Orang yang Pertama Kali Mendirikan Salat Ashar adalah Nabi Yunus

Nabi Yunus Pertama Kali Mendirikan Salat Ashar
Nabi Yunus Pertama Kali Mendirikan Salat Ashar
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Orang pertama yang mendirikan Salat Ashar ialah Nabi Yunus AS . Hal itu dilakukan ketika Nabi Yunus baru dikeluarkan Allah SWT dari dalam perut ikan paus.

Syamsuddin Noor dalam bukunya berjudul “Mengungkap Rahasia Salat Para Nabi” mengutip Imam Haqqi menyebutkan bahwa saat dikeluarkan dari dalam perut paus, keadaan Nabi Yunus sangat lemah seperti burung yang tidak berbulu pada sekujur tubuhnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selama di dalam perut ikan, Nabi Yunus AS berada dalam empat kegelapan yaitu:

  1. Kegelapan di dalam usus perut ikan.
  2. Kegelapan di dasar lautan lepas.
  3. Kegelapan pada kala malam.
  4. Kegelapan di dalam perut ikan.

Menurut Imam Haqqi, Nabi Yunus AS selamat dari ikan paus bertepatan pada waktu Ashar (menjelang sore). Kemudian, beliau segera melakukan Salat empat rakaat sebagai rasa syukurnya kepada Allah karena telah keluar dari empat kegelapan.

Syamsuddin Noor mengatakan kuatnya ibadah Nabi Yunus AS sehingga dengan hikmah dan rahasia Tuhan ia ditakdirkan menjadi orang pertama yang mendirikan Salat Ashar.

“Sejarah ini akan dikenang oleh umat akhir zaman. Sebab, ibadah Salat Asharnya telah menjadi ibadah fardhu bagi umat sesudahnya (umat Islam),” tulisnya.

Orang yang senantiasa mengerjakan kebajikan dalam ketaatan kepada Allah, terutama giat dalam ibadah salatnya, akan memperoleh keselamatan dari Allah SWT. Selain itu, juga akan selamat dari segala marabahaya di dunia dan petaka akhirat. Insya Allah.

Allah SWT mengabadikan tasbih Yunus dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 87:

 وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” ( QS Al-Anbiyya : 87)

Dalam kegelapan, Nabi Yunus AS berdoa, “Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhalimiin” (Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim).

Imam Al-Haqqi menjelaskan, Nabi Yunus AS berdoa dalam keadaan yang sangat gelap gulita dalam perut ikan, gelapnya dasar laut, dan gelapnya malam.

Selanjutnya, Al-Haqqi mengutip perkataan Syeikh Samarkandi dalam tafsirnya yang mengatakan, Allah Mahatahu sesuatunya. Sesungguhnya kegelapan yang dimaksud adalah enam kegelapan, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Aku melihat seorang lelaki dari umatku di antara kedua tangannya dipenuhi kegelapan, di belakangnya juga kegelapan, di samping kanannya kegelapan, di samping kirinya juga kegelapan, dari bawah kedua telapak tangannya juga kegelapan, dan diliputi oleh kegelapan.

” Hal yang terpenting ialah keterangan selamatnya jiwa Nabi Yunus AS dari kegelapan, yaitu kegelapan pikiran, kegelapan hati, dan kegelapan di alam dunia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *