Index Kebahagiaan & Kritik Terhadap Latar Belakang Teorinya

Index Kebahagiaan & Kritik
Index Kebahagiaan & Kritik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



By Hanief Saha Ghafur

Hajinews.id – Ketua Program Doktor Kajian Stratejik & Global, SKSG, Universitas Indonesia. Dosen Matakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan & Metodologi Riset di SKSG-UI, dan matakuliah “Kepemimpinan Stratejik” pada Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-PTIK.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan rilis terbaru terkait Index Kebahagiaan Hidup yang bisa rilis di bulan Juni. Saya sudah lama terusik setiap kali rilis tahunan ini dikeluarkan lembaga PBB. Index tahunan ini dikeluarkan sejak 2012, dan dimaksudkan untuk memberi dukungan informasi pada setiap pertemuan tingkat tinggi yang digelar PBB. Index ini menyodorkan 6 indikator sebagai instrumen riset mereka di lapangan (baca World Happiness Report 2021).

Index Kebahagiaan

Selain index kebahagiaan dari PBB, juga ada tip Ben Shahar dari School of Psychology, Harvard yang menyodorkan 14 Tip hidup bahagia. Juga Randy Pausch dan Jeffrey Zaslow dalam bukunya The Last Lecture yang menyodorkan 30 tip hidup bahagia. Masih banyak resep-resep lain untuk hidup bahagia. Bahkan mungkin kita semua punya resep sendiri-sendiri untuk hidup bahagia. Baik indikator index, resep, ataupun tip hidup bahagia itu diterima begitu saja dan nyaris tanpa kritik. Apalagi dilakukan oleh lembaga otoritatif seperti PBB.

Riset ini secara metodologis tidak masalah. Baik syarat dan prosedur risetnya sudah terpenuhi. Walau ada sedikit masalah dalam hal penarikan kesimpulan. Namun secara teori bahwa kebahagiaan itu berlaku universal, lintas budaya, & mengeneralisir semua ranah individu tidak bisa diterima. Disinilah letak masalahnya.

Kebahagiaan itu ada di ranah individu yang selalu bersifat nisbi. Kebahagiaan itu ada di hati sanubari kita masing2. Kebahagiaan itu lekat dengan suasana batin manusia. Suasana batin manusia itu lekat dengan ragam kebudayaan yang berbeda. Begitu juga sebaliknya.

Index Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah perwujudan dari suatu ekspresi simbolik yang maknanya dapat dirasakan dan bersifat
longlasting moods, emotions, dan aura positif terhadap eksistensinya yang bersifat jangka panjang (bahagia). Berbeda dengan “senang” yang sifatnya jangka pendek.

Dunia Timur (termasuk kebudayaan dan agama) pasti dapat membedakan antara “bahagia” dengan “senang”. Mereka memiliki ajaran, resep, dan tip masing-masing untuk hidup bahagia. Berbeda dengan budaya Barat yang hanya mengenal satu kosa kata yaitu “happy (senang)” dan turunannya = “happiness (bahagia)”. Keduanya bersifat duniawi, immanent, dan sedikit melibatkan indikator kebahagiaan eternal. Tak menentukan dimensi waktu, jangka panjang atau pendek. Bahagia dan senang itu sama = “happy”.

Betulkah kebahagiaan itu bersifat universal, lintas budaya, dan bisa digeneralisir kepada semua individu ?? Kebanyakan orang Indonesia pasti bisa menjawab : “tidak”. Bahagia itu bukanlah an objective think. Bahagia itu bersifat subyektif. Bila kebahagiaan ada dalam suatu kolektif masyarakat itu adalah buah hasil dari persebaran yang sama dari subyektiftasnya (share of subjektivity). Kebudayaan itu bersifat relatif dan manifestasi hasil dari share of subjectivity. Tidak ada kebudayaan itu bersifat universal. Walaupun ada dimensi universal dalam suatu kebudayaan. Ada katagori universal yang dapat ditemukan dalam setiap kebudayaan, seperti sistem sosial, religi, bahasa teknologi, pengetahuan, mata pencaharian, dan kesenian. Tujuh katagori itu dapat ditemukan pada semua kebudayaan umat manusia. Tetapi kontennya dipastikan berbeda satu dengan yang lain. Setiap kebahagiaan pasti berpijak pada basis konten dari relatifisme budaya yang berbeda-beda itu. Baik kebudayaan dan kebahagian berkembang tidak semata berdasarkan pada suatu ajaran, resep, atau indikator tertentu. Jika tidak ada konten kebudayaan yang bersifat universal. Juga tidak ada kebahagiaan yang bersifat universal. Pertanyaanya adalah, apakah indikator index, resep, atau tip itu berlaku universal ? Ternyata tidak.

Index Kebahagiaan

Tak kalah menyesatkan bila kebahagiaan itu dibuatkan variable dengan indikator. Namun indikator dan resepnya terbatas hanya pada sejumlah item yang bersifat sumir dan artifisial. Membuat indikator index atau resep bahagia yang bersifat lintas budaya dan dikenakan pukul rata kepada semua individu dan semua bangsa dan Negara.
Seolah bangsa-bangsa dianggap tidak bahagia bila tak miliki atau mengacu, atau kurang dari indikator index tersebut. Seolah mereka ingin mengatakan : “jika ingin bahagia, mengaculah kepada ajaran, resep, atau indikator indeks” yang saya buat ini.

Setiap kita boleh menyodorkan resep kebahagiaan. Namun jangan anggap resep itu mutlak dan berlaku universal. Bila menjalankan resep itu dipastikan akan bahagia. Jangan anggap bahwa orang primitif, miskin, tertinggal, terbelakang, dan buta huruf tidak bahagia dan tidak punya konsep kebahagiaannya sendiri. Atau kebahagiaan hanya bagi mereka yang masuk dan miliki indikator indeks atau memiliki Tip kebahagiaan dari Randy Pausch, Jeffrey Zaslow, Ben Shahar dan lainya.

Index Kebahagiaan

Paling tidak ada 2 hal yang jadi masalah dalam riset ini, yaitu: masalah penarikan kesimpulan riset dan latar belakang teori yang digunakan. Inilah yang saya maksud secara metodologi dalam riset ini telah terjadi an ecological fallacy, yaitu penarikan suatu kesimpulan di luar unit analisisnya. Mengapa ? Karena indikator index yang sifatnya respon psikologis yang bersifat individual, namun penarikan kesimpulannya dikenakan menyeluruh kepada suatu bangsa, bahkan Negara. Sebagaimana juga terjadi pada penarikan kesimpulan (ecological fallacy) dari riset Emaile Durkheim tentang “Bunuh Diri”. Telah terjadi pergeseran dalam penarikan kesimpulan dari sampel terbatas kepada suatu bangsa atau negara. Dari respon psikologis individual kepada generalisasi suatu bangsa.

Selain ecological fallacy, juga terjadi theoritical fallacy sesat pikir karena pilihan paradigma dan latar belakang teori yang salah dan menyesatkan. Sebagaimana saya terangkan di atas. Salam sukses dan sehat selalu untuk kita semua. Don’t worry be happy.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *