Rasulullah SAW Saja Tidak Mau Menyolatkan Jenazah Orang ini, Ternyata Semua Dosa Diampuni Kecuali Hal Ini

Tidak Mau Menyolatkan Jenazah
Tidak Mau Menyolatkan Jenazah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Apa hukuman bagi orang wafat meninggalkan utang? Ternyata begini penjelasannya.

Utang merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan dan diperbolehkan dalam Islam.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Utang ini disebut pula sebagai muamalah lantaran bagian dari tolong-menolong sesama manusia.

Allah berfirman dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 2,

Artinya:

“Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam melakukan kejahatan dan kerusakan.” (QS. Al-Maidah:2)

Utang dapat membawa pelakunya ke surga, karena niatnya untuk menolong sesama manusia.

Namun, utang juga dapat membawa pelakunya ke neraka.

Manakala ketika berhutang berniat tidak mau melunasinya.

Berikut adalah bahayanya bila tidak mau melunasi utang yang dibagikan melalui kanal YouTube Nasihat Muslim.

1. Jika meninggal dan belum melunasi utang, maka akan terhalang masuk surga meskipun mati syahid.

Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh dua kali, dan dia masih punya utang, maka dia tidak akan masuk surga sampai utangnya itu dilunasi.” (HR. Ahmad, An Nasa’i)

Orang yang meninggal sekalipun ia meninggal dalam keadaan syahid, masih bisa terhalang dari masuk surga apabila masih memiliki utang.

Padahal semua dosa dari orang yang mati syahid akan diampuni.

Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utang.” (HR. Muslim)

Maka sungguh menderita bagi orang yang tidak pernah sholat, ditambah lagi tidak mau melunasi utang.

2. Orang yang berhutang dan berniat tak mau melunasi, akan bertemu dengan Allah dengan status sebagai pencuri

Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa saja yang berutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu dengan Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah)

“Orang seperti ini akan dikumpulkan bersama golongan pencuri, dan akan diberi balasan sebagaimana mereka.” (Faidul Qodir)

“Barangsiapa yang mengambil harta manusia (hutang), lalu dia berniat ingin menghancurkannya, maka Allah juga akan menghancurkan dirinya.” (HR. Bukhari)

3. Utang membuat pelakunya mendapat kehinaan di siang hari, dan kegelisahan di malam hari

“Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah-tengah manusia selama kalian hidup.”

Bagi yang terpaksa berhutang karena darurat, tidak perlu khawatir, karena jika memang terpaksa dan berniat membayar maka akan dibantu oleh Allah Subhanahuwata’ala.

“Jika seorang muslim memiliki utang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia.” (HR. Ibnu Majah)

“Allah akan memberi pertolongan pada orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai ia melunasi hutangnya, selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah)

4. Meninggal dan masih ada utang, enggan disholati

“Kamu duduk di sisi Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam kemudian didatangkan satu jenazah. Beliau bertanya, ‘Apakah dia memiliki hutang?’ Sahabat menjawab, ‘Tidak’ Lalu beliau mengatakan, ‘Apakah dia meninggalkan sesuatu?’ Mereka menjawab, ‘Tidak’ Lalu Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam mensholati jenazah tersebut. Kemudian didatangkan jenzah lainnya, Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah sholatkanlah dia’ Lalu beliau bertanya, ‘Apakah dia memiliki hutang?’ Mereka menjawab, ‘Iya’ Lalu beliau mengatakan, ‘Apakah dia meninggalkan sesuatu?’ Mereka menjawab, ‘Ada sebanyak 3 dinar’ Lalu Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam menyolati jenazah tersebut. Kemudian didatangkan jenazah ketiga. Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah sholatkanlah dia’ Beliau bertanya, ‘Apakah dia meninggalkan sesuatu?’ Mereka menjawab, ‘Tidak ada’ Lalu beliau bertanya, ‘Apakah dia memiliki utang?’ Mereka menjawab, ‘Ada 3 dinar’ Beliau berkata, ‘Sholatkanlah sahabat kalian ini’ Kemudian Abu Qatadah berkata, ‘Wahai rasulullah, sholatkanlah dia biar aku yang menanggung hutangnya.’ Kemudian beliau mensholatinya. (HR. Bukhari)

Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik dalam membayar utang.

Ketika dia mampu dia langsung melunasinya atau dia melunasi sebagiannya jika dia tidak mampu melunasi seluruhnya.

Sikap inilah yang akan menimbulkan hubungan baik antara orang yang berhutang dan yang memberi hutang.

“Sesungguhnya yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari)

Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan dosa dan dari beratnya hutang serta dimudahkan dalam melunasi utang.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *