UAS: Makmum Wajib Tahu Ini, Haruskah Membaca Al-Fatihah Lagi Setelah Imam Membacanya? Ini Penjelasannya

Membaca Al-Fatihah
Ustadz Abdul Somad atau UAS
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id Membaca Al Fatihah merupakan salah satu dari 13 rukun salat.

Karena termasuk rukun, maka membaca Al Fatihah wajib dilakukan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Baik itu pada salat fardhu maupun salat sunnah dengan jahr atau sirr.

Jika ditinggalkan secara sengaja, maka secara syar’i salat yang dilakukan itu tidak dianggap alias tidak sah.

Hal itu sebagaimana Hadist Nabi SAW:

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَامِتِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ [رَوَاهُ البُخَارِي]

Artinya: dari ‘Ubadah bin Shamit (diriwayatkan), Rasulullah saw bersabda, tidak sah salat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul-Kitab (al-Fatihah) [HR Bukhari No. 723].

Imam Syafi’i dan sebagian ulama berpendapat bahwa bacaan Al-Fatihah wajib dilakukan pada setiap rakaat dalam salat.

Lalu, bagaimana jika imam sudah membaca Al-Fatihah, haruskah makmum membacanya lagi?

Menurut penjelasan Ustadz Abdul Somad atau UAS, membaca Al-Fatihah bagi makmum hukumnya ada tiga.

“Menurut Mahzab Hanafi, makmum tak perlu membaca. Karena bacaan imam sudah menjadi bacaan makmum” kata UAS.

“Yang kedua menurut Mahzab Syafi’i, makmum mesti membaca (Al-Fatihah),” terang UAS.

UAS menyampaikan, Mahzab Syafi’i ini menjelaskan bahwa Nabi SAW mengatakan salat menjadi tidak sah jika tidak membaca Al-Fatihah.

“Mahzab yang ketiga Maliki, kata Mahzab Maliki ‘kalau imamnya baca (Al-Fatihah), makmumnya dengar, maka makmum tak perlu baca karena telinganya sudah mendengar’,” terang UAS.

Sehingga, untuk memudahkan cara makmum mengingat mengenai bacaan Al-fatihah, sebagai berikut:

Mahzab Hanafi: “Mau dengar tak dengar, tak perlu baca. Karena imam sudah baca,” jelas UAS.

Mahzab Syafi’i: “Mau dengar tak dengar, wajib baca. Karena makmum ibadahnya tanggung jawab sendiri,” tambah UAS.

Mahzab Maliki: “Kalau salatnya (bacaan imam) dengar, makmum tak perlu baca, tapi kalau salatnya sir makmum mesti baca,” ungkap UAS.

Lantas, Ustadz Abdul Somad lebih condong menggunakan Mahzab yang mana?

“Saya condong ke Mahzab Syafi’i. Maka kalau saya jadi makmum, saya tetap baca Al-Fatihah,” ungkap UAS.

Tapi, kata UAS, dirinya tak menyalahkan kalau ada orang yang condong menggunakan Mahzab Hanafi atau Mahzab Maliki.

Penjelasan UAS tersebut dikutip dari tayangan video Youtube Fodamara TV.

Kapan Makmum Mulai Membaca Al-Fatihah?

Dijelaskan Ustad Abdul Somad, dalam mazhab Syafi’i, ada dua pendapat yang membahas soal kapan makmum mulai membaca Al Fatihah.

“Kalau kita ikut mazhab Syafi’i, kapan makmum baca Al Fatihah? Dua pendapat,” kata ustadz yang akrab disapa UAS ini.

Pendapat pertama menyebutkan bahwa makmum baru membaca Al Fatihah setelah imam membacanya.

Tepatnya yaitu setelah imam mengakhiri Al Fatihah dengan bacaan ‘Aamiin’.

Lalu pendapat kedua menyebutkan bahwa makmum mengikuti bacaan imam.

“Pendapat kedua, diikutinya bacaan imam, atau serentak dia dengan imam,”

“Begitu imam selesai baca Al Fatihah, dia tak baca lagi,” tambah Ustad Abdul Somad.

UAS pun kemudian mengungkapkan pendapat mana yang diikutinya.

Antara dua pendapat itu, UAS sendiri lebih memilih mengikuti pendapat yang pertama, yaitu membaca Al Fatihah setelah imam selesai membacanya.

“Ustad, pendapat mana yang ustad pilih? Saya membaca Al Fatihah setelah imam membaca Al Fatihah,” sebutnya.

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *