Keras! Ketua MUI: Pria yang Minta Hapus 300 Ayat Alquran Perlu Diperiksa Dokter Jiwa!

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, Hajinews.id — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwa yang juga Anggota Dewan Pakar Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP IPHI) KH Muhammad Cholil Nafis angkat bicara terkait viral seorang pria minta 300 ayat Alquran dihapus. Sebab, dianggap biang intoleransi.

Menurut Cholil Nafis, pria yang diduga sebagai pendeta bernama Saifuddin Ibrahim itu perlu diperiksa zahir batinnya. Baik itu oleh dokter jiwa maupun aparat penegak hukum guna terus terjaganya toleransi di Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Perlu diperiksa Zahir Batinnya, baik oleh dokter jiwa dan aparat penegak hukum agar toleransi terus terjaga di Indonesia,” kata Cholil dikutip dalam akun Twitternya @cholilnafis Senin,(14/3/2022).

Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial (Medsos) sebuah video dari seorang pendeta bernama Saifuddin Ibrahim yang meminta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Quran. Dia menilai ayat-ayat itu berakibat akan adanya intoleransi dan radikalisme di Tanah Air.

“Kalau perlu pak Menag, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, radikal, dan membenci orang lain karena beda agama itu diskip atau direvisi atau dihapuskan dari Al-Quran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” kata Ibrahim dikutip dari YouTube pribadinya.

Tak berhenti sampai disitu, Ibrahim turut meminta Menag agar ayat suci yang diklaimnya keras tidak diajarkan di lingkungan pendidikan, baik itu pesantren maupun madrasah. Permintaan ini, kata dia, untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari kehancuran.

“Menjadi perhatian saya agar ayat Alquran itu keras tidak diajarkan di pesantren, atau pun madrasah di seluruh Indonesia. Merevisi semua kurikulum itu agar tidak menghancurkan bangsa kita,” ujarnya.

Dia turut menyebut, bahwa selama ini teroris datang dari pesantren. Menurut dia, tak ada satu pun sekolah Kristen yang menghasilkan teroris.

“Kita sadari selama ini semua teroris datangnya itu dari pesantren, tidak ada teroris datang daei sekolah Kristen. Enggak mungkin,” katanya.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *