22 Ribu Netizen Teken Petisi Setop Rencana Pertambangan di Wadas

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Purworejo, Hajinews.id – Puluhan ribu orang menandatangani petisi penolakan rencana pertambangan batuan andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Berdasarkan pantauan hajinews.id hingga Selasa malam pukul 21.24 WIB, ada 22.063 warganet yang menandatangani petisi tersebut.

Petisi dibuat Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), Kamudewa, dan Wadon Wadas dengan judul ‘Hentikan rencana Pertambangan Batuan Andesit di Desa Wadas. Adapun petisi itu ditujukan untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dalam petisi itu, Gempadewa mengatakan berbagai kerusakan lingkungan akan terjadi jika proyek bendungan itu tetap dilanjutkan. Ia menyebut, sebagian Desa Wadas akan dikeruk habis dan dijadikan lokasi tambang batuan andesit untuk memasok material Bendungan Bener.

“28 titik sumber mata air kami akan rusak. Kami akan kehilangan mata pencaharian. Lahan pertanian kami akan rusak,” kata Gempadewa dalam petisi tersebut, Selasa (8/2).

Lebih lanjut, pembuat petisi menyebut Desa Wadas juga akan rentan terkena longsor. Berdasarkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo 2011-2031, Kecamatan Bener (termasuk Desa Wadas) merupakan bagian dari Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor.

“Inilah yang kami takutkan akan terjadi di desa Wadas, Kec. Bener, Kab. Purworejo, Jawa Tengah karena rencana pertambangan batuan Andesit untuk pembangunan Bendungan Bener,” ucap mereka dalam pengantar petisi itu.

“Untuk memasok batuan untuk pembangunan Bendungan Bener, Desa Wadas seolah jadi tumbal. Sebagian besar desa kami (145 ha) akan dikeruk habis untuk jadi tambang batuan andesit,” imbuhnya.

Gempadewa dkk menjelaskan, Bendungan Bener merupakan salah satu proyek strategis nasional yang akan memasok sebagian besar kebutuhan air ke Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo. Pihaknya khawatir, warga Wadas justru akan krisis air imbas proyek tersebut.

“Lalu bagaimana dengan pasokan air kami? Bagaimana dengan lubang-lubang bekas tambang nantinya? Di banyak daerah bekas tambang sering dibiarkan begitu saja sampai memakan korban jiwa,” tutur mereka.

Gempadewa dkk juga merasa warga Wadas kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Kemudian saat pihaknya mengadvokasi warga ke Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO), Ganjar sama sekali tidak mengindahkan penolakan.

“Mereka tetap mengeluarkan izin penetapan lokasi (IPL) Bendungan Bener walau kami menolak. Kami juga nggak dilibatkan dalam penyusunan AMDAL,” ucapnya.

“Kami menduga, ada manipulasi dokumen untuk memenuhi formalitas belaka namun sangat miskin akan substansinya,” imbuhnya.

Di sisi lain, proyek tersebut juga mengakibatkan banyak warga yang mendapat tindakan represif dari aparat. Ia menyebut, saat warga menolak proyek tersebut, aparat malah melakukan sejumlah kekerasan.

“Aparat malah narik, mukul, menendang, menginjak, dan menjambak kami,” ucapnya.

Sebelumnya, ribuan polisi berseragam dan senjata lengkap mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo hari ini, Selasa (8/1). Mereka mencopot banner penolakan Bendungan Bener dan mengejar beberapa warga sampai ke hutan.

Setidaknya lebih dari 20 warga diamankan polisi dalam operasi tersebut.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan aparat berada di sana untuk menjaga kamtibmas selama kegiatan pengukuran lahan. Ganjar pun meminta warga tidak menyikapi secara berlebihan.

“Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan,” ungkap Ganjar.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi pun mengonfirmasi kegiatan aparat di Wadas tersebut.

“Saya ikut di lapangan, di Wadas, memastikan tidak ada kekerasan. Prinsip kami melindungi masyarakat,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Diketahui, warga Wadas sudah melakukan penolakan terhadap penambangan batu andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener sejak 2016. Penolakan tersebut kerap mendapat tekanan dari aparat kepolisian.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *