Miris! Jemaah Umrah Kalsel Diperlakukan Bak “Teroris” Setibanya di Tanah Air

Jemaah Umrah Kalsel
Jemaah Umrah Kalsel
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kalimantan Selatan, Hajinews.id -Forum Komunikasi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (FK Patuh) mengadu ke Kanwil Kemenag Kalsel di Banjarmasin terkait perlakuan bak teroris yang dialami jemaah umrah Kalsel, Rabu (9/2/2022).

Perlakuan bak teroris saat tiba di Jakarta untuk melaksanakan Karantina menjadi keluhan yang dirasakan para jemaah umrah Kalsel. Perlakuan tak mengenakkan yang dialami jemaah umrah Kalsel itu diungkap Ketua Forum Komunikasi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (FK Patuh) Kalsel, Saridi Salimin.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ia mengatakan, perlakuan bak teroris yang dialami jemaah yakni contohnya disambut dengan wajah garang oleh satgas covid 19, TNI, dan juga polri.

“Jauh-jauh diberikan minum walau hanya segelas air putih, justru untuk istirahat dudukpun mereka tidak ada kursi, seolah-olah kami diperlakukan seperti teroris, pembawa virus dari luar negeri,” ujarnya Rabu (9/2/2022).

Saridi menambahkan, banyak pintu yang harus di lalui di bandara Soekarno Hatta yang membuat jemaah sangat lelah, proses itu bisa memakan waktu sampai dengan 6 jam.

“Seandainya bapak ada di sana turut merasakan yang jemaah kami rasa bapak pun akan naik pitam,” imbuhnya.

Belum lagi proses menunggu bagasi itupun sangat lama, padahal logikanya untuk mengurus administrasi saja ujar Saridi sudah memakan waktu berjam-jam.

“Mengapa, untuk mengambil bagasi masih harus menunggu lama. Selain itu proses administrasi yang berjam-jam menjadi penumpukan jumlah jamaah yang kemudian bercampur dengan WNI dan WNA dari luar selain Arab Saudi, bukankah kita harus sosial distancing. Bukankah peran utama satgas covid 19 adalah menertibkan hal tersebut. Semua itu sangat melelahkan menguras tenaga dan mental,” katanya.

Saridi mengatakan, dari semua itu yang paling menekan mental adalah wajah garang satgas covid 19, TNI dan Polri. Jemaah yang rakyat biasa dan 70 persen orang yang lanjut usia, melihat demikian yang tadinya sehatpun jadi sakit.
Begitu besar tekanan mental yang dihadapi para jemaah, membuat jemaah stress dan drop imunnya.

“Padahal rakyat ini hanya rakyat biasa, bukan penjahat apalagi teroris tidak perlu di perlakukan demikian, dimana letak hati nurani pemerintah terhadap warga negaranya,”katanya.

Masalah yang tak kalah penting, terang Saridi, adalah terkait pelaksanaan karantina, dalam hotel karantina jemaah yang tidak boleh keluar kamar selama tujuh hari.

Jemaah ujarnya menjadi stress dan tidak produktif, seperti terpenjara selama tujuh hari penuh dikurung.

“Alhamdulillah sudah ada pengurangan dua hari menjadi lima hari, kamar tidak pernah di bersihkan selama karantina, apalagi sprei diganti, dalam kamar karantina tersebut para jemaah mendapat tekanan mental yang besar, bahkan ada jemaah yang tidak bisa makan menu hotel yang setiap hari itu-itu saja, sehingga jemaah tidak makan, akhirnya jatuh sakit,” bebernya.

Manusia yang sehat sekalipun ujar akan sakit dengan kondisi seperti itu, boleh di konfirmasi kepada dokter seluruh dunia bahwa support atau kesehatan mental itu faktor utama kesehatan raga.

Saridi mengatakan, Jemaah merasa terpenjara di tengah kemerdekaan negaranya bahkan seorang narapidana saja masih dapat dikunjungi keluarganya dan mendapat kiriman makanan.

“Mengapa jemaah selama karantina memesan go food saja tidak boleh padahal dibayar dengan uang jemaah itu sendiri, ada apa dengan para jemaah umrah yang di perlakukan lebih hina daripada seorang narapidana,”Katanya.

Ia juga membeberkan kondisi Hotel yang mau enak sendiri setelah menerima bayaran bookingan karantina taruh jemaah sesuai bookingan perkara selesai. Tanpa memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan jemaah.

Atas semua hal tersebut diatas Saridi menilai bandara soekarno hatta dan hotel karantina di Jakarta tidak sepenuhnya siap bahkan cenderung tidak mampu untuk mengakomodir kedatangan para jemaah umrah.

FK Patuh Kalsel pun menyampaikan enam tuntutan yakni

  1. Membatalkan Karantina 1 hari menjelang keberangkatan dan 7 hari setelah kepulangan.
  2. 2Apabila terpaksa melakukan karantina maka karantina dilakukan di daerah asal masing-masing, mengingat bandara PPIU dari wilayah kami telah berstatus Bandara Internasional.
  3. Jemaah umrah Kalimantan menduduki Jemaah tertinggi ke lima di Indonesia.
  4. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Kalimantan Selatan (angkasa pura, Imigrasi, perhubungan dan kesehatan) telah menyatakan kesanggupan nya untuk menerbangkan Jemaah Umrah dan melakukan pengawasan terhadap protocol kesehatan termasuk karantina.
  5. Menjadikan Bandara syamsudinnor menjadi Bandara Embarkasi umroh.
  6. Kalaupun masin harus dilakukan karantina, maka karantina bisa dilakukan di Banua, ini akan berdampak positif atas peredaran uang dan pemerataan ekomoni Banua.

Sementara Kakanwil Kemenag Kalsel, HM Tambrin mengatakan KAnwil Kemenag mengikuti kebijakan yang ada. Namun saat ini ada keluhan terkait karantina di Jakarta.

“Ini yang perlu disampaikan ke Jakarta, lama karantina, termasuk Embarkasi haji di Syamsudin Noor ini adalah domain dari Kemenhub dan Imigrasi, Kemenag hanya menyiapkan jemaah dan prosedurnya,” katanya.

Ia sendiri sebagai Kakanwil Kemenag Kalsel ujarnya nanti jika mendapatkan undangan dari Direktorat Jendral PHU akan siap hadir mendampingi dari FK Patuh Kalsel.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *