Ramai Wayang Haram, Buya Yahya: Sudah Ada di Indonesia Sebelum Islam

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id — Video lawas ceramah Ustaz Khalid Basalamah membuat heboh publik. Pasalnya ia mengatakan bahwa memainkan wayang haram hukumnya dalam ajaran agama Islam.

Ustaz Khalid menyarankan agar para dalang atau kolektor memusnahkan wayang yang ada. Ia menyarankan agar umat Muslim sebaiknya menjadikan Islam sebagai tradisi dan budaya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Tentu saja saya sudah pernah bilang ke teman-teman sekalian, tanpa mengurangi hormat terhadap tradisi dan budaya, kita harus tahu, bahwa kita Muslim dan dipandu agama. Harusnya Islam dijadikan tradisi dan budaya. Jangan budaya di-Islamkan, susah. Meng-Islamkan budaya ini repot, karena budaya banyak sekali,” ujar Ustaz Khalid dalam tayangan video tersebut yang dikutip pada Senin (14/2).

“Kalau memang ini (wayang) peninggalan nenek moyang kita, mungkin kita bisa kenang dulu, ‘Oh, ini tradisi orang dulu seperti ini,’ tapi, kan, bukan berarti itu harus dilakukan, sementara dalam Islam dilarang. Harusnya kita tinggalkan,” sambungnya.

Lain hal dengan yang disampaikan Buya Yahya pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon. Buya Yahya berujar bahwa memainkan wayang tidak pernah dilarang dalam ajaran Islam.

Buya Yahya juga menjelaskan bahwa dulu para walisongo terutama Sunan Kalijaga menggunakan wayang sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Bahkan Buya Yahya berujar bahwa budaya wayang sudah ada di Indonesia jauh sebelum ajaran Islam masuk.

“Wayang itu merupakan budaya seni, sebelum adanya Islam, sudah ada wayang. Kemudian para walisongo terdahulu itu sepakat ingin menjadikan wayang sebagai media untuk berdakwah menyebarkan agama Islam,” kata Buya Yahya dalam tayangan YouTube Al-Bahjah TV.

“Soalnya waktu itu wayang banyak disukai oleh masyarakat. Sampai detik ini juga masih ada penggemarnya,” lanjutnya.

Kisah pewayangan memang sangat erat dengan ajaran dari agama Hindu. Namun, akhirnya para walisongo mampu mengubah kisah pewayangan tersebut agar tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

“Kisah wayang zaman Sunan Kalijaga itu banyak yang diubah. Kisah syiriknya diganti kisah Bagong, Semar, Gareng, Petruk, Togog. Karena kisah pewayangan kan diambil Hindu-Budha atau Ramayana dan sebagainya yang selalu menceritakan soal dewa. Dewa itu kan Tuhan selain Allah,” ujar Buya Yahya.

“Semar itu kan dikenal sebagai orang yang bijak. Para walisongo itu memang cerdas dalam mengislamkan masyarakat melalui budaya,” sambungnya.

Bentuk wayang yang menyerupai patung memang sempat jadi pertentangan karena haram di dalam ajaran Islam. Namun, pertentangan tersebut mampu menemui titik terang hingga akhirnya permainan wayang tidak dilarang.

“Urusan soal bentuk wayang, para ulama pernah mendiskusikan bersama. Lantaran wayang dianggap seperti patung, akhirnya sama mereka dipenyet menjadi tipis. Bukan bentuk berjasad,” ucap Buya Yahya.

Buya Yahya berpesan kepada para dalang yang ada di Nusantara untuk tetap mempertahankan tradisi dan budaya serta ciri khas wayang seperti zaman walisongo.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *