Ajaran Islam Belum Nampak dikalangan Mayoritas Aparat Pemerintah

Ajaran Islam Belum Nampak di Aparat Pemerintah
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Islam ajaran keselamatan yang paling sempurna pada sisi manapun kita memandangnya. Tidak ada yang bertentangan dengan sifat asli manusia. Jika pada manusia ada sisi sifat yang tegas, bahkan keras itu juga terdapat dalam ajaran Islam. Yakni tegas dalam memisahkan yang hak dan yang batil. Keras kepada pihak-pihak yang menistakan manusia, merusak lingkungan, berlaku tiran, dholim karena sikap demikian menentang Allah dan Rasul-Nya. Dan mereka yang berprilaku seperti itu, dalam masyarakat apa pun pasti akan ditentang. Tidak ada masyarakat yang suka dengan kesewenang-wenangan, ketidakadilan, pemerkosaan terhadap hak azasi dan semacamnya. Sisi ini adalah manifestasi atas sifat Allah yang Maha Perkasa, Mahaadil, Mahakeras hukuman-Nya terhadap orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Islam juga memiliki ajaran yang welas asih, dengan kelembutan serta kearifan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. Sisi ini merupakan perwujudan atas sifat Allah yang Mahalembut (latief), Mahadermawan kepada semua makhluk-Nya.

Kedua sisi diatas, merupakan bagian dari ajaran Islam sebagai rahmatan Lil alaamiin. Sikap tegas diperlukan dan menjadi Rahmat jika dipergunakan dengan tepat pada waktu dan situasi yang tepat. Seperti marah disaat yang tepat, tegas disaat yang tepat, menghukum disaat yang tepat, dan seterusnya. Demikian pula sebaliknya, lembut disaat yang tepat, menyayangi kepada yang tepat untuk disayangi, mengasihi kepada yang tepat untuk dikasihi dan seterusnya. Karena rahmatan Lil alamiin yang disandang oleh ajaran Islam, memerlukan penerapan yang tepat. Misalnya menghukum para pelaku kejahatan sesuai kualitas kejahatan yang diperbuatnya. Jika misalnya seseorang merampas hak fakir-miskin (secara massif, sampai jutaan) dengan mencuri bantuan sosial tentu harus dihukum jauh lebih berat berlipat-lipat daripada seorang pencuri kerbau yang misalnya hanya merugikan satu orang. Seorang yang membunuh, memperkosa (merusak masa depan seseorang), tentu harus dihukum berat. Dan seterusnya.

Disisi lain, membuka pintu maaf kepada siapapun yang meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya, bertekad memperbaiki diri kembali ke jalan yang diridhai Allah atau disebut taubat. Kemahadermawanan Allah menerima semua orang yang bertaubat, dan memaafkan segala kesalahannya, seperti orang yang baru terlahir kembali.

“Moderasi Islam, tidak dibutuhkan”

Pandangan Islam yang seimbang, moderat, seperti itu sudah begitu semenjak di turunkan ajaran Allah ini. Sebab itu tidak perlu repot mendorong konsep “moderasi” Islam. Islam sebagai ajaran sudah moderat, sudah sangat seimbang. Yang diperlukan adalah pelaksanaan ajaran Islam itu dengan benar sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan para Arifbillah dari kalangan orang-orang yang beriman.

Problem bukan pada ajaran Islam. Justru ajaran Islam ini telah dihianati, disepelekan, diabikan, sehingga kehidupan manusia menjadi buruk. Pemerintah tidak adil, tidak memayungi pihak yang lemah dari eksploitasi pihak yang kuat. Tidak menegakkan hukum dengan adil, tidak memberi makan fakir miskin, bahkan merampas hak-hak mereka, dan seterusnya. Itu sudah pasti keliru, dan pasti buruk akibatnya bagi masyarakat. Jangan karena pemerintah gagal menjaga aparatnya supaya tidak korupsi, tidak becus membina para Menterinya sehingga menyalahkan gunakan kekuasaan, tidak becus membina para polisi dan aparat penegak hukum sehingga mata rantai penegakan hukum dari hulu ke hilir berubah jadi “pasar” bagi jual beli pasal-pasal karet, lalu ajaran Islam yang di garuk-garuk mau di moderasi.

Percayalah bahwa jika pemerintah, beserta seluruh aparatur negara (sipil dan militer) bisa memberikan keteladanan, yakinlah bahwa pembangunan yang berkelanjutan akan kita nikmati hasilnya dengan suasana damai dan bahagia. Rakyat tentu akan mendukung setiap pemerintahan yang bersih, berkinerja baik, adil dalam penegakan hukum serta memihak kepada kepentingan umum.

Hentikanlah itu provokasi dengan narasi “memoderasi ajaran Islam“. Bacalah Al-Qur’an dan temukanlah bahwa ajaran Islam itu sudah sangat moderat. Sudah sangat seimbang. Sama sekali tidak ada yang bertentangan dengan jati diri seorang manusia.

Banyaklah melihat diri sendiri, agar dapat memperbaiki diri sendiri. Jika masing-masing individu memperbaiki dirinya, tentu akan hadir masyarakat yang baik.

Janganlah embel-embel jabatan, simbol-simbol kepangkatan yang ditempel pada baju dinas itu membuat anda kehilangan sisi fitrah dari seorang manusia. Gunakanlah jabatan itu, dan jadikanlah embel-embel yang ada di baju dinas anda itu sebagai peringatan untuk memberikan layanan publik yang terbaik. Itulah ajaran Islam. Kedepankanlah sisi ajaran Islam itu sesuai kondisi yang dihadapi. Tegas dan keraslah kepada para perusak, lembutlah kepada mereka yang lemah dan adillah terhadap sesama.

Tentu tidak semua aparat pemerintah buruk, dan belum melaksanakan ajaran Islam. Tapi yang dominan terbaca belum menjadi mayoritas dalam pemerintahan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *