Para Bedebah Covid

Para Bedebah Covid
Para Bedebah Covid
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Gus Uwik, Peneliti Pusat Studi Peradaban Islam

Hajinews.idCovid memang bencana. Menguji manusia atas watak dan karakter aslinya. Yang berkarakter dan iman baik, pasti menjadi jalan untuk sabar dan semakin mendekat kepada Allah SWT.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bukan hanya itu, yang berkarakter dan iman yang baik juga akan semakin tinggi jiwa sosialnya. Akan berpikir dan berbuat membantu sesama yang terdampak serius bencana covid.

Namun berbeda dengan para bedebah. Dia akan berpikir picik lagi culas. Mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk meraup keuntungan pribadi dan kelompoknya dengan cara culas.

Tak peduli rakyat menjerit. Yang penting perut buncit. Tak peduli rakyat lapar. Yang penting dollar berjajar.

Itulah para bedebah covid. Rakyat lapar, bantuan sosial di sunat. Gak tanggung-tanggung. Potensi yang dikorupsi trilyunan rupiah. Sungguh sangat biadab.

Ternyata para bedebah bukan hanya mengeruk uang dari dana bansos covid. Ada yang gelap hati dan pikirannya mengeruk keuntungan dari bisnis PCR.

Luar biasa lebih biadabnya. Cuan menggelontor bak air bah. Jika dana bansos yang disunat kisaran 10rban perpaket, bisnis PCR lebih gila lagi. Bisa ratusan ribu per pcs test PCR.

Media ramai memberitakan jika reagen test PCR harganya tidak sampai 20rb. Ternyata di jual 100rb. Belum lagi biaya testnya yang diawal pandemi harganya dijual di atas 2jt. Wow, untungnya sangat luar biasa. Ini bener-bener bedebah.

Setelah terkuak dan ramai pihak yang mengkritik bahkan menghujat, baru beralibi bahwa selama ini belum pernah bagi defiden. Bahkan banyak dipakai kegiatan sosial.

Alibi aneh. Kenapa? Biasanya banyak pejabat dan perusahaan yang mewartakan kalau sudah bantu ini dan itu. Biasa, agar diketahui oleh banyak orang. Karena memang itu karakter pejabat sekarang. Yang penting pencitraan.

Kegiatan sosial ini dan itu di awal pandemi pasti ter-blow up di media. Namun, ini tidak ada suaranya sama sekali. Aneh. Kok tiba-tiba mereka beralibi bahwa itu semua untuk kegiatan sosial. Semoga motivasinya karena gak mau di anggap sombong. Jadi dulu tidak dipublikasi. Terus, ngapain kegiatan sosialnya sekarang diomongin sebagai alibi? Gak sombong tuh?

Dan anehnya lagi, mana ada perusahaan di buat yang tujuannya untuk bagi-bagi sedekah. Gak ambil untung. Baru dengar. Jelas tidak masuk logika akal sehat. Apalagi di tengah pejabat yang “kemaruk” berebut SDA untuk kepentingannya sendiri. Belum dibagi defiden, itu urusan mereka. Mungkin dibiarkan banyak dulu sampai meluber atau untuk simpanan 7 turunan.

“Main-main” bisnis PCR di kala pandemi lebih dzolim dari korupsi bansos. Mereka dzolim tapi “dilegalkan” secara hukum. Mereka yang membuat aturan dan mereka yang berbisnis. Sungguh mereka adalah bedebah. Tega meraup keuntungan dengan cara yang culas ditengah penderitaan rakyat. Masihkah percaya dengan omongan mereka kalau apa yang dilakukan untuk kepentingan rakyat? Silahkan dinilai sendiri.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *