikan kalian yang telah membuat kalian menerima sebagian ayat-ayat Allah (yang kalian sukai), dan menolak sebagian ayat-ayat Allah (yang kalian tidak sukai). Kalian mengubah-ubah Kitab Allah yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi terdahulu, bahkan membunuh para nabi yang diutus kepada kalian. Maka rasakanlah penderitaan yang menimpa kalian karena mengikuti kitab Ilahi yang telah kalian ubah-ubah, sehingga mengesatkan kalian, karena mengikuti kitab yang telah kalian ubah-ubah itu. Atau kitab Ilahi yang telah di ubah-ubah nenek moyang kalian pada masanya.

Bertaubatlah dari keingkaran kalian kepada Al-Quran, semoga Allah berkenan menerima taubat kalian, dan sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat hamba-hamba-Nya.

Ambillah pelajaran pada umat terdahulu, bagaimana akibat dari pembangkangan yang mereka lakukan terhadap sunnatullah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *