Gus Baha mengatakan peristiwa Isra Mi’raj itu bertemunya Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT. dan awal mula perintah salat lima waktu. Itu merupakan hasil dari perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
“Isra Mi’raj, kita yakin Nabi Muhammad ketemu dengan Allah SWT.,” kata Gus Baha, dilansir dari unggahan video di kanal YouTube Kalam Kajian Islam, Senin (28/02/2022).
Menurut Gus Baha dalam peristiwa Isra Mi’raj, Nabi terbang ke langit pada malam hari dan malam itu juga bisa kembali ke Mekkah. Peristiwa Isra Mi’raj tersebut pertama kali dibenarkan oleh Abu Bakar Ashidiq, yang kemudian dibenarkan semua orang yang memiliki akal dan pemikiran.
“Peristiwa Isra Mi’raj dianggap aneh karena terjadi dalam semalam. Maka banyak orang Quraish yang tidak percaya,” katanya
Pada saat Mi’raj, lanjut Gus Baha, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. dan cerminan dialog antara Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT. itu ada dalam bacaan tasyahud.
Pertemuan Nabi SAW dengan Allah SWT
Menurut Gus Baha, ketika Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. dimakomil mukahafah, itu Nabi Muhammad berkata Allah, “Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah.”
“Artinya Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semua kehormatan semua kesucian semua apa saja yang baik, itu hanya milik Allah,” ujar Gus Baha
Kemudian Allah SWT. menjawab, “Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh.”
Kemudian Nabi sangat merasa tidak egois telah mendapat rahmat dan berkah dari Allah SWT. Nabi kemudian ingat umatnya.
“Sehingga Nabi minta kepada Allah supaya keselamatan itu tidak khusus beliau, tetapi juga merambah ke umatNya yang lain. Yang islam dan sholeh,” jelasnya.
Kemudian Nabi usul kepada Allah, “Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin.”
Setelah itu kemudian Nabi Muhammad SAW bersama para malaikat mengucapkan kalimat.
“Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.”
Gus Baha menyebut salat itu hasil dari Mi’raj, maka kalimat-kalimat itu ditetapkan oleh ulama sebagai kaefiyahnya tasyahud.
“Jadi kira-kira gaya duduknya nabi pas sungkeman kepada Allah ya kaya duduk kita ketika tasyahud,” tandasnya.