Prof Azyumardi Peringatkan: Kalau Pak Jokowi Tidak Lakukan Langkah-Langkah yang Drastis, Maka

Presiden Joko Widodo (ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Profesor Azyumardi Azra menilai bahwa di periode ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) cenderung memperlihatkan indikasi akan meninggalkan warisan (legacy) negatif.

Ia pun memperingatkan bahwa jika Presiden Jokowi tidak melakukan langkah-langkah yang drastis, maka akan menimbulkan beban sejarah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Prof Azyumardi menilai bahwa di periode kedua, Presiden Jokowi memang mengalami perubahan sikap dan kebijakan dalam memimpin.

Bahkan, menurutnya, masyarakat hingga para pendukung sama-sama terkejut dengan perubahan sikap dan kebijakan Presiden Jokowi ini.

Namun, Prof Azyumardi menegaskan bahwa perubahan yang mengejutkan itu bukan dalam habis-habisan meninggalkan legacy positif.

“Tapi memperlihatkan berbagai indikasi kecenderungan gejala semakin banyaknya negatif legacy,” ujarnya pada Rabu, 9 Februari 2022, dilansir dari RMOL.

Prof Azyumardi menjelaskan bahwa warisan negatif selama periode kedua ini ditampilkan Presiden Jokowi melalui penerbitan Omnibus Law UU Cipta Kerja hingga UU Ibukota Negara (IKN).

Diketahui, Azyumardi turut menjadi inisiator Petisi 45 yang menolak UU IKN. Ia menilai bahwa UU ini muncul dan disahkan terlalu cepat.

Selain itu, ia menilai aspirasi masyarakat seolah tidak didengar. Kalaupun diklaim ada, menurutnya, aspirasi masyarakat itu sudah pasti sangat minim.

“Ini jadi preseden yang mengejutkan. Sehingga orang yang semula pro Jokowi menjadi bergeser lebih kritis,” ujarnya.

Prof Azyumardi pun menegaskan bahwa kritik orang-orang terdekat Jokowi itu bukan karena benci atau tidak menginginkan Jokowi memimpin negara ini sekali lagi.

Namun, katanya, kritik itu lebih kepada rasa sayang agar Jokowi dapat memberikan kebijakan dan warisan terbaik di akhir masa jabatannya.

“Kalau Pak Jokowi tidak melakukan langkah-langkah yang drastis gitu, maka ini akan menimbulkan beban sejarah karena di era Pak Jokowi ini demokrasi kita pertama kalinya mengalami langkah mundur,” tandas Prof Azyumardi.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *