Terreur A la Anies

Terreur A la Anies
Ludiro Prajoko (Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ludiro Prajoko (Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

Hajinews.id – TIGA orang ustadz ditangkap Densus 88. Tentu bukan urusan salep, tapi terorisme. Salah satunya Ustadz Farid Okbah (UFO). Ketua Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI). Dikabarkan, UFO terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI). Perannya, kata BNPT, sebagai fasilitator jaringan JI- Al Qaeda di Afghanistan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

UFO, masih kata BNPT, dapat diibaratkan sebagai aktor intelektual di organisasi teroris tersebut. Mentor JI. Awal dekade 90-an bergiat menyebarkan visi-misi JI, mendalami kitab Wahabi, Fiqh jihad. Dugaan yang komplit. Bak nasi goreng plus 2 biji telor ceplok.

Selama ini, tiga ustadz dimaksud, dikenal sebagai ustadz yang pro konstitusi. Menempuh perjuanhan secara damai. Ceramah dan buku-buku yang mereka tulis, tidak menyentuh soal terorisme. Mereka da’i yang menyerukan militanisme bukan terorisme. Kata Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia.

Juni tahun lalu, UFO, salah seorang dari sejumlah pengurus salah satu organisasi Islam, menghadap-diterima presiden di Istana. Sesuai penjelasannya, pada pertemuan itu, Ia menyampaikan sejumlah saran agar presiden: segera mencabut RUU HIP dan membangun pasar Syariah. Presiden juga dinasihati 5 perkara: Tegakkan shalat dan kebenaran, Tegakkan keadilan, Pilih orang yang tepat, Basmi korupsi, dan Pemerataan ekonomi. Akhirnya UFO berdoa: semoga nasihat itu dijalankan.

UFO jelas seorang teroris yang tak lumrah. Bisa masuk istana, bertemu langsung presiden, tanpa meninggalkan sedikitpun goresan dikulit presiden. Siapa korban aksi terornya? Dimana objek (gedung, pesawat, ….) akibat UFO unjuk ledakan?

Sementara ini, penangkapan 3 orang ustadz itu, mengerucut pada koar para buzzeRp, menuntut pembubaran MUI. Boleh jadi MUI bakal dibubarkan. Silakan, kata Prof. Anwar Abbas, Wakil Ketua MUI.

Melimpah catatan sejarah yang menunjukkan teror sebagai strategi andalan kaum komunis, untuk merebut, juga memertahankan kekuasaan. Bersandar ideologi kekerasan. Merujuk petuah Mao: kekerasan adalah hukum universal. Tanpa kekerasan yang revolusiner, kita tak dapat mengganti satu kelas dengan kelas lainnya (sosialisme-komunisme). Dan, Sendero Luminoso-Partai Komunis Peru, memaklumkan: revolusi Peru paripurna hanya setelah rakyat menyeberangi sungai darah. Juga di Kamboja, …. Dimana-mana!

Beberapa orang melemparkan granat, mencoba membunuh Soekarno pada suatu pertemuan di Perguruan Cikini, akhir tahun 1957. Tapi tak tepat sasaran. Menewaskan 10 anak dan menciderai puluhan orang. Dan, Soekarno baik-baik saja. Pelakunya Jusuf Ismail dan rekan, anggota DI/TII. Peristiwa itu berlatar politik yang rumit pada kurun itu. Teror amat serius terhadap seorang presiden. Memang, pengamanan presiden waktu itu belum canggih.

Begitulah lazimnya teror. Berbeda dengan mimbar yang meledak beberapa saat setelah Ali Murtopo selesai berpidato. Tentu ia tak lecet setitikpun. Juga, pengalaman seorang Jenderal anggota kabinet yang ditusuk dengan sejenis pisau kecil oleh sepasang suami-istri yang diduga terpapar ISIS.

Manusia menemukan obat untuk segala penyakit: Panacea. Juga, menciptakan siasat untuk segala urusan politik-kekuasaan: Terorisme. Pada masa awal Orba, ketika komunisme sudah dikategorikan bahaya laten, taka da lagi musuh aktual. Islam memenuhi syarat ditempatkan posisi itu. Ditarik dari Kartosuwirjo sampai Masyumi pada fragmen Konstituante. Lalu, aneka peristiwa terjadi: Tragedi Talangsari, Tanjung Priok, Woyla, sampai Tony Ardi. Sejumlah gereja meletus. Aksi teror sempat istirahat beberapa waktu paska reformasi 98. Relatif sepi masa SBY. Belakangan kembali ramai. Layaknya musim durian di kampung.

Apakah yang menarik dari penangkapan UFO?: Keterkaitan Anies dengan terorisme. Dua hari sebelum ditangkap, UFO bertemu Anies untuk urusan penting bagi sesama orang Islam. Alhamdulillah, hari ini tgl. 14 November 2021 M pak Anies Gubernur Jakarta hadir di rumah duka ibu mertua saya. Tulis UFO di akun IGnya.

UFO juga mengunggah foto Anies sedang membaca buku, dengan keterangan: Pak Gubernur DKI @aniesbaswedan lagi baca buku saya. Semoga menginspirasi beliau.

Data itu, tentu lebih dari cukup bagi para buzzeRp untuk menarik-membingkai Anies dalam pigura jaringan terorisme UFO. Teror: socialization of danger, kata Townshend. Aksi menebar ketakutan. Dan, terorisme a la Anies memang amat menakutkan bagi semua pihak yang tak ingin dia menjadi presiden.

Anies: meneror para penghujatnya dengan senyum dan pikiran jernih, meneror orang-orang yang memusuhinya dengan bukti Jakarta makin gemilang (Anies menandingi Soekarno yang membangun GBK), meneror kesadaran rakyat: bangsa ini bakal maju sejahtera kalau para pemimpinnya jujur, cerdas, ….,, meneror para pemimpin penggusur kepentingan rakyat dengan visi putting the people first (Kampung Aquarium}, …….. Anies memang sejenis teror bagi para pemegang kuasa, yang menggunakannya hanya untuk menciderai rupublik ini.

Maka, tak aneh bila nanti, para pendengki Anies menggencarkan teror seturut tabiat memaksakan “ke-masuk akal-an yang tak masuk akal” melalui penguasaan instalasi manipulasi akal sehat. Anies pasti melawan, juga dengan “teror”. Bedanya, teror para pendengki menciderai kemanusiaan. Anies menggunakan kemanusiaan untuk menghalau teror yang tak henti menciderai bangsa ini.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *