Buya Yahya: Mau Salat Tahajud Tapi Waktu Sudah Mendekati Subuh, Apa Masih Bisa? Simak Penjelasannya

Buya Yahya: Mau Salat Tahajud Tapi Waktu Sudah Mendekati Subuh
Buya Yahya: Mau Salat Tahajud Tapi Waktu Sudah Mendekati Subuh
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id Salat Tahajud adalah Salat sunnah yang dilakukan pada malam hari.

Salat sunah Tahajud dikerjakan pada sepertiga malam akhir atau setengah malam akhir.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ini merupakan waktu utama dan yang paling baik untuk mengerjakan Salat sunnah Tahajud.

Selain itu, ada hal lain yang juga perlu diketahui saat mengerjakan Salat Tahajud.

Salat diwaktu malam ini hanya dapat disebut Salat Tahajud, apabila dilakukan sesudah bangun dari tidur malam, sekalipun tidur itu hanya sebentar.

Sebab, tidur merupakan syarat utama untuk melaksanakan Salat Tahajud.

Itu artinya, jika dilakukan tanpa tidur terlebih dahulu, maka itu bukan salat Tahajud, melainkan Salat -Salat sunnah lain seperti witir atau istikharah.

Akan tetapi, dalam praktiknya, ada sebagian orang yang baru terbangun dari tidur malam pada jam-jam yang sudah melewati waktu terbaik untuk mengerjakan Salat Tahajud.

Yaitu di waktu sepertiga malam akhir atau setengah malam akhir.

Kadang kala, ada yang baru terbangun beberapa saat menjelang waktu subuh.

Memang, di waktu ini kondisi langit masih terlihat gelap, namun sudah hampir mendekati waktu subuh.

Lalu, apakah masih boleh mengerjakan Salat tahajud pada waktu ini?

Mengenai hal ini sebenarnya sudah pernah dijelaskan oleh Buya Yahya dalam sebuah video kajian yang diunggah di YouTube Al-Bahjah TV.

Berikut penjelasan Buya Yahya sebagaimana telah dirangkum Serambinews.com dari tayangan video YouTube Al-Bahjah TV.

Masih Bolehkah Salat Tahajud menjelang waktu Subuh?

Buya Yahya dalam tayangan video yang diunggah YouTube Al-Bahjah TV pada Rabu 13 Januari 2021 mengatakan, bahwa batas waktu pengerjaan Salat Tahajud yaitu selama belum memasuki waktu subuh.

“Ukurannya Anda cari subuhnya,” ujar Buya Yahya dalam video berjudul Waktu Untuk Melaksanakan Salat Tahajjud – Buya Yahya Menjawab tersebut.

Selagi belum memasuki waktu subuh, lanjutnya, maka Salat Tahajud masih berlaku.

Buya Yahya kemudian menjelaskan bagaimana mengetahui waktu subuh jika dilihat berdasarkan gelap-terang langit.

“Kalau Anda menghadap ke arah timur, ke arah terbitnya matahari, maka menjelang subuh itu kan gelap dulu,” jelasnya.

“Kalau di sudah di negeri Hongkong itu terang, kita sudah tertutup dengan sinar-sinar yang memancar dari kota-kota yang ada disana. Tapi kalau seandainya kita di negeri yang jauh dari sinar akan terlihat, nanti di ufuk timur itu ada suatu sinar yang merata,” lanjut Buya.

Sinar merata dari ufuk timur, tambah Buya Yahya, yang membentang dari utara hingga selatan itu disebut dengan fajar shadiq.

Jika fajar shadiq sudah terlihat, itu menandakan bahwa waktu subuh sudah tiba.

Hal ini juga berlaku jika berada di luar negeri sekalipun.

Salat tahajud tetap diukur berdasarkan waktu subuh di masing-masing daerah.

Opsi lainnya untuk mengetahui waktu subuh juga bisa dilihat melalui aplikasi-aplikasi yang tersedia untuk smartphone.

Pada intinya, Salat Tahajud masih bisa dikerjakan selagi belum memasuki waktu subuh.

Ukurannya bukanlah ukuran Adzan subuh, melainkan waktunya sudah memasuki subuh atau belum.

“Selagi belum subuh, Anda Tahajud, masih sah. Baru setelah itu masuk waktu subuh, biarpun belum adzan kalau jamnya sudah jam subuh, maka itu waktu subuh tiba. Bukan waktu Tahajud lagi,” pungkas Buya Yahya.

Tata Cara Salat Tahajud

Tata cara pengerjaan Salat tahajud sama seperti Salat lima waktu.

Yaitu dimulai dengan niat dan diakhiri dengan salam.

Yang membedakan hanya pada niat dan waktu pelaksanaannya.

Untuk lebih jelas, simak tata caranya berikut ini.

1. Niat

Bagi yang melafadzkan niat, niat salat tahajud adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

(Ushalli sunnatat tahajudi rak’ataini lillahi ta’aalaa)

Artinya: “Aku niat salat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala”

2. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah (Kumpulan doa iftitah)

3. Membaca surat Al Fatihah

4. Membaca surat atau ayat Al Qur’an

5. Ruku’ dengan tuma’ninah

6. I’tidal dengan tuma’ninah

7. Sujud dengan tuma’ninah

8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

9. Sujud kedua dengan tuma’ninah

10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

11. Membaca surat Al Fatihah

12. Membaca surat atau ayat Al Qur’an. Rasulullah biasa membaca surat yang panjang.

13. Ruku’ dengan tuma’ninah

14. I’tidal dengan tuma’ninah

15. Sujud dengan tuma’ninah

16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

17. Sujud kedua dengan tuma’ninah

18. Tahiyat akhir dengan tuma’ninah

19. Salam

Demikian bagi yang ingin melaksanakan salat tahajud dua rakaat.

Jika melaksanakan lebih dari dua rakaat, tinggal mengulang lagi seperti langkah-langkah di atas.

Surah yang sering dibaca Rasulullah SAW

Ada banyak surah yang bisa dipilih untuk dibacakan ketika melaksanakan Salat tahajud.

Namun, sebagaimana umat Nabi Muhammad SAW, tentu saja kita lebih memilih mengikuti tata cara ibadah yang dilakukannya.

Termasuk membaca surah yang sama dengan yang dibacakan oleh Rasulullah saat melaksanakan Salat tahajud.

Ustadz Adi Hidayat adalam sebuah video menyampaikan mengenai surah yang sering dibaca oleh Rasulullah saat mengerjakan Salat tahajud.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ada tiga jenis surah yang umumnya dibaca oleh Rasulullah dalam kesempatan ibadah malamnya ini.

“Satu, surat yang ringan, surat yang ringan. Saya tidak katakan pendek ya, ingat baik-baik, surat yang ringan yang diisyaratkan bagi para pemula yang menunaikan Salat tahajud,” terangnya.

Ustad Adi Hidayat memberi contoh dalil mengenai hal ini sebagaimana tercantum pada surah Al-Muzzammil ayat 20 dengan potongan ayat sebagaimana berikut.

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran….”

Berdasarkan ayat tersebut, jenis surat pertama yang bisa dibaca dalam tahajud ialah surah ringan yang dihafal.

1. 100 Ayat Surah Al-Baqarah atau 11 Ayat Terakhir Surat Ali Imran

Jenis surat pertama yang bisa dibaca dalam tahajud ialah surah ringan yang dihafal.

Bagi Nabi Muhammad SAW, kata Ustad Adi Hidayat, keringanannya itu ialah 100 ayat dari Surah Al Baqarah, atau 10 hingga 11 ayat terakhir surah Ali Imran.

Jumlah ayat itu dibaca dalam satu rakaat.

“Jadi ukuran ringannya itu relatif. Ringan bagi Nabi belum tentu ringan bagi kita. Tapi prinsipnya cari yang ringan,” terang Ustad Adi.

2. Surah yang tersusun dalam Alquran

Jenis surah kedua ialah surah-surah yang tersusun dalam Alquran secara tertib, dengan tujuan mengulang yang dihafal atau memperbanyak yang dibaca.

“Kalau yang tadi yang ringan-ringan, sekarang justru terbalik. Panjang, tapi panjangnya ini diurutkan,” lanjutnya.

Bagi yang sudah mengahafal Alquran, sambung Ustad Adi, ini adalah kesempatan untuk mengulang hafalannya sebagaimana dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad.

3. Surah yang isinya sesuai kebutuhan

Selanjutnya jenis surah ketiga yaitu memilih surah-surah yang sesuai dengan kebutuhan atau keperluan pelaksana tahajud.

Oleh Ustadz Adi Hidayat dikatakan bahwa ini yang paling jarang dilakukan oleh pelaksana Salat tahajud.

Misalnya bagi yang sedang mencari nafkah, maka lebih baik membaca ayat-ayat tentang rezeki untuk meminta kemudahan pada Allah Swt.

Begitupula untuk masalah lainnya yang diperlukan oleh pelaksana Salat tahajud, bisa memilih ayat-ayat yang sesuai untuk dibacakan dalam ibadah malam ini.

Sebagaimana diketahui, semua surah Alquran berisi pedoman hidup dan semua permasalahan soal kehidupan ada di dalamnya. [ach]

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *