Kepemimpinan Islam Transformasional Haedar Nashir

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir (Foto: tangkapan layar)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Zulkifli Hasan Ketua (Umum Partai Amanat Nasional)

Jakarta, Hajinews.id — Minggu lalu warga Muhammadiyah khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya mendapatkan satu kabar gembira. Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. KH. Haedar Nashir, M.Si, tokoh ulama yang juga guru besar ilmu sosial politik, dinobatkan sebagai salah satu ilmuwan sosial terbaik di dunia versi Ad Scientific Index 2022. Bahkan masuk ke dalam daftar Top 37. Melalui tulisan ini, izinkan saya bercerita mengapa penghargaan dan pencapaian itu layak belaka.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saya mengenal Pak Haedar sebagai seorang pejuang sekaligus intelektual yang sudah teruji integritasnya. Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Pak Haedar menjadi ormas Islam yang teguh dan konsisten memperjuangkan nilai-nilai yang moderat, tengahan. Keislaman dan keindonesiaan berada dalam satu tarikan napas, tidak dipisah-pisahkan apalagi dibentur-benturkan. Hal inilah yang membuat Muhammadiyah bukan hanya menjadi organisasi yang penting dan diperhitungkan di Tanah Air, tetapi sekaligus menjadi kompas atau penuntun bagi arah umat dan bangsa.

Pemimpin Transformatif

Transformasi yang ditunjukkan Pak Haedar setidaknya bisa kita lihat di dua wilayah sekaligus. Pertama, di wilayah ide atau gagasan. Kepemimpinan Pak Haedar di wilayah ini ditunjukkan melalui karya-karya dan ceramah yang konsisten, membuat tradisi berpikir, meneliti, mengkaji, dan percaya pada ilmu pengetahuan menjadi semangat utama dalam Persyarikatan Muhammadiyah. Lahirnya kampus-kampus baru, inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, keberpihakan kepada kajian dan literasi, telah membuat Muhammadiyah menjadi organisasi yang konsisten memperjuangkan gagasan, ajek di wilayah itu, tidak gampang terombang-ambing oleh kepentingan ekonomi-politik yang mengiringi.

Kedua, di wilayah perjuangan dan aktualisasi. Pak Haedar sadar betul bahwa nilai utama Muhammadiyah terletak pada kemampuannya memegang integritas. Integritas di sini berarti sikap konsisten memperjuangkan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, bahkan dari Muhammadiyah sendiri, yakni memperjuangkan kepentingan umat, bangsa dan negara, kemanusiaan, tingginya Islam di muka bumi (izzul Islam wal muslimin). Sikap perjuangan inilah yang membuat Muhammadiyah terus tumbuh sebagai organisasi yang mengayomi dan melayani kepentingan umat dan bangsa yang lebih besar, bahkan menyumbang untuk peradaban.

Pada masa kepemimpinan Pak Haedar lahir kampus-kampus Muhammadiyah yang baru, bahkan kampus siber yang merupakan inovasi di tengah pesatnya perkembangan internet dan dunia digital. Kampus-kampus ini tidak hanya diperuntukkan bagi warga Muhammadiyah, tetapi masyarakat umum, apapun agama dan latar belakang sukunya. Saya sering ceritakan fenomena Universitas Muhammadiyah Kupang di NTT yang mayoritas mahasiswanya justru beragama Katolik. Atau Universitas Muhammadiyah Papua yang banyak para suster dan biarawan bersekolah di sana.

Begitu pula dengan dibangunnya Rumah Sakit-Rumah Sakit atau Klinik Utama Muhammadiyah dan Aisyiyah di berbagai kota di Indonesia, sangat membantu masyarakat dari berbagai kalangan dan latar belakang. Terbentuknya Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) telah membantu bangsa ini menghadapi pandemi dan menyelamatkan banyak nyawa pada masa pandemi. Belum lagi jika kita perhitungkan juga peran Lazismu, MDMC, dan berbagai inisiatif kemanusiaan Muhammadiyah lainnya yang luar biasa. Pada masa kepemimpinan Pak Haedar peran-peran Muhammadiyah terasa lebih inklusif dan bersifat melintasi.

Inilah yang saya sebut aktualisasi Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan Islam yang paripurna, gerakan dakwah yang mensyiarkan nilai-nilai luhur ajaran Islam, dan gerakan tajdid yang membawa spirit pembaharuan. Bagi saya Pak Haedar mengerti betul semangat ini, kemudian ia mentransformasikannya menjadi berbagai program dan aksi nyata di lapangan. Sebagai bentuk aktif mewujudkan negara yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.

Model Perjuangan

Pemikiran-pemikiran semacam inilah yang sering saya diskusikan bersama Pak Haedar di berbagai kesempatan. Sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), saya intens berdiskusi dengan Pak Haedar sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Boleh dikatakan segala keputusan strategis yang akan saya ambil di PAN, apalagi berkaitan dengan persoalan keislaman dan kebangsaan, selalu saya diskusikan dan konsultasikan dengan Pak Haedar. Dari beliau, kami banyak mendapatkan petunjuk, nasihat, dan amanah untuk selalu berada di ‘tengah’ kepentingan umat dan bangsa.

Begitupun sebaliknya, Pak Haedar banyak menitipkan aspirasi warga Muhammadiyah maupun umat Islam secara umum kepada PAN untuk diperjuangkan di parlemen. Saya katakan kepada para anggota legislatif maupun pemimpin eksekutif dari PAN: Memperjuangkan aspirasi Muhammadiyah adalah memperjuangkan aspirasi umat. Memperjuangkan aspirasi umat adalah memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Maka sifatnya wajib untuk diikuti dan diperjuangkan.

Dalam hal ideologi, gagasan, dan platform politik yang dikerjakan PAN hari ini, saya kira semakin relevan dengan gerak langkah Muhammadiyah. Pemikiran yang saya kemukakan tentang Islam Tengah, Islam yang superior, mengayomi yang lemah, menghargai perbedaan, menjadi rahmat bagi sekalian alam, merupakan pemikiran yang relevan dengan gagasan moderatisme yang sering digaungkan Pak Haedar. Boleh dikatakan saya banyak terinspirasi oleh pemikiran Pak Haedar, menjalankan syiar dakwah dan politik kebangsaan yang sama, karena saya percaya kami memiliki visi dan tujuan yang sama untuk membangun umat dan bangsa yang lebih baik di kemudian hari.

Kepada para kader PAN, saya selalu pesankan agar menjaga relasi dan kedekatan dengan Muhammadiyah di berbagai lapisan. Mulai dari ranting, cabang, daerah, wilayah hingga pusat. Datangi PDM atau PWM. Jalin silaturahmi. Dengarkan aspirasi mereka. Karena saya sebagai Ketua Umum PAN senantiasa berjalan beriringan bersama Pak Haedar sebagai Ketua Umum Muhammadiyah.(deticom)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *