Pengajian MTP IPHI SUMUT, ‘Seburuk-buruk Pencuri Adalah Pencuri dalam Shalat’

Dokpri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — MTP IPHI SUMUT menggelar pengajian, di Kantor IPHI SUMUT Jalan Nibung Raya Medan, Sabtu (15/1/2022), kajian tersebut berlangsung menyentuh hati dan mengulangingatkan untuk mengevaluasi Kualitas Shalat kita masing-masing.

Al Ustadz Mohd, Iqbal Abdul Muin, LC, MA yang juga Pengurus PW IPHI SUMUT menyampaikan materi dakwahnya tentang Kualitas Ibadah seseorang terutama Shalat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Shalat adalah Ibadah yang Agung, Shalat menjadi perintah spesial Allah SWT yang harus diambil Nabi Muammad SAW langsung ke langit melalui peristiwa hebat Isra’ Mi’raj. Ia merupakan rukun Islam yang kedua sekaligus menjadi tiangnya agama.

Bahkan, hal itu menjadi ibadah yang paling pertama dimintai pertanggung jawabannya di akhirat.

Suatu keniscayaaan bagi umat muslim, seharusnya tidak main-main dalam menjalankan Shalat. Seburuk-buruk Manusia adalah Pencuri dalam Shalatnya. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُوْدَهَا أَوْ قَالَ: لَا يُقِيْمُ صُلْبَهُ فِى الرُّكُوْعِ وَالسُّجُودِ. (رواه أحمد)

Dari Abi Qatadah, ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Seburuk-buruknya manusia adalah orang yang mencuri shalatnya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang mencuri shalatnya?” Rasulullah saw. menjawab, “Yaitu seseorang yang tidak sempurna rukuk dan sujudnya, atau beliau bersabda, “Yaitu orang yang tidak lurus tulang belakangnya dalam rukuk dan sujud.” (H.R. Ahmad)

Pencuri shalat adalah orang yang tidak melaksanakan shalat dengan sempurna, yakni ketika rukuk dan sujud tulang punggungnya tidak lurus. Hal ini sangat mungkin terjadi terhadap orang yang terburu-buru dalam shalatnya. Sehingga, ia melaksanakan shalat hanya sekedar jungkir balik, tidak Thumakninah. Mencuri dalam shalat berarti mengambil haknya sendiri. Alangkah meruginya orang yang melakukan hal itu. Karena shalat adalah kewajiban untuk kita, di dalamnya juga berisi do’a untuk kita bahkan gerakannya juga memiliki manfaat luar biasa untuk kesehatan kita. Nah, jika kita terburu-buru sehingga rukuk dan sujud kita tidak sempurna, maka kita telah mencuri nikmat dari Allah untuk kita. Oleh sebab itu, maka sudah seharusnya kita tidak main-main dalam menjalankannya. Sehingga, kita tidak menjadi bagian dari para pencuri shalat. Ujar Ustadz Iqbal dalam ceramahnya

Sebelumnya pada Pengajian MTP IPHI SUMUT pada Bulan Desember 2021 Al Ustadz Iqbal menyampaikan materi Masihkah Shalat Terburu buru, Padahal Membaca Alfatihah Dalam Shalat Adalah Dialog Langsung Hamba Dengan Allah.

Muhasabah Diri yang paling penting adalah bagaimana kita dapat memperbaiki Hubungan dengan Allah terutama dalam Shalat. Dialog Kita Dengan Allah dalam membaca Alfatihah sebagaimana yang disampaikan dalam Hadits Qudsi maka semestinya membuat kita tidak layak melaksanakan Shalat secara Terburu-buru.

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ: { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ:{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ (رواه مسلم)

“Allah berfirman bahwa Allah membagi dua sholat itu antara diri- Ku dan hamba-Ku.
Untuk hamba-Ku apa yang diminta ya.

Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.”

Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.

”Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.”

Allah berfirman, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.”

Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.”

Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.” (HR. Muslim 395)

Komunikasi langsung hamba dengan Allah yang jiwa kita berada dalam genggaman-Nya , bila terjadi sesuatu Kun Fayakun. Apakah berani kita Shalat terutama membaca Alfatihah sebagai Rukun Shalat itu secara terburu buru, lalai, alpha, Tidak Menghadirkan hati dalam berdialog? Semestinyalah kita meningkatkan rasa khusyuk kita ketika melaksanakan Shalat.

Pengajian MTP IPHI SUMUT dibawah kepemimpinan Hj. Aswita Lubis dan Hj. Nani Ayum Panggabean berlangsung penuh haru dan Khidmat dalam Muhasabah Diri untuk Peningkatan Kualitas Shalat. Salah satu Indikator Haji Mabrur Sepanjang Hayat adalah Terbaik dalam Kualitas Shalat. Semoga kita bisa mengevaluasi tata cara Shalat kita untuk dapat lebih tenang, sabar, membaca dengan baik dan sempurna.(*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *