Kabar dari Masjidil Haram: Kini Penuh Sesak Jamaah, Namun Jangan Khawatir Tak Dapat Takjil Saat Buka Puasa

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Impian bagi kebanyakan orang Islam adalah bisa beribadah di Masjidil Haram Mekah dan Masjid Nabawi Madinah. Apalagi saat puasa Ramadhan seperti sekarang ini.

Dan Ramadhan 1443 H / 2022 M ini, baik Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Madinah sudah dibuka untuk jamaah umum, setelah pada dua puasa Ramadhan kemarin, yakni tahan 1441 H dan 1442 H tertutup untuk jamaah umum.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jamah sedang menikmati takjil saat buka di Masjidil Haram, Mekah, Kamis (foto nur fauzan for sigijateng)

Karena sudah dibuka untuk umum, maka jamaah umrah pun terus berdatangan dari penjuru dunia memenuhi Masjidil Haram, termasuk jamaah dari Indonesia.

Wakil Ketua IPHI Jateng KH Nur Fauzan Ahmad, MA, yang saat ini berada di Mekah menjadi pembimbing jamaah umroh biro Mastour (PT Masy’aril Haram Tour dan Travel) mengabarkan kondisi tanah suci sudah hampir 100 persen kembali normal. Masjidil Haram sudah penuh sesak jamaah, sehingga shaf sholat juga sudah rapat seperti sebelum pandemik. Tanpa ada yang renggang antar satu jamaah dengan yang lain.

“Barisan sudah rapat. Sudah padat. Jadi, jika sudah dapat tempat lalu pergi sebentar dari tempat duduk, begitu kembali sudah diisi orang lain. Tapi memang masih diharuskan pakai masker,” kata Nur Fauzan, Jumat (8/4/2022).

Hal yang membedakan selain dianjurkan tetap pakai masker, kata Kiai Nur Fauzan, yakni, jamaah belum bisa menyentuh kabah. Disekitar kabah diberi pembatas yang dijaga oleh polisi agar jamaah yang sedang thowaf tidak mendekat kabah. Dengan demikian, maka tidak ada kesempatan untuk menyentuh dinding kabah atau mencium hajar aswad.

“Dan orang yang diperbolehkan masuk di mataf (pelataran) kabah hanyalah orang yang berpakain ihram. Kalau ingin masuk pelataran kabah namun memakai pakaian biasa, jangan harap bisa masuk,” terang Sekum Badko LPQ Jateng ini.

Agar teratur juga dibuat pintu masuk berbeda antara jalan jamaah yang menuju mataf kabah dan menuju dalam masjid. Dan pintu menuju mataf dijaga ketat polisi, hanya jamaah yang memakai pakaian ihram saja yang boleh masuk pintu tersebut.

“Jika sedang tidak umrah, ada jamaah Mastour yang ingin melakukan thawaf, ya harus pakai baju ihram. Ini berbeda dengan sebelum pandemic kemarin,” kata Fauzan, Sekretaris Komisi Pembinaan Seni Budaya Islam MUI Jateng ini.

Soal shalat tarawih antara sekarang dengan Ramadhan sebelum pandemic, menurut Kiai Nur Ahmad juga berbeda. Shalat tarawih Ramadhan sekarang ini berdurasi lebih cepat dan jumlah rekaatnya juga lebih sedikit. Ini terjadi juga karena masih pandemi.

“Untuk rekat tarawih dan witir Ramadhan ini hanya 11 rekaat. Ayat Alquran yang dibaca juga tidak panjang. Rekaat 1 sampai 8 membaca ayat Alquran secara acak dari juz 1 sampai juz 29. Rekaat 9 dan 10 membaca surat dari juz 30. Pada rekaat sebelas membaca surat Al Ihlas dan membaca doa qunut pada saat I’tidal. Dulu, sebelum pandemic shalat tarawih jumlah rekaatnya banyak dan lama,” ucapnya.

Bagaimana dengan buka puasa? Kiai Fauzan mengatakan bagi orang yang berpuasa yang saat waktu buka puasa berada di pelataran kabah, di dalam masjid atau sekitar masjid jangan khawatir tidak bisa buka. Di sana banyak orang yang sengaja membawa takjil untuk dibagikan kepada para jamaah secara gratis. Bahkan, satu orang bisa mendapatkan lebih dari satu paket.

“Banyak muhsinin disini. Kalau di dalam masjid memang menu takjil lebih sederhana, yakni berupa air zam-zam, kurma dan roti. Kalau di pelataran atau depan masjid, sudah dibungkus dalam satu paket berisi lebih banyak ada air putih, kurma, biskuit, roti dan juz buah. Satu orang bisa dapat lebih 1 paket,” katanya.

Bagaimana dengan ibadah umrah, kata Fauzan, juga tidak ada batasan untuk umrah. Ini sudah seperti saat sebelum pandemic dulu. Dan jamaah Mastour sangat bersemangat dan senang. Jamaah merasa puas bisa umrah bersama Mastour karena selama 5 hari di Mekah bisa melakukan umrah sampai 4 kali. Bahkan ada beberapa jamaah yang melakukan umrah sampai 5 kali, dengan miqat yang berbeda-beda.

“Kita melakukan umrah dengan miqat dari tempat berbeda yakni Yalamlam, Ji’ronan, Tan’im dan Hudaibiyah. Ini semua difasilitasi biro Mastour, tidak berangkat sendiri-sendiri. Jadi selain bisa umrah wajib untuk diri sendiri, bisa umrah badal untuk keluarga para jamaah masing-masing yang sudah meninggal dunia. Ini jamaah senang banget,” ungkap dosen Undip Semarang ini.

Dan untuk menambah amalan ibadah selama di tanah suci, jamaah mastour juga diajak khotaman AL Quran 30 juz, di masing-masing satu orang satu juz. Ini dilakukan setiap usai sholat tarawih. Namun khusus jamaah yang mau dan bisa. Bagi yang tidak bisa cukup ikut mendengarkan. “Setelah Khotaman Al Qu’ran, dilanjutkan tahlil dan doa. Kita mendoakan ahli kubur masing-masing dan umat Islam semua. Jamaah juga senang kegiatan ini,” katanya.

Salah satu jamaah umrah Mastour, Priyantono, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMPN 2 Karangtengah Demak mengaku senang bisa ikut umrah bersama Mastour. Karena bersama Mastour bisa melakukan ibadah umrah sampai 4 kali. Dan 4 kali umrah semua difasilitasi biro umroh.

“Alhamdulillah saya sudah diberi kesempatan Allah beberapa kali umrah, baru kali ini bersama Mastour. Ikut biro lain saya hanya umrah sekali. Kali ini bisa empat kali umrah dengan Miqat berbeda-beda. Pembimbingnya juga bagus. Alhamdulillah, saya senang dan puas,” kata Priyantono.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *