Kisahku Dari Balik Penjara

Kisahku Dari Balik Penjara
Kisahku Dari Balik Penjara
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ahmad Sastra

Hajinews.id – Saat itu usiaku masih sangat belia, baru semester dua sebagai mahasiswa komunikasi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota hujan. Rezim orde baru saat itu hampir menemui ajalnya. Batin ini terus menderu melihat ketidakadilan atas kehidupan rakyat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Berbagai aksi mahasiswa begitu marak silih berganti mempersoalkan kesengsaraan rakyat kepada penguasa yang dianggap tidak adil. Pergerakan mahasiswa saat itu cukup beragam analisa dan solusinya atas kondisi bangsa.

Tak terkecuali saya sendiri. Sebagai mahasiswa muslim, meski belum banyak bersentuhan dengan pergerakan Islam, namun keyakinan saya saat itu begitu kuat bahwa ada yang tidak beres dengan sistem pemerintahan saat itu.

Berbagai kebijakan kapitalistik dan liberalistik begitu kental dalam analisa saya saat itu. Hal ini terbukti meski Indonesia sangat kaya raya akan sumber daya manusia, namun rakyatnya begitu miskin. Masih begitu banyak anak-anak yang putus sekolah, harga kebutuhan naik melangit dan sederetan masalah sosial mendera rakyat.

Di sisi lain, saat itu para pejabat begitu sombongnya memamerkan kekayaan dan kemewahan di atas penderitaan rakyat. Seolah para pejabat itu tak lagi memiliki kepekaan atas penderitaan rakyat. Tanah-tanah luas mereka kuasai bersama para kapitalis, sementara rakyat berdesak-desakan di tanah yang sempit. Tak jarang rakyat kecil digusur atas nama legalisasi kepemilikan tanah. Di mata saya, pemerintah saat itu sangat zalim.

Saya lantas teringat dengan firman Allah, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS Al Isra’ : 16).

Saat itu saya berkesimpulan bahwa rezim orde baru yang mengalami krisis ekonomi dan telah menyeret kepada penderitaan rakyat adalah teguran Allah karena keingkaran rezim terhadap ketentuan Allah. Sebab tegaknya sistem zalim dan tiadanya sistem Islam telah menjadi biang kerok kerusakan bangsa-bangsa terdahulu.

Bahkan Allah telah memberikan ancaman akan datangnya kesempitan hidup bagi suatu kaum yang mengingkari aturan dan peringatan Allah. “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” [QS Thahaa : 124]

Ada empat faktor yang menyebabkan murka Allah terhadap kaum terdahulu hingga Allah kehancuran dan membinasakan mereka. Pertama adalah ketidaktaatan pada syariah Allah SWT untuk diterapkan dalam kehidupan mereka. Kedua kehidupan para pemimpin dan pejabat yang bermewah-mewah sementara rakyatnya miskin dan menderita.

Ketiga kezaliman kepada rakyat kecil dengan memutuskan berbagai kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat kecil. Keempat mengingkari kebenaran yang didakwahkan oleh para utusan Allah, bahkan mereka memusuhi, menghina, memburu dan menindas para utusan Allah yang berdakwah kepada mereka.

Dari keyakinan inilah yang mendorong saya untuk melakukan muhasabah kepada pemerintah agar segera kembali kepada jalan Allah dan meninggalkan sistem kapitalisme. Berbagai aksi perlawanan kepada rezim berkuasa saya lakukan bersama kawan-kawan mahasiswa lain. Bukan sadar, rezim orde baru justru bertindak represif kepada mahasiswa.

Singkat kata, saya ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Saat itu perasaan saya kaget dan sedih, namun tidak takut, bahkan semangat perjuangan semakin membara. Saya teringat para Nabi dan pejuang Islam yang dipenjara rezim zalim di masa-masa terdahulu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *